11 - Secret Love Song

18 0 0
                                        

Kalau bagi Dilan yang berat itu rindu,
Tapi bagi aku yang berat itu jauh dari kamu.

°°°°°°

Malam ini Gara akan datang ke rumah Laluna. Ia akan menghibur si Laluna yang sedang sakit. Bukan sakit fisik tapi hatinya. Lebih tepatnya, sakit tapi tak berdarah. Ah.

Sampai di rumah Laluna, bukan Laluna yang menyambutnya. Melainkan Mamanya yang tersenyum lebar melihat Gara yang menjadi tamu di rumahnya.

"Gara, ayo masuk."

Gara tersenyum mengangguk sembari masuk ke ruang tamu. Dan duduk disana.

"Pasti mau nyari Laluna. Iya kan?" tanya Mama Laluna.

"Iya tante."

Setelahnya Mama Laluna memanggil gadis semata wayangnya itu di kamarnya. Kebiasaan kalau sudah lewat jam maghrib pasti selalu semedi di kamar. Entah ngapain aja tuh anak.

Mama Laluna menggelengkan kepala melihat kelakuan anaknya yang sekarang seperti anak TK. Di rumah hanya memakai baju tidur bergambar frozen serta rambut di kepang dua. Sprei kamar yang bergambar hello kitty. Nuansa kamarmua serba pink. Padahal usia nya semakin tua. Nggak nyadar apa.

"Luna, di cari Gara."

Laluna menoleh melihat Mamanya berdiri diambang pintu. "Ngapain?"

"Kok tanya Mama, sana kamu temuin."

Dengan berjalan ogah-ogahan Laluna keluar kamar menuju ruang tamu.

Gara yang barusaja melihat sesosok anak kecil namun bertubuh dewasa berjalan kearahnya. Akhirnya ia mencibir, "Eh princess snow white, baru bangun?"

Laluna berdecak, "Sorry. Gue princess Beauty, bukan princess snowhite."

"Maksud lo Beauty and the Beast?" sahut Gara.

Laluna melotot kearah Gara, "Iya, lo Beast-nya."

"Nggak apa-apa deh gue si buruk rupanya. Asalkan gue sama lo pada akhirnya."

Dih.

Kalau tidak menggombal bukan Gara namanya. Kalau bukan Laluna yang di gombali, juga bukan Gara namanya. Nah loh, kok Laluna selalu jadi alasan Gara menggombal ya kayaknya. Bodolah.

"Ngapain lo kesini?" tanya Laluna dengan tangan yang bersedekap di dada.

"Kapan sih Lun, lo menyambut kedatangan gue dengan senyuman manis lo. Selain kata-kata ketus dari mulut lo."

"Ngapain?"

Astaga, rasanya Gara ingin menenggelamkan Laluna ke samudra.  Tidak ada manis-manisnya. Tapi untung Gara masih punya jiwa kemanusiaan yang adil dan beradab.

"Jalan, mau nggak?"

"Kan nggak lagi weekend."

"Emangnya jalan kalau pas lagi kita libur kuliah apa. Udah mau nggak?" tawar Gara.

Sepertinya tawaran yang menyenangkan. Tapi lebih membahagiakan lagi kalau gratisan. Aha.

"Lo yang traktir?"

"Iya."

Secepat kilat Laluna pergi ke kamarnya mengganti pakaian. Ia memakai celana jeans dengan atasan kaos di balut jaket berbahan jeans. Kalau katanya sih biar keren, kayak Dilan. Tidak lupa ia memakai sepatu sport nya. Cukup stylish. Walaupun nggak feminine seperti tadi sih.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang