All rights, ini udah empat hari aku update berturut-turut. Adakah yang malam ini berharap dan menunggu cerita ini update?
Semoga aku bisa up begini terus. Jadi mohon dukungannya ya. Jangan sedih klo comment kalian belumku bls,biasanya aku mengusahakan membalas semua comment yg masuk tapi kadang ada juga yang gk sempat kubalas, kali aja saat kalian comment, aku lagi nulis kelanjutan cerita ini. Hehehe..
Part ini mengandung adegan adult, gk terlalu full dan masih kuusahakan tetap soft. Semoga gk ada pembaca underage ya, karena part ini gk aku private.
Typo menguji konsentrasimu.
Happy reading, dear..◎°˙♡˙°◎.
“Mengapa kau memberikan keperawananmu padaku? Bukankah semua wanita sangat menjaga harta itu?” Elena mematung. Matanya menatap lekat mata brian. Hembusan napas pria itu menyentuh wajahnya. Haruskah elena mengatakan alasan sebenarnya. Tidak! Elena tak ingin dikasihani. Brian sudah bersikap baik padanya saja, elena sudah senang. Tak perlu mengatakan tentang diego padanya. Karena brian bukanlah siapa-siapa bagi elena. Bahkan elena juga belum menceritakan tentang diego pada elise. Lebih baik mereka tak tau saja.
“Itu bukan urusanmu,” jawab elena datar. Tangan brian mengepal di kedua sisi elena. Namun sedetik kemudian dia menghela napasnya. Untuk apa dia mencampuri urusan elena.
“Aku bebas menyentuhmu, bukan?” Entah mengapa brian lagi-lagi bertanya tentang kesedian elena. Dia menghargai kesediaan elena dalan sex ini. Elena membuang wajahnya ke kiri. Semburat mereh muncul di pipinya. Apa brian harus menanyakan hal itu setelah semalam dia menyentuh elena sebanyak tiga ronde? Membuat wajah elena memanas saja.
Brian tersenyum simpul menyadari semburat merah di pipi elena. Jemarinya terulur membuka kancing elena satu persatu. Kepalanya menunduk dan terbenam di lekukan leher elena. Mengecup leher jenjang nan putih milik elena. Lidahnya bergerak menjilat leher elena, membuat sebuah garis basah yang menjalar bagaikan aluran listrik keseluruh tubuh elena.
Saat brian hendak mengulum kulit putih itu. Tangan elena menahan dada brian. Pria itu berhenti.
“Bisakah kau tak membuat tanda di sana. A—aku tak ingin orang lain menyadarinya.” Elena tak ingin teman kerjanya melihat tanda-tanda brian di tubuhnya. Terutama saat mereka tau diego masih tak sadarkan diri di rumah sakit. Dan elena juga tak mau jika diego tiba-tiba sadar dan melihat hal itu.
“Baiklah.” Brian mengangkat tubuhnya. Menatap lekat wajah elena.
“Tapi aku boleh menciumu dan membuat tanda di tempat tertutup bukan?” tanya brian sambil meremas salah satu payudara elena, seluruh kancingnya sudah lepas. Menampakkan payudaranya yang masih berbungkus bra. Wanita itu hanya mengangguk malu. Sebenarnya dia masih merasa tak nyaman disentuh oleh pria asing seperti brian. Namun setelah mendapatkan orgasme pertamanya, elena menyukai sensasi itu. Rasa nikmat nan melegakan yang dia dapatkan itu, membuatnya ketagihan. Lagipula ciuman brian begitu lembut dan membuai.
Tanpa menunggu lebih lama lagi. Brian mencium elena. Mengulum lembut bibir wanita itu dan membuai elena untuk membalasnya. Elena tetap diam bertahan tanpa ingin membalas ciuman brian sedikitpun. Matanya terpejam merasakan bibir brian yang kini beralih menyusuri rahangnya. Mengecup sesekali lehernya hingga tepat berada di atas dadanya yang tak tertutup bra. Tangannya menyelinap ke punggung elena dan membukanya. Berhenti sebentar dan menjauh untuk membantu elena melepaskan baju dan branya. Lalu melempar asal. Mata elena terus saja terpejam. Dia seakan enggan untuk membuka mata dan melihat semua yang akan dilakukan brian. Namun hal itu membuat elena semakin merasakan sensasi yang membakar tubuhnya.
Bibir brian kini mengulum salah satu puncak tegang itu. Sedangkan tangan kanannya meremas gunung yang lain. Tubuh elena semakin panas dan gelisah. Setiap gerakan lidah brian yang menyentil putingnya membuat dia menggerang gila. Tubuhnya bahkan sudah basah. Oh, elena semakin lama semakin terbakar oleh gairah yang brian berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Expensive Baby [Update Di Webnovel]
General Fiction"Maukah kau tidur dengan suamiku hingga hamil dan melahirkan anaknya?" Elena Wasley bertemu kembali dengan kembarannya, Elise. Dia meminta bantuan Elena untuk mengandung anak dari suaminya, Brian Fernandez. Tentu saja, Elena menolak karena sebentar...