Chapter F

4.8K 1K 25
                                        

Ryujin menatap anak-anak OSIS yang berlalu lalang di lapangan, sibuk. Katanya sih mau ada gubernur gitu mau datang ke sekolah, ga tau Ryujin juga ga ngerti dan ga perduli.

"Males njing, tau gitu ga usah sekolah." Keluh Somi sambil memeluk Ryujin dari belakang.

"Mau cabut?" Tanya Kyla yang ternyata sudah ada disana juga.

"Kemana?"

"Mall lah."

"Untuk kelas 10 harap segera menuju lapangan karena akan ada seminar oleh bapa gubernur." Begitu yang terdengar dari speaker sekolah.

Ryujin, Kyla, dan Somi mengeluh keras, "Malesin anjir! Ga usah!" Seru Kyla, "Cabut aja gua bawa mobil."

"Bobrok!!!!" Somi menoyor kepala Kyla, "Ayo lah,"

"Kuy." Ryujin berdiri tegak. Trio itu lalu turun ke bawah, tapi ga ke lapangan. Ya kemana lagi kalau ga ke gerbang belakang.



"Anjing!" Ryujin menghentikan langkahnya.

"Kenapa anjingnya?" Tanya Somi.

"Dompet! Di kelas, ntar-ntar gua ambil dulu." Ryujin berlari kecil kembali ke gedung sekolah. Ya walau Somi dan Kyla sebenernya ga keberatan kalau Ryujin minjem uang mereka, tapi Ryujin yang ga enak.







"Pulang Hyunjin, kamu tuh mulai nakal?"

"Kasian bunda kamu sedih kamu ga pulang-pulang. Jangan bikin malu ayah, kamu itu bukan berasal dari keluarga rendah. Jangan bikin nama ayah kotor.

Ryujin yang dasarnya orangnya kepo langsung mendekat ke sumber suara di koridor sekolah yang sepi. Tapi bukan suaranya bukan dari koridor, Ryujin melirik ruang kepala sekolah yang sedikit terbuka.

Oh cuman ada Hyunjin dan Pa Minhyun.

Tunggu?!

Shin Ryujin part of view

Gue kaget. Serius.

Jadi Kak Hyunjin anak Pa Minhyun?

"Ini yang Hyunjin ga suka, ayah selalu mementingkan nama ayah di atas segalanya. Jabatan ayah sekarang bukan apa-apa. Hyunjin cape yah, hidup di atur-atur terus."

"Trus kamu maunya hidup gimana? Ok, ayah minta maaf kalau ayah egois."

"Susah yah. Hyunjin udah males."

"Hyunjin, kamu anak ayah satu-satunya, gimana ayah ga kehilangan coba dirumah? Bunda kamu tuh sedih terus, kamu ga kangen sama bunda?" Tanya Pa Minhyun lembut, "Ayah tau kamu sedih karena Jeongin, tapi Jeongin itu pasti ga bakal suka kalau kamu sedihin. Udah cukup sedihnya, kamu harus bangkit lagi,"

"Gimana Hyunjin bisa bangkit kalau jasad Jeongin aja belum ditemuin, seakan-akan ditelan bumi gitu aja. Hyunjin ga bisa yah, Hyunjin selalu mimpiin Jeongin, dia ga tenang, yah."

"Kan semuanya udah di usahain, papih Jeongin udah ngerahin semua anak buahnya, kamu tau ayah juga udah coba bantu. Hyunjin, kamu juga tau sendiri. Tapi jangan siksa diri kamu kaya gini."

"Ayah harus ke lapangan sekarang, acaranya sudah telat sepuluh menit."


Itu ucapan terakhir yang Hyunjin ucapkan sebelum pintu ruangan terbuka lebar. Gue langsung berbalik hendak pergi namun kayaknya keburu terciduk,

"Siswi, ke lapangan, kamu mau kemana?"

Hng siswi, siswi. Gue tonjok makin jontor deh. Gue berbalik, "Oh, maaf kak, saya mau ke toilet."

"Toilet disebelah sana," Hyunjin menunjuk ke arah berlawanan, "Kamu mau bolos?"

"Toilet kelas 10 penuh kak, saya udah kebelet banget." Gue berlari kecil meninggalkan Hyunjin yang cuman bisa teriak-teriak ga jelas nyuruh gue balik lagi dan jangan bolos. Halah. Ga penting acara ginian.

Soal obrolan Hyunjin sama ayahnya tadi, gue ga kaget karena gue udah tau semuanya dari Jeongin. Tapi yang gue kaget itu fakta kalau Hyunjin anak dari Hwang Minhyun. Gubernur. Gila!masa anak pejabat berandal kaya gitu?

---;---

"Jin gue tau lo itu indigo, tapi please, jan bengong gue ngeri lo kesurupan." Kata Somi, "Kenapa beb?"

"Lama anjir gue hampir terciduk tukang parkir," saut Kyla dari belakang kemudi.

"Ya maaf, tadi kejar-kejaran sama OSIS dulu," Jawab gue kikuk. Gue ragu mau ngasih tau mereka soal Ka Hyunjin barusan. Atau bahkan tentang Jeongin dan masalah Ka Hyunjin. Ntar takutnya Somi sama Kyla malah salah paham ngira gue suka sama Kak Hyunjin?

Hnggggggg tuhkan cukup sudah gue jadi Elise insidious, gue ga mau lagi 😭














---;---
Author part of view

22.42 WIB

Hyunjin baru sampai ke kosan. Cape. Rasanya dia cuman pengen ke kamar, mandi, trus langsung tidur. Masalah pr bisa besok dia nyontek ke Jeno. Dia melihat Taehyun, tetangganya lagi telponan sama pacar sambil nyebat.

"Lu anak sekolah apa buruh pabrik dah? Malem amat pulang," celetuk Taehyun sampai sengaja menjauhkan ponselnya.

"Acara sekolah Bang, biasa," jawab Hyunjin sambil masuk ke kamar kosnya. Hyunjin menghempaskan tubuh ke tempat tidur. Hyunjin mengangkat sedikit kepalanya, entah hanya perasaannya saja atau memang aneh, setiap Hyunjin sedang berbaring pasti suhu kamarnya naik. Hyunjin kepanasan, padahal AC sudah menyala.

"Njing ini Jakarta apa mars sih?" Gumam Hyunjin lalu segera pergi ke kamar mandi.

"Bang Hyunjin, kenapa sedih banget sih?" Jeongin menoleh ke arah cermin di lemari Hyunjin, bayangannya tidak ada. "Bang Hyunjin, gue rindu."

---;---

Setelah berdebat panjang dengan batinnya, Ryujin akhirnya memutuskan untuk membantu Jeongin dan menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Hanya butuh seorang konektornyang bisa Jeongin rasuki, lalu dia bisa menyampaikan pesannya, dan urusan selesai.

Namun Ryujin tentu saja tidak bisa mendekati Hyunjin begitu saja setelah hari-hari sebelumnya punya hubungan kurang baik dengan Hyunjin.

Ok hanya demi Jeongin dan hidup tenang, Ryujin mulai membuang segala rasa benci dan kesalnya pada Hyunjin.




---;---

K sorry guys author block ini menyiksaku 😭 oiya vommentnya yhaaa sarangee❣️❣️

Peek a boo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang