3 - Senyuman Dan Pelukan

38 6 12
                                    

Hubungan memang yang diutamakan
Tapi pelukan masih yang paling menenangkan.

°°°°°°

Kalau dipikir-pikir buat apa Kevan bertanya mengenai Laluna dan Gara. Penting gitu? Bodolah Laluna tidak begitu pusing memikirkannya.

Pulang ngampus hari ini ia akan pergi kerumah Gara, seperti keinginannya kemarin untuk menjenguk Bundanya Gara. Dibilang dekat? Sudah pasti. Karena mereka juga sudah kenal dari jaman masih udik. Eh.
Dan bagaimana Laluna bisa tau? Jelas saja, orang tua mereka sudah sangat dekat.

"Eh Luna, masuk-masuk."

"Bunda ada Ga?"

"Oh ada di dapur."

Laluna melangkah melihat Bundanya Gara. Bunda? Laluna memang sudah terbiasa memanggilnya seperti itu.

"Bunda kok udah masak, bukannya masih sakit kata Mama."

"Eh ada menantu, sini duduk dulu."

Sambutan hangat dari Bundanya Gara untuk menantu kesayangannya. Busa dibilang Bundanya Gara itu sangat menyukai Laluna. Dan menginginkan Laluna jadi menantu sungguhannya. Tetapi ia mengerti, bahwa Laluna dan Gara hanya bersahabat saja.

"Bunda udah sembuh?"

"Alhamdulillah, udah sayang. Meskipun belum sepenuhnya, tetapi Bunda udah baik-baik saja."

"Gitu ya, ini Bunda lagi buat apa?" tanyanya sembari melihat apa yang di lakukan Bunda Gara itu.

"Ini kamu cobain, Bunda lagi buat kue."

Laluna mencicipinya, lalu berkata. "Lain kali ajari Luna ya Bun, Luna pengen bisa. Biar bisa buatin orang yang Luna sayang."

"Iya, Luna udah punya pacar?" tanya. Bunda Gara yang membuat Laluna tersedak.

"Bunda apaan sih nanyain Luna kek gitu. Malu tau Bun dia. Lagian mana ada yang mau sama singa macam dia." sela Gara yang baru datang dari kamarnya.

Laluna mendelik melihat kelakuan Gara. Biarlah, orang waras ngalah. Bunda Gara tersenyum melihat keakraban mereka. Ia cukup senang melihat mereka berdua. Ia hanya berharap kedepannya mereka bersama.

***

"Van, lo nggak ikut kumpul anak-anak? Katanya mau tanding basket?" tanya Vino yang sekarang memang lagi main ke rumah Kevan.

"Nggak, males."

"Daripada di rumah mantengin hp mulu. Padahal juga nggak ada yang ngechat."

Mengingat pacarnya sekarang sedang ada kunjungan di luar negeri untuk praktek tugasnya selama satu bulan. Sudah pasti Kevan akan kesepian. Atau malah senang?

"Gue mau mencoba Vin."

"Apa? Maksud lo nyoba memulai atau mengakhiri?"

"Mulai"

Vino terdiam mendengar ucapan sahabatnya barusan. Apa Kevan akan melukai dua hati sekaligus? Atau malah memberi bahagian diatas penderitaan yang satunya? Sudahlah, ia tidak mau terlalu memusingkannya.

Kevan membuka-buka instagram. Tiba-tiba ada sebuah posting-an foto yang menarik perhatiannya. Disitu menampilkan senyum manis seorang gadis. Tapi, yang menarik perhatiannya adalah ada sesosok cowok yang berdiri belakang tempat gadis itu duduk sembari menatap leptopnya. Meski tidak begitu jelas, tetapi cukup menjelaskan bahwa mereka sedang berada di rumah yang sama.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang