Jangan menyakiti dua hati, jika satu saja masih belum bisa kamu beri kebahagiaan yang haqiqi.
°°°°°°
Dalam tidurnya pun Kevan gelisah. Bagaimanapun ia harus ingat akan pertanggungjawaban nya atas yang telah ia lakukan.
Dua minggu telah berlalu begitu cepat sampai ia tidak menyadari bahwa baginya dua minggu itu waktu yang cukup lama. Tepat minggu depan pacarnya akan pulang. Ia akan menghadapi masalah itu, bukan masalah sebenarnya. Tapi menyelesaikan hubungannya.
Barusan Ara mengiriminya pesan bahwa ia sangat merindukan dirinya. Sungguh berdosa Kevan sebagai pacarnya yang telah mengecewakan Ara yang selalu begitu baik padanya. Lalu, langkah apa yang akan ia hadapi selanjutnya.
Mengingat hubungannya dengan Laluna sudah cukup jauh. Empat hari yang lalu ia baru di kenalkan kepada Papa nya Laluna. Membuat semuanya semakin rumit. Memang, Laluna hanya mengenalkan Kevan sebagai temannya saja. Tetapi tetap saja, yang namanya teman tidak ada yang mesra.
Deringan ponsel kembali berbunyi.
Ara : Van, gue kangen banget sama lo. Bales dong.
Ara : Lo pasti lagi sibuk banget ya? Sampai nggak bales pesan gue. Yaudah, lo jaga kesehatan. Dan tunggu gue pulang. Bye.❤
Pesan seperti itu yang setiap harinya dikirimkan oleh Ara. Sesibuk-sibuknya Ara, ia selalu menyempatkan untuk mengabari pacarnya. Meski tanpa balasan, bolehkah kita meyumpah serapahi Kevan?
***
Sejak saat dimana Gara mengungkit perasaannya terhadap Laluna. Kini ia merasa hubungan mereka sedikit renggang. Ia sudah menyangkanya, dan itu adalah konsekuensinya. Tetapi yang membuat Gara tidak habis pikir adalah mengapa Laluna makin dekat dengan Kevan, dan malah semakin jauh dengan dirinya.
Sebenarnya hubungan apa yang mereka miliki? Gara tidak rela bila Laluna disakiti. Ia harus berbuat sesuatu. Kalau dibiarkan lama-lama mana bisa ada kemajuan.
Pagi ini ia ingin berangkat menjemput Laluna, dan memperbaiki hubungan yang pernah renggang karenanya.
"Ga, Bunda kok jarang liat Luna main kesini?" tanya Bundanya saat mereka berada di meja makan.
"Gara nggak tau Bunda. Mungkin dia lagi sibuk."
"Kalian nggak lagi marahan kan?" curiga Bundanya.
"Enggak. Udah Gara berangkat dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Setiap paginya Gara memang jarang sekali mengantar Vina. Karena Vina selalu di jemput bus sekolah. Ah Gara jadi senang.
Sampai di pekarangan rumah Laluna, Gara turun. Ia melihat masih ada mobil Papa Laluna. Sepertinya Papanya masih belum berangkat kerja.
Belum sempat mengetuk, pintu terbuka terlebih dulu. Menampilkan gadis manis yang sedang menguncir rambutnya dan masih memakai baju tidurnya. Astaga.
Laluna berjenggit kaget, tetapi hanya berlangsung sesaat. Bodo amat. Masalah penampilan ia tidak terlalu memperdulikan. Lagian di depan Gara juga.
"Ngapain?" tanya Laluna.
"Mau jemput lo, emang lo nggak ada kuliah?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Chance
Novela JuvenilLaluna adalah seorang gadis pendiam yang menjadi tambatan hati oleh laki-laki yang telah memiliki kekasih. Bukan salahnya, salah laki-laki ataupun salah kekasihnya. Ini mengenai perasaan, yang sejatinya tidak bisa dipaksakan, maupun dihentikan. "Gue...