19

29.9K 1.4K 80
                                    

Sebelumnya makasih untuk yang menanti2 dan menunggu, bahkan comment lagi buat nanya dan ngingetin klo udah hari senin.

Part ini pendek, baru selesai kutulis dari jam 9 malam, dengan sesekali berhenti karena writerblock. Nikmati saja ya klo pendek, setidaknya rasa penasaran kalian sudah berkurang. Dalam part ini juga elena gk muncul. Dia lagi asik liburan. Hahaha..

Typo everywhere.
Happy reading.

.◎°˙♡˙°◎.

“Tunggu apalagi. Pergi ke kamar mandi dan tampun urinemu ke dalam wadah ini,” suruh tiara tak sabaran dengan wajah menyebalkannya. Menghentak pelan sebuah cawan kecil ke atas meja.

Sial! Brian tak bisa mendapatkan satupun ide untuk bisa lolos dari keadaan ini. Apa harus dilakukan?

“Mengapa kau hanya diam, elise? Atau benar dugaanku, bahwa kehamilanmu adalah palsu.”

Elise menatap lekat wajah tiara. Sejak dulu dia tak suka dengan wanita itu. Selalu saja menggoda dan mengejar brian. Dan sangat menyebalkan karena rena lebih mendukungnya.

“Jika kelima test pack itu muncul dua garis merah berarti kesepakatan kita selesai kan, mom? Keinginan mommy yang menginginkan cucu terwujud, jadi elise mohon jangan meminta brian untuk menceraikan elise ataupun menikah lagi.”

“Sudahlah, jangan banyak basa-basi. Aku tak akan pernah percaya dan melepaskan brian begitu saja. Aku yakin kau tidak hamil saat ini. Jadi cepatbuktikan sekarang juga.

Elise mengepalkan tangannya kesal. Dia sangat ingin menerjang tiara sekarang juga mencakar wajah dan menarik rambut tiara sangat sangat

Tangan elise meraih cawan itu, dia hendak bangkit namun brian menahan lengannya. Ada kekekhawatiran yang mendalam dari tatapan mata brian untuknya. Jika hasil pemeriksaan nanti negatif, brian yakin rena dan tiara tak tkan melepaskannya begitu saja. Mengerti kegelisahan brian, elise tersenyum dan mengusap punggung tangan brian sebelum melepaskan dari lengannya.

Setelah itu elise pergi dan masuk ke dalam kamar mandi yang tersedia tak jauh dari ruang keluarga. Kamar mandi yang biasa digunakan oleh tamu.

Beberapa menit kemudian elise keluar dengan membaca cawan yang sudah berisi sedikit cairan yang berwarna kekuningan. Elise meletakkan cawan itu dengan tenang di atas meja. Lalu duduk di samping brian yang sudag berwajah pucat.

Tiara tersenyum melihat cawan itu. Dia dengan gerakan gesit dan penuh semangat membuka bungkus kelima test pack dan mencelupkannya di dalam cawan itu. Dan mereka berempat menanti dalam diam. Jantung brian berdegup sangat cepat. Astaga, hancur sudah semuanya. Apa yang akan terjadi nantinya?

Pandangan mata semua orang tertuju pada test pack itu. Satu garis merah sudah muncul di kelima test pack itu. Tiara tersenyum, dia yakin tak akan ada satupun test pack yang bergaris dua. Tiara menyandarkan punggungnya dan menatap angkuh elise penuh dengan senyuman kemenangan.

“Lihat tak ada yang bergaris dua, itu  berarti kau ti—”

“Dua!” pekikkan rena menghentikan ucapan tiara. Membuat gadis itu menoleh dan matanya terbuka lebar melihat sebuah test pack yang kini memiliki garis dua. Apa?! Bagaimana bisa?! Tidak! Ini tidak mungkin!

Dengan cepat tiara menarik test pack  itu. Dan menganatinya dengan seksama.

“Ini tidak mungkin. Tast pack inj pasti salah. Atau jangan-jangan test pack ini sudah rusak.” Tiara bersikeras menyangkal hasil test pack itu. Dia tak akan percayJELJelas-jelas dia tau jika elise mandul dan tak akan pernah bisa hamil. Ini pasti rusak!

“Rusak?” tanya elise dengan alis yang terangkat menatap tiara tajam.

“Apa kau ingin mengatakan kelima test pack itu rusak?” ucapan elise membuat mata tiara menoleh ke meja. Terarah tepat  pada keempat test pack yang kinj menampilkan dua garis merah.

Tiara tak bisa berkata-kata. Dia terlalu terkejut dengan semua ini. Karena sebelumnya dia yakin elise tak akan bisa hamil. Tiara bahkan sudah berkonsultasi dan bertanya dengan seorang dokter kandungan mengenai hasil pemeriksaan rahim elise. Dan dokter itu mengatakan dengan  jelas elise sangat sulit untuk hamil.

“Bagaimana bisa?” setelah lama kesulitan berkata, hanya itu yang bisa tiara ucapkan.

“Tentu saja bisa. Karena aku dan brian bekerja ektra siang dan malam untuk membuatkan cucu untuk mommy.” elise dengan cepat memeluk tubuh brian dari samping. Bergelung manja di dekapan dada brian.

Sial! Tiara mengepalkan tangannya kesal. Dia sangat marah. Matanya tajam menatap elise. Jika dia memiliki kekuatan super, tiara pasti sudah membakar tubuh elise sekarang juga.

Brian yang awalnya terkejut mencoba menenangkan dirinya sendiri. Dan perlahan merangkul pundak elise.

“Sekarang mommy sudah percayakan kalo elise sekarang sedang mengandung cucu mommy.”

Binar mata rena terlihat. Dia menatap brian dengan bahagia.

“Ya, mommy udah gk sabar lagi menimang cucu,” ucap rena dengan senyuman pada brian.

“Dan kau! Jaga kesehatan dan pola makanmu. Jangan sampai terjadi seauatu pada cucu, mommy.” Walau nada rena masih sedikit tajam tapi elise tetap tersenyum lebar dan mengannguk. Ini pertama kalinya rena memperhatikan dan mengkhawatirkan keadaannya.

Tak hanya itu, rena mulai berbicara panjang lebar mengenai apa yang harus elise lakukan dan tak boleh dia lakukan. Layaknya seorang ibuyangg memberikan wejangan dan petuah pada anaknya.

Tiara mendengua kesal dan muak. Dia merasa terabaikan dan tak dianggap lagi. Tangannya mengepal semakin erat. Matanya menatap tajam ke arah elise. Tiara bersumpah tak akan melepaskan elise begitu saja. Akan dia balas wanita licik itu. Brian hanya miliknya. Tiara bangkit berdiri dan pergi dari mansion. Sejam kemudian rena juga pamit pulang.

Kini di ruangan keluarga itu hanya ada elise dan brian. Elise duduk di hadapan brian dengan brian yang memeluk erat elise dari belakang.

Bian masih termenung menatap testpack yang tergeletak di atas mrja. Saat testpack itu menunjukkan dua garis merah dia sangat terkejut. Jantungnya bahkan berhenti sedetik sebelum berdetak dengan sangat cepat. Dia sempat berpikir bahwa rlise benar hamil saar ini. Tapi ... Sepertinya itu hanyalah harapan semu. Karena wanita yang hamil saat ini adalah elena bukan elise, istrinya.

“Bagaimana kau bisa melakukannya?” akhirnya pertanyaan itu terucap juga. Brian bertanya-tanya sejak tadi.

“Sebenarnya ketika di rumah sakit tadi, saat diana ingin membuang urine milik elena aku menghentikannya. Entah mengapa aku memeliki sebuah firasat untuk menyimpan urine itu. Dan ternyata keputusanku memang benar.”

“Tapi aku tak menyangka tiara akan menyudutkan kita seperti tadi.packlmembeli membeli banpackl. Dia bahkan membei banyak test pack.” Brian mengangguk paham.

“Sepertinya fia sangat menyukaimu.” nada suara elise tajam. Membuat brian tersenyum lebar dan menunduk untuk menatap wajah cantik istrinya.

“Tentu saja. Apa kau lupa siapa aku? Salah satu billionare hot yang diidamkan semua wanita.” elise memasang wajah cemberut dan memukul dada brian kesal.

“Kau menyebalkan!”

“Walau menyebalkan, kau tetap suka, kan.” kedua alis brian naik turun menggoda istrinya.

“Ya, dan pria tampan ini hanya mencintaiku seorang.” balas elise dengan senyuman penuh kemenangan. Membuat brian tak bisa bekata-kata dan hanya tertawa sambil memeluk elise dengan erat.

___tbc___

260318
By Maylisa Azhura

See you next part.

Expensive Baby [Update Di Webnovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang