Haiii 🤗
Mengawali part ini dengan perasaan menggebu, dan mengakhiri dengan jiwa yang bergelora 😛
Happy Reading 💜
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Nathan mendengus dan menggeram sambil mencengkeram kemudinya erat-erat, dia berharap untuk tidak terbawa emosi mengenai apa yang barusan terjadi. Kesalahpahaman Lea tampaknya membuat wanita itu menjadi tidak terkendali. Meski sebenarnya apa yang disampaikan Lea itu benar, bahwa dia tidak berhak untuk mengatur atau memaksa dirinya. Namun yang tidak diterimanya adalah semua perhatian yang dia berikan, dianggap Lea hanya sekedar babysitting belaka.
"Fuck my life!" umpatnya sambil memukul setirnya dengan geram.
Untuk meluapkan kekesalan, dia kembali menginjak pedal gas dalam-dalam dan menyetir dalam kecepatan tinggi tanpa tujuan. Dia semakin menggeram ketika ponselnya berbunyi.
"Halo!" desisnya geram saat mengangkat telepon.
"Where are you? You okay?" terdengar suara Ken dari sebrang sana.
"No, I'm not! Why?"
"Can you come to my place right now? Because there's a bad-ass tries to approach Wayne's little sister. She seems uncomfort and I..."
Mendengar kabar bahwa ada bajingan yang mendekati Lea, tentu saja hal itu semakin membuat Nathan naik pitam. Dia meminta Ken mengawasi Lea dan akan segera menuju ke restorannya dalam waktu sesingkat mungkin, karena posisinya yang masih belum begitu jauh dari area restoran yang memang tidak jauh dari gedung apartemen Lea.
Ketika Nathan tiba di restoran itu, Ken mengarahkannya pada meja yang diduduki Lea, dimana dia bisa menangkap satu sosok bajingan yang pernah ditemuinya di klub. Heck! Apakah mungkin bajingan itu mengejar Lea sampai ke sini? Bukankah bajingan itu sudah cukup mabuk saat Nathan memberi pelajaran padanya?
"Easy, Brother. I don't want any fight in my place, is that clear?" suara Ken membuyarkan pikiran Nathan, diiringi tepukan ringan di bahu.
Tanpa menoleh pada Ken, Nathan mengangguk saja, sebab dia tidak bisa mengalihkan tatapannya dari bajingan yang sedang menyeringai sinis itu. Dia menahan diri untuk tidak melayangkan pukulan kepada orang itu yang sepertinya sudah mengenalnya.
Begitu bajingan itu pergi, disitu Lea menggenggam tangannya dan menyandarkan kepala di pinggangnya. Hal itu membuat Nathan segera berlutut di samping kursi yang diduduki Lea, dan menatapnya dengan seksama.
"Hey, kamu baik-baik aja? Apa yang dia lakuin sama kamu, sampai ketakutan begini? Bilang sama aku, mumpung dia belum jauh," tanya Nathan dengan cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN LOVE (SUDAH TERBIT)
RomanceCerita ini sudah pernah dipublikasi dan ditamatkan pada Des 2017 - Feb 2018. Revisi dimulai tanggal 18 Maret 2019... Jika ingin membaca, dimohon bersabar. Jangan uber minta upload karena saya revisi kalau lagi mood dan kalau lagi sempat saja. *****...