○°˙♡˙°○.
Elena berjalan terburu-buru menuju sebuah bar. Dia baru saja pulang bekerja dari wonderful cafe. Tadi siang elise mengiriminya semua pesan untuk bertemu malam ini. Seharusnya dia sudah datang sejak pukul tujuh tadi, tapi karena pelanggan cafe yang terakhir memesan banyak kue membuat dia bekerja lembur dan akhirnya baru datang kemari pukul 8 malam.
Elena tau dia sudah sangat terlambat untuk bertemu dengan elise. Tapi elise mengatakan dia akan tetap menunggu karena ada hal penting yang akan gadis itu bicarakan padanya. Elena masuk ke dalam bar dan mencari keberadaan elise. Gadis itu tersenyum melihat elise yang tengah duduk sendiri di salah satu meja bar sambil memandang seorang pria yang tengah menyanyi di panggung kecil yang disediakan cafe itu.
Elena berjalan cepat menggampiri meja itu.
"Maaf, kau pasti bosan menunggulu sejam lebih." Elena menunjukkan raut menyesal dan menatap elise."Tak apa. Ayo duduk dulu. Kau pasti capek pulang kerja." Elena mengangguk dan duduk di hadapan elise. Elena menatap dua gelas yang sudah tersedia di atas meja. Keningnya mengerut dalam.
Seakan tau kebingungan elena yang menatap lama dua gelas di hadapannya. Elise tersenyum.
"Aku kemari bersama suamiku.""Oh benarkah? Dimana dia? Aku ingin bertemu dengannya. Seperti apa pria yang sudah merebut hati adikku dan menikahimu tanpa persetujuanku."
"Dia sedang ke toilet. Ah itu dia." Elise menunjuk ke arah belakang elena. Dan perlahan elena berbalik ingin melihat seperti apa wajah suami adiknya, elise. Pria yang sudah mencuri hati adiknya. Pria yang sudah menjaga, meyayangi elise dan memberikan kebahagiaan untuk adiknya selama dia tak ada di sisi elise.
Elena terdiam dan menatap Brian dengan intens. Brian berjalan tegap ke arahnya -lebih tepatnya ke arah meja mereka. Pria itu mengenakan celana panjang hitam dengan kemeja biru press body yang mencetak tubuh atletisnya. Pria itu sangat tinggi dengan kaki panjang yang melangkah lebar. Wajahnya sangat tampan hingga elena tak bisa berpaling sedikitpun dari keterpesonaannya. Dengan rahang tegas yang tinggi. Alis yang hitam, mata biru yang tajam, dahi lebar yang sexy dan bibir penuh yang menggoda. Jangan lupakan rambut tebal nan hitam milik pria itu. Elena terpesona didetik pertama dia melihat brian. Bahkan ketika brian berada di sampingnya dia masih belum kembali sadar.
Brian duduk di samping elise dan menatap elena dengan seksama. Pria itu terkejut melihat elena. Dia tak pernah tau ada seorang gadis yang sangat mirip dengan istrinya. Benar-benar mirip bagaikan pinang dibelah dua. Hanya penampilan mereka yang membedaknya.
"Elena, perkenalkan dia Brian Fernandez suamiku." Suara elise akhirnya menyadarkan elena dari keterpesonaan.
"Sayang, dia elena saudari kembarku."
Elena mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan brian. Brian menatap bergantian tangan dan wajah elena. Dia masih sulit untuk mempercayai ada gadis yang memiliki wajah sama persis dengan istrinya.
Meresa diabaikan elena menarik tangannya dengan pelan dan tersenyum canggung untuk menutupi rasa malu dan kesalnya. Melihat hal itu elise langsung menyenggol lengan brian hingga pria itu menoleh ke arahnya.
"Apa?" Tanya brian bingung. Dia sama sekali tak menyadari sikap kasar yang dia tunjukkan tadi. Elise mendelik kesal.
Sebenarnya banyak hal yang ingin elena katakan pada brian. Dia ingin mengatakan terima kasih sudah menjaga dan mencintai elise. Tapi semua itu tertahan dan ditelannya kembali setelah mendapat penolakan dari brian.
![](https://img.wattpad.com/cover/125857350-288-k792270.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Expensive Baby [Update Di Webnovel]
General Fiction"Maukah kau tidur dengan suamiku hingga hamil dan melahirkan anaknya?" Elena Wasley bertemu kembali dengan kembarannya, Elise. Dia meminta bantuan Elena untuk mengandung anak dari suaminya, Brian Fernandez. Tentu saja, Elena menolak karena sebentar...