Sebelumnya aku mau bilang, maaf belum bls comment kalian di part 15 kemarin. Aku lagi semangat nulis.
Jika brian kejar tayang buat menyentuh elena seminggu full, maka aku kejar tayang buat nulis terus cerita ini agar cepat selesai. Seriusan ya, cerita ini panjaaaanggggg dan complicated banget. Ini aja belum ada setengah dari keseluruhan cerita. Mangkanya aku harus semangat nulis buat kejar deadline.
Dan kalian pasti pada senang, karena aku jadi cepat update. Aku semangat nulis juga karena cerita ini masuk rating 25 in general fiction. Siapa tau bisa naik lagi, amien. Memang sih sebuah cerita gk bisa diukur dari rating, viewers atau voters tapi jadi penyemangat klo masuk rating tinggi dibanding cerita lain. Juga karena banyaknya dukungan, semangat dan comment kalian terhadap ceritaku inj. Thank you very much, dear. ♡
Gk ada bosennya aku bakalan bilang klo ini sama sekali gk aku edit. Jadi typo nya pasti banyak buangedddd.
Part ini juga lumayan panjang, kaya author note gk penting ini. Hehehe
Happy reading , dear..
.◎°˙♡˙°◎.
Elena sedang mengangkat cake dari oven. Tadi pagi dia terlambat datang. Tapi beruntung dia memiliki boss seperti shelina. Gadis itu sangat baik dan pengertian. Elena tau perjalanan sulit shelina hingga dia akhirnya bisa membuka cafe ini. Walau setengah dana membuka berasal dari uang tunangannya. Shelina dulunya adalah seorang pelacur yang menjajakan tubuhnya di club malam, hingga dia bertemu pria dewasa, seorang duda yang sangat matang. Yang kini menjadi tunangan shelina dan sebentar lagi akan menikahinya. Sungguh beruntung nasib shelina, mendapat calon suami yang baik, tampan dan pemilik perusahaan besar. Walau usia pria itu 48 tahun dan memiliki seorang anak yang sudah dewasa tapi setidaknya kehidupan gadis itu tak sesulit elena saat ini.
Elena menghembuskan napasnya pelan. Membuang jauh kesedihan dan ratapan hidupnya. Hidup terus berjalan. Dia harus semangat dan kuat untuk menghadapi semuanya.
Elena melanjutkan pekerjaannya yang sedang menghias cake. Tiba-tiba Merina masuk dan memanggilnya. Merina adalah pelayan di Cafe. Seorang mahasiswi yang bekerja part time di Wonderfull Cafe.
“Kak elena, ada kembaran kakak di depan.”Elena mengerutkan kening mendengar ucapan Merina. Elise ada di Wonderfull Cafe. Ada perlu apa?
Dengan cepat elena berjalan keluar. Dia berdiri di pintu penghubung. Matanya menyusuri Cafe mencari keberadaan elise. Disana. Elise berada di sudut cafe yang bersebelahan dengan kaca besar. Wajahnya membelakangi elena. Wanita itu sedang menatap keluar kaca. Elena berjalan menghampiri meja elise.
“Elise,”panggil elena. Dan seketika elise menoleh, tersenyum simpul menatap elena.
“Ada apa?” Elena duduk di hadapan elise.
“Bagaimana keadaanmu?” Elena mengerutkan kening, bingung dengan pertanyaan elise. Namun sedetik kemudian dia mengerti apa yang ditanyakan elise. Wajahnya sedikit memanas karena elise menanyakan keadaannya setelah semalam brian menyentuhnya.
“Aku baik-baik saja. Ada perlu apa kau kemari?” Elena menatap elise lekat. Dia sesungguhnya khawatir dengan keadaan adik kembarnya itu. Wajahnya sedikit pucat. Dengan mata yang sedikit bengkak dan bayangan hitam di bawah matanya.
“Elena, kau dan aku adalah saudara kembar. Walau kita sudah lama berpisah, tapi aku yakin kita masih memiliki ikatan batin.” Elena hanya diam dan menanti kelanjutan ucapan elise.
“Aku ingin kau tau jika brian adalah segalanya untukku. Aku sangat mencintainya. Hanya dia satu-satunya orang yang memperlakukanku dengan baik dan penuh perhatian. Sungguh, aku sebenarnya tak rela dan tak ingin dia menyentuh wanita lain. Bahkan jika dia menyentuhmu, aku juga tak rela. Tapi ....” elise menunduk tak bisa lagi membendung airmatanya. Dia tersiksa, sangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Expensive Baby [Update Di Webnovel]
General Fiction"Maukah kau tidur dengan suamiku hingga hamil dan melahirkan anaknya?" Elena Wasley bertemu kembali dengan kembarannya, Elise. Dia meminta bantuan Elena untuk mengandung anak dari suaminya, Brian Fernandez. Tentu saja, Elena menolak karena sebentar...