Chapter L

4.1K 947 211
                                    

Ryujin menyerngit pelan, berusaha menahan rasa sakit di kepalanya. Dia membuka mata. Putih. Namun perlahan dia mulai bisa melihat dengan jelas.

Matahari bersinar terang membuat Ryujin menyipitkan matanya,

"Hay Ryujin."

Suara lembut itu membuat Ryujin menoleh, "Tz .. Tzuyu?!" Tanya Ryujin kaget.

"Lama banget kita ga ketemu." Kata gadis dengan dress bunga bunga selutut dan rambut hitam legam yang terurai.

Ryujin langsung menerjang tubuh Tzuyu dan memeluknya erat, walau begitu, yang Ryujin rasakan tetaplah kehampaan. Karena sesungguhnya Tzuyu memang tidak nyata.

"Maaf aku harus seperti ini, aku cuman ga mau kamu salah mengambil langkah." Kata Tzuyu setelah pelukan mereka terlepas.

Ryujin menatap Tzuyu bingung, "Maksudnya?"

"Kesini.." Tzuyu mengulurkan tangannya, Ryujin yang posisinya sedang duduk di atas ranjang yang sebenarnya tidak dia ketahuin milik siapa itu meraih tangan Tzuyu.

"Tunggu, kita dimana?" Tanya Ryujin bingung. Tzuyu hanya meliriknya sebentar tanpa berniat menjawab. Oh Ryujin lupa fakta kalau Tzuyu memang penuh misteri.









Suasana villa itu terlihat sangat heboh, ada yang sedang berteriak, tertawa lebar, dan ada juga yang hanya menonton.

"Lo mau hadiah apa dari gue?" Tanya pemuda dengan rambut silver yang sedang menyuap cheesecake ke dalam mulutnya.

"Apa ya .... ducati deh." Jawab pemuda dengan rambut hitam acak-acakan.

"Sekolah dulu yang bener!"

"Ih Bang Hyunjin sakit!" Kesal pemuda itu saat Hyunjin menjitaknya keras di kepala.

"Bodo, Lagian masih bocah udah minta ducati, lo naik sepeda aja masih sering jatoh Yang Jeongin!!!" Gemas Hyunjin.

"Ya udah gue beliin lo motor tapi keluaran hot wheels dulu, ntar kalau udah gede baru dibeliin yang asli." Saut Jisung, pemuda berkacamata itu duduk di antara Hyunjin dan Jeongin.

"Minho kemana?" Tanya Chan, pemuda dengan rambut silver.

"Ga tau, katanya sih lagi ada urusan dulu." Saut Jisung.

"Woy ... Minho kemana? Dia disini ngga?" Seru Felix, "Ada spongebob."

"Ga ada!" Saut yang lain.

"Ah Minho suka ga seru deh," Jisung mengeluarkan ponselnya, "Bentar gue telepon dulu."

Jeongin dan Hyunjin yang ada di sebelahnya hanya mengangguk anggukan kepala. Mereka berdua saling menatap sebelum Hyunjin buka suara, "Hadiah lo mau apa?"

"Apa ya," Jeongin tampak berfikir, "Sebenernya ga minta apa apa sih .. sans aja."

"Masa iya lo ulang tahun ga di kasih hadiah. Oh iya, nilai UN lo kemaren bagus juga, biar sekalian hadiahnya." Kata Hyunjin.

Jeongin senyum, "Ya udah .. ntar gue kasih tau."

"Sekarang, kok ntar?"

"Maksa anj!" Jeongin meninju pundak Hyunjin pelan.

"Kok ga di angkat sih?" Gerutu Jisung, "Tumbenan tu anak telat."

"Lah mana saya tau." Balas Hyunjin sambil merangkul Jeongin.




Ryujin semakin bingung. Dia melirik Tzuyu yang juga sedang meliriknya, "Ayo kesini," Tzuyu melangkahkan kakinya keluar ruangan itu, ke arah taman belakang.

Peek a boo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang