Part 21 - No Strings Attached

37.8K 2.6K 58
                                    

"It was clear to me.
In his pack of cards, I was no queen
The king liked his jokers."


Lea masih ingin tidur. Dia lelah. Sangat lelah. Rasa nyeri menjalar di sekujur tubuhnya, bahkan menusuk sampai ke tulang. Matanya masih terasa berat, tapi ada gangguan di balik punggungnya, yang membuat Lea merasa tidurnya sudah terganggu.

Lea berusaha mengabaikan gangguan itu dengan menarik selimut untuk menutupi tubuh sampai batas leher. Tapi gangguan itu datang kembali. Dia merasakan kehangatan di lekuk leher belakang, seolah ada yang mengendus di situ, juga usapan lembut di punggungnya.

"Lea."

Suara familiar yang begitu lembut memanggilnya, samar-samar terdengar. Mau tidak mau, Lea membuka mata. Dia melihat jendela besar dengan tirai yang belum tertutup, menampilkan hujan lebat disertai suara petir yang menggelegar di luar sana.

Dia mengerjap sambil terdiam selama beberapa saat, mencoba mengumpulkan kesadaran dan mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Berada di pantai. Menikmati kelapa. Berbelanja. Kehujanan. Berargumen. Lalu... oh shit! Lea langsung bangun dan duduk dengan mata yang melebar kaget.

Lea mengusap kepalanya dengan gusar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lea mengusap kepalanya dengan gusar. Demi apapun, dia menjadi panik. Memori tentang dirinya yan sedang bercinta dengan Nathan langsung memutar di otaknya. Dan ketika ada sebuah cengkeraman di bahunya, dia memekik kaget sambil menoleh dengan ekspresi ngeri.

"Hey, it's me," ujar Nathan menenangkan sambil menatapnya cemas.

Lea mengerjap panik. Dia menunduk dan matanya semakin melebar ketika mendapati dirinya tidak mengenakan apapun. Spontan dia menutup tubuhnya dengan selimut, sambil mencengkeram erat.

"Lea," kembali Nathan memanggil. "It's okay. It's alright."

Lea terkesiap ketika Nathan memeluknya. Ya Lord, Lea menjadi semakin panik. Mereka berdua masih sama-sama belum berpakaian dan berbagi selimut yang sama. Bahkan Lea bisa merasakan betapa hangatnya tubuh Nathan, karena pria itu juga telanjang seperti dirinya

"Jangan panik, okay? Aku di sini," ucap Nathan sambil mengusap punggung, lalu mengecup pucuk kepalanya dengan lembut.

Lea memejamkan mata dan menarik napas panjang. Dia mencoba menenangkan diri sambil berpikir untuk menghadapi situasi yang terjadi saat ini. Yaitu : Jangan panik. Harus tenang. Kendalikan diri. Bersikap santai. You can do it, Lea, batinnya pelan.

"Hey, are you okay?" tanya Nathan cemas, sambil menunduk dan menarik diri untuk memperhatikan Lea dengan seksama.

Lea mengangguk cepat. "Aku... Cuma... Mmmm..."

Lea benar-benar kebingungan mencari kalimat yang sesuai untuk kondisi saat ini. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan bersama pria yang pernah menolaknya dalam keadaan telanjang, dan sudah bercinta sebelumnya.

UNSPOKEN LOVE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang