Love:Death 3

392 29 3
                                    

Happy Reading All~~

Taylor POV

"Taylor, bisa kau kirimkan ini. Aku tidak sempat untuk menghantarkan ini."

Managerku menghampiriku dan memintaku untuk menghantarkan sebuah barang. Sebenarnya kerjaanku saat ini tidaklah banyak dan masih banyak waktu untuk bersantai. Mungkin apa salahnya untuk sedikit berbakti pada manager sendiri.

"Ah, iya pak. Saya juga lagi tidak terlalu sibuk."

"Ah terima kasih Taylor. Ini alamatnya."

Dia memberikanku secarik kertas yang sudah tertera alamatnya.

"Tolong Taylor, jaga barang ini dengan baik. Jangan sampai rusak."

"Baiklah pak, saya akan menjaganya dengan baik. Percaya saja denganku."

Managerku tersenyum dan akupun pamit untuk segera pergi. Sebelum aku pergi, aku pasti mendapat sedikit masalah dari orang itu.

"Hei Bunny, kau mau kemana? Mau pergi menjadi pelacur yah. Memangnya hargamu berapa, boleh aku boking. Hahahaha."

Aku hanya diam dan tidak menghiraukan perkataannya. Jika aku menghadapinya, bisa bisa pesanan manager tidak sampai dengan cepat. Lagipula jika menghadapinya akan membuat kepala menjadi pusing.

Aku kemudian segera menuju ke parkiran dan mengambil motorku. Alamat ini lumayan dekat dari kantor. Aku berharap semoga tidak ada masalah selama aku di perjalanan. Akupun segera menyalakan motorku dan berangkat pergi ke alamat tersebut.

Tidak butuh waktu setengah jam, akhirnya aku sampai di alamat tersebut. Alamat tersebut menunjukkan sebuah rumah yang sederhana dan juga indah. Aku kemudian turun dari motor dan menuju ke pintu rumah. Aku kemudian menekan bel dan menunggu pemilik rumah untuk keluar. Tidak lama pemilik rumah pun akhirnya keluar. Terlihat seorang wanita yang cantik membuka pintu.

"Ya, siapa?."

"Permisi... saya dari perusahaan Cloark ingin mengirimkan ini."

"Oh, ternyata dari Mark. Ternyata dia ingat."

"Maaf, anda mengenal Pak Manager?."

Oh tidak, aku keceplosan. Sangat tidak sopan mengatakan hal tersebut.

"Oh.. tentu saja, aku istrinya."

"Ah, benarkah? Aku sungguh tidak mengira bahwa dia telah menikah."

"Ya begitulah, dia sangat tertutup dengan kehidupan pribadinya dan sepertinya kau sangat beruntung karena disuruh untuk membawakan kiriman ini. Dia sangat jarang menyuruh orang mengirimkan barang pribadi."

"Ah, benarkah?."

"Ya begitulah, dia orangnya tertutup, aku saja masih kadang ada yang di sembunyikan. Hahaha."

"Hahaha, begitu yah."

"Eh, kamu mau minum dulu atau makan?."

"Ah.. nggak usah nyonya, aku harus kembali ke kantor segera."

"Oh, begitu yah. Sayang sekali mendengarnya."

"Ahaha... maafkan saya nyonya."

"Baiklah, hati hati di jalan yah."

Aku kemudian menuju ke motorku. Aku kemudian menyalakan mesin dan bersiap untuk pergi.

"Eh, tunggu tunggu. Nama kamu siapa?."

Aku kemudian segera mematikan mesin motorku.

"Nama saya Taylor nyonya."

"Oh Taylor, saya Jean. Taylor bolehkah saya meminta tolong."

Dunia MenangisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang