Chapter M

4.3K 922 127
                                        

Saat Ryujin membuka matanya, dia sudah berada di tendanya. Dia melirik ke samping dan melihat teman-temannya sedang tertidur pulas.

Keringat dingin sebesar biji jagung menetes. Dia duduk lalu memeluk dirinya sendiri, selain untuk berusaha menenangkan diri, dia mencoba menghangatkan dirinya dari udara malam.

Tengkuknya terasa hangat, perlahan Ryujin kembali berbaring dan menutup matanya.

"Ryujin kok tidur? Kenapa bohong sama gue? Kenapa lo ga mau bantuin gue?"

"Ryujin bangun, gue tau lo ngedengerin."

"Shin Ryujin,"

"Ryujin maaf gue terlalu memaksa lo. Tapi kalau gue diam, kapan gue bisa ngomong sama Bang Hyunjinnya?"

"Ayo bangun dong.."
















"Tapi pesan yang ingin Jeongin sampaikan nanti bisa jadi ngebuat Hyunjin terganggu. Misalnya seperti menyuruh Hyunjin untuk ikut dengannya?.."



Perkataan Tzuyu kembali menampar Ryujin. Gadis itu tetap diam tidak bergeming meskipun sekarang Jeongin sudah mulai menggoyangkan badannya.

"Mungkin lo kecapean, besok masih bisa.." itu bisikan terakhir dari Jeongin sebelum dia pergi. Kenapa Ryujin bisa tau jika Jeongin sudah pergi? Karena hawa di tendanya kembali normal, tidak terasa panas lagi.

---;---

Pagi ini siswa di jadwalkan untuk senam pagi. Dengan ogah-ogahan Ryujin bangun dari tidurnya. Badannya seperti tidak bertulang saking letihnya.

"Ahhh males banget anjir!" Kesal Lami yang masih memejamkan mata.

"Ayo guys buruan biar kurus!" Berbanding terbalik, Kyla sudah siap dengan pakaian olahraganya. Sebenarnya sih baju tidur, cuman dia tambahin jaket saja jadi keliatannya kaya baju olahraga.

"Ryujin anterin pipis dulu parah gue kebelet dari subuh tapi ga berani!!!" Herin menarik tangan Ryujin paksa, "Parah anjrit Jin woy! Buruan!" Kesal Herin.

"Awww sakit," keluh Ryujin saat Herin terus manariknya ke kamar mandi.

"Tunggu disini." Kata Herin sambil masuk ke bilik kamar mandi. Ryujin menguap. Dia bersender di tembok, matanya masih tertutup dan rambutnya acak-acakan. Beneran penampilan orang baru bangun.

"Udah," beberapa menit kemudian Herin keluar, "Yu." Herin merangkul tangan Ryujin untuk langsung ke lapang apel untuk senam pagi.

"Oh iya Jin, lo udah sehat?" Tanya Herin.

"Kenapa emang? Gue gapapa kok."

"Soalnya pas jurit malam dan api unggun, muka lo pucet parah dan lo tuh kaya diem aja terus. Ditanya cuman geleng-geleng, bikin takut tau ga?"

"Lah tapi-" Ryujin kembali menutup mulutnya. Ga mungkin juga dia bilang kalau tadi malem sebenernya dia ga ikut jurit malam dan api unggun, yang ada Herin bisa pingsan.

"Trus pas gue meluk lo, lo tuh dingin banget!"

Ryujin mengusap tengkuknya, "Iya emang aga ga enak sih kemaren." Jawab Ryujin kaku.

"Ryujin," Ryujin dan Herin menoleh, disana ada Hyunjin yang sedang berjalan ke arah mereka, "Dek, saya mau ngomong berdua sama Ryujin, kamu bisa langsung ke lapangan sekarang."

Peek a boo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang