Yeyyyyy, aku up cepat. Makasih ya dukungan semangat dan comment di part sebelumnya. Ide lumayan dan nulis cukup lancar. Walau kebanyakan narasi. Hehehe.
Ini barusan selesai kutulis, gk dibaca ulang ataupun di edit. Jadi klo ketemu typo, pura-pura gk liat aja ya. Anggap saja typo itu menguji konsentrasi membaca kalian. *alasan
Happy reading, dear.
.◎°˙♡˙°◎.
Dering alarm ponsel mengusik tidur elena. Matanya mengerjap pelan dan kembali terpejam dengan tangan yang terulur ke arah nakas, meraih ponselnya dan mematikan alarm. Elena membuka mata dan menatap langit kamar. Dia masih tak terbiasa fengan suasana kamar itu, walau sudah berada disana hampir seminggu.Elena bangkit duduk di atas kasur dan seketika selimut jatuh di pangkuannya. Dia terkejut menyadari tubuhnya polos tanpa satu pakaianpun. Seketika adegan panas yang dia lakukan bersama brian berputar dalam benaknya. Elena termenung, menekuk kedua kakinya ke merapat ke dada dan menumpukan kedua tangan yang terlipat diatas lutut. Kepalanya tertunduk disana. Tak bisa fia pungkiri hatinya telah hancur, harga dirinya sudha menghilang. Dia sudah tak suci lagi.
Elena ingin menjerit, marah dan berteriak sekencang mungkin untuk melampiaskan segala sesak di dada. Tapi semua itu percuma. Sekeras apapun elena berteriak, keperawanannya tak akan bisa kembali. Sehisteris apapun elena menjerit, tak akan ada yang bisa membantunya. Dan semarah apapun elena pada keadaan, tak akan bisa mengubah waktu dan semuanya. Karena jika waktu diputar kembali ke masalalu, elena akan tetap melakukan ini untuk mendapatkan uang. Jika bukan brian yang menyentuhnya, mungkin elena akan menjual keperawanannya pada pria lain. Mencoba mencari uang besar dengan menjual dirinya di club malam.
Mungkin bagi orang lain elena terlihat seperti gadis bodoh yang rela melakukan apapun demi seorang pria. Tapi bagi elena, diego memanglah segalanya. Dia tak menyesal berkorban demi pria itu, yang dia tangisi adalah mengapa jalan hidupnya terlalu sulit sejak dulu. Dia hanya ingin bahagia, menikah dengan pria yang dia cintai, melahirkan anak, dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya hingga ajal menjemput. Tapi mengapa cobaan hidupnya terlalu berat?
Elena menghembuskan napasnya panjang. Yang terjadi biarlah terjadi, hidup terus berjalan dan elena harus terus kuat menjalani kejamnya dunia ini. Elena bangkit dan turun dari ranjang. Kakinya bergetar dan desisan keluar dan bibirnya. Wajahnya sudah mengerut merasakan perih di inti tubuhnya. Dia tak menyangka akan seperti ini rasanya. Kakinya bahkan masih lemas akibat ulah brian yang bermain tiga ronde semalam. Tubuh elena sangat pegal seakan elena berlari puluhan kilometer. Dengan tertatih Elena berjalan ke kamar mandi. Sesekali dia berhenti dan menopang tubuhnya di dinding. Astaga, berhubungan pertama kali memang sangat menyiksa, apalagi jika dilakukan sampai tiga ronde. Brian sangat keterlaluan. Elena yakin jalannya terlihat aneh saat ini.
Dia masuk dan menyalakan kran air hangat untuk mengisi buthtub. Berendam air hangat sebentar mungkin bisa mengurangi rasa pegal dan merilekskan tubuhnya. Elena teringat perakuan brian yang menyiapkan air hangat untuknya semalam. Elena tak menyangka pria itu akan melakukan hal itu. Ternyata pria itu cukup baik. Bahkan dia melakukannya dengan lembut, membuai elena hingga dia merasakan orgasme beberapa kali. Elena harap pria itu tetap baik dan tak marah ataupun menatapnya tajam lagi.
Saat elena keluar kamar mandi dan berniat memakai bajunya. Dia melihat sesuatu di atas nakas. Kartu kredit dan sebuah memo.
Gunakan kartu kredit ini untuk membeli obat pereda nyeri atau apapun itu, karena seminggu ini aku akan terus menyentuhmu. Dan juga belilah kebutuhan dapur, makanan dan minuman.
Ps: aku akan memantau pengeluaran kartu kredit ini.
-Brian-
KAMU SEDANG MEMBACA
Expensive Baby [Update Di Webnovel]
General Fiction"Maukah kau tidur dengan suamiku hingga hamil dan melahirkan anaknya?" Elena Wasley bertemu kembali dengan kembarannya, Elise. Dia meminta bantuan Elena untuk mengandung anak dari suaminya, Brian Fernandez. Tentu saja, Elena menolak karena sebentar...