part 12 haruskah kuakui?

10.5K 404 1
                                    

Lelah dengan tingkah rachel yang terasa terus menjauh darinya, anggi langsung mendatangi meja kantin dimana sahabatnya itu duduk bersama temannya.

"Gue perlu ngomong sama lo"

Anggi menatap tajam dengan ekspresi sangat serius. Beberapa pasang mata memerhatikannya karena tak biasanya anggi seserius itu.

"Bicara disini aja" ucap rachel sambil tersenyum

"Gue perlu bicara sama elo 4 mata"

Rachel melihat sekeliling, dia terlihat berfikir beberapa saat.

"Kita bicara lain kali saja"

Gadis itu tetap berusaha menghindar dari hadapan anggi. Anggi benci itu.

Dia langsung naik keatas meja. "Ada disini yang tertarik sama gue?" Teriakannya membuat anak laki laki seluruh kantin memerhatikannya. "Siapapun disini yang bisa lakuin apa yang gue mau, gue bakal biarin kalian meluk gue, nyium gue dan nyentuh gue"

Ucapan yang akan membuat laki laki tersedak, kata kata yang akan membuat ibu kantin melotot, yah anggi bertingkah lagi. Rachel langsung menghentikan langkahnya mendengar ucapan anggi.

Seorang laki laki tinggi tepatnya kakak kelas yang terkenal nakalnya berjalan kearahnya.

"Kamu serius?" Tanya laki laki itu.

Anggi tersenyum "gue gak pernah boong dari omongan gue"

"Apa yang lo mau?"

Anggi menunjuk kearah rachel "buat gadis itu mau bicara sama gue"

Laki laki itu tersenyum nakal dan langsung memeluk anggi di tengah keramaian kantin "aku anggap ini bayaran pertamanya (DP)" bisik siswa itu.

Anggi hanya diam tidak melawan ataupun merespon, pelukan laki laki itu semakin erat.

Beberapa anak bersorak dan berteriak, laki laki itu semakin mendekatkan wajahnya ke arah leher anggi dengan pelan.

"Hentikan" teriak rachel sambil menarik tangan anggi dengan cepat. Rachel menatap tajam kearah laki laki itu dengan wajahnya yang memerah karena marah "brengsek". Kalimat yang mustahil di ucapkan gadis ramah seperti rachel.

Dengan cepat rachel menarik anggi ketempat sepi di samping sekolah.

"Lepaskan tanganku.. sakit" ucap anggi.

Dengan nafas terengah rachel menatapnya dengan tajam, tatapan yang sebelumnya tidak pernah dia lihat dalam diri seorang rachel.

"Plak"

Anggi kaget, tamparan itu melayang dipipinya.

"Kamu ini bukan anak kecil lagi.. bagaimana bisa kamu membuat kehebohan segila itu di depan semua anak?"

Anggi memegang pipinya, dia merasa sangat sakit menerima tamparan itu dari rachel "itu satu satunya cara agar lo mau tatapan muka langsung sama gue"

"Konyol.." rachel menjawab dengan ketus.

"Gue bener bener benci lo yang kayak gini hel.. lo berubah"

Anggi menatap dengan serius, angin berhembus dengan cepat membuat rambut panjang anggi melayang layang karenanya.

"Aku nggak berubah"

"Lo juga nampar gue" pipi anggi memerah begitu juga dengan hidungnya karena menahan tangis.

Rachel terdiam sambil menatap anggi yang berada tepat di hadapannya.

"Sikap lo mencerminkan kalo lo benci sama gue" ucap anggi lagi

Sebenarnya bukan maksud rachel untuk menampar anggi. Itu karena dia sangat kesal dengan sikap anggi yang kenak kanakan membuat kehebohan yang tidak masuk akal.

Melihat rachel yang terus diam anggi semakin kesal.

Dia menarik tangan rachel menuju kamar mandi di dekat tempat mereka, setelah itu dia menutup pintu sehingga hanya ada mereka berdua disana.

Rachel terlihat bingung tentang apa yang akan di lakukan oleh anggi.

"Ngapain disini?" Sambil mengerutkan dahinya

Anggi melepas kancing bajunya dengan pelan satu persatu.

"Kamu ngapain?" Rachel segera mengalihkan matanya.

"Buat mastiin.. lo beneran gila dan abnormal"

Anggi menarik wajah rachel agar melihat kearahnya, walaupun masih memakai seragam namun Bra anggi tetap terlihat karena dia sudah berhasil membuka semua kancing bajunya.

"Liat.. lo bilang suka sama gue .. berarti lo nggak napsu sama cowok dan napsu sama gue"

Rachel menepis tangan anggi "hentikan.. ini nggak lucu" rachel benar benar marah "kamu fikir menyukai seseorang hanya karena nafsu seksual aja?"

"Jadi karena apa? Gue pengen meluk lo, nyium lo, gue nggak rela lo deket sama orang lain entah cewek ataupun cowok.. apa itu artinya?"

Anggi memang tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. Dia belum pernah jatuh cinta dia hanya senang bermain dengan banyak laki laki. Dan sekalipun dia tidak pernah menggunakan hatinya dalam hubungannya.

Mendengar itu rachel sejenak berfikir, sebenarnya itu juga hal yang dia rasakan.

"Ayo kita coba.. menjalin hubungan" ucap anggi lagi.

Rachel menatapnya dengan kaget, sebelumnya dia merasa perasaannya hanya dia yang merasakannya.

Dia merasa anggi mempermainkannya oleh karena itu dia mendorong anggi dan berlari keluar dari sana.

Anggi terus mengejarnya, menarik tangan dan mencium bibir rachel dengan cepat

forbidden love (i'm lesby)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang