Chapter I

4.5K 982 44
                                    

Jam setengah sebelas malam Ryujin baru diantar Samuel pulang ke kosan. Biasa lah Samuel emang suka curhat-curhat bombay dulu gitu ke Ryujin.

Ryujin naik ke lantai dua. Sepi. Emang biasa sepi sih, tapi biasanya paling engga ada beberapa anak kos kaya misalnya geng Taehyun yang lagi nyebat diluar gitu, tapi ini ga sama sekali. Kaya bangunan kosong aja gitu.

Ryujin menangkap bayangan Jaehwan yang lagi duduk kursi depan kamar Seulgi, Jaehwan yang juga melihat Ryujin langsung menunjuk ke arah atas.

"Hah?" Tanya Ryujin bingung. Jaehwan kembali menunjuk ke arah atas. Tanpa suara. Ryujin otomatis bingung, bapak Jaehwan yang super cerewet ini tumben diem aja dan cuman nunjuk-nunjuk.

Ryujin berusaha ga perduli, dia memilih lanjut jalan ke pintu kamarnya. "Bapak bilang ke atas." Kata Jaehwan, suaranya bergema, tidak seperti biasanya.

"Kenapa sih? Serem tau."

"Ya ke atas aja, ke loteng."

"Kenapa? Ada hantu baru?" Tanya Ryujin malas.

"Banyak omong kids zaman jigeum. Enam puluh tahun yang lalu anak seumuran kamu disuruh buat berjuang aja mau, ini disuruh naik ke atas aja malah nyolot."

Ryujin memutar bola mata malas, "Sabar kek, kenapa si." Ryujin menyimpan belanjaannya di depan pintu kosan lalu jalan ga ikhlas ke loteng. Sumpah, ini hantu di kosannya kenapa pada aneh semua sih.

Ryujin tidak melihat, mendengar, ataupun merasakan sesuatu yang aneh saat menginjakan kaki ke loteng. Biasa aja. Ya paling hanya ada beberapa makhluk yang biasa ada di sana setiap hari, tapi bahkan mereka tidak terlihat ingin menganggu. Itu malah membuat Ryujin semakin bingung.

Samar-samar Ryujin mencium bau nikotin dari arah tembok pembatas, itu membuat Ryujin kembali melangkah dan mendapati punggung seorang pemuda yang berdiri di dinding pembatas, kepalanya mengadah ke atas untuk menatap langit, dan ada sebatang rokok yang dia apit diantara kedua jarinya.

Itu Hyunjin.

Perlahan Ryujin mendekat, berdiri di samping Hyunjin yang tampak terkejut melihat kehadiran Ryujin, "Ngapain lo kesini?" Tanya Hyunjin tidak suka.

"Kenapa? Emang kosan ini punya ayah lo?" Tanya Ryujin balik.

"Ck! Pergi sana, ganggu."

Bukannya pergi, Ryujin malah mengambil bungkus rokok yang ada di atas tembok pembatas, menyematkan batang haram tersebut dan membakarnya. Hyunjin yang melihat hal itu langsung menarik rokok yang ada di mulut Ryujin dan membuangnya ke tanah.

"Lo goblok apa gimana?" Tanya Hyunjin marah.

"Kenapa?"

"Lo tuh cewe!"

"Trus?" Tanya Ryujin balik.

"Rokok ga baik buat lo!"

Ryujin tertawa, kepulan asap masih bisa terlihat keluar dari mulutnya, "Trus? Gimana dengan lo, kak? Emangnya kangker, diabetes, TBC, atau penyakit apapun itu cuman menyerang cewe? Engga.." Ryujin mengambil rokok yang ada di tangan Hyunjin dan ikut membuangnya ke tanah. "Kalau gue liat lo ngerokok lagi, gue bakal ngerokok juga."

"Ck! Apa apaan sih?"

"Nih," Ryujin memberi sebungkus permen lolly, "Enakan ini, isinya sama dengan tiga gelas susu."

"Ga jelas banget sih."

"Yeu dikasih gretongan bukannya nerima," gerutu Ryujin sambil membuka bungkus permen tersebut lalu membuka mulut Hyunjin paksa dan memasukkan permen lolly, "Mulut pait tuh bukannya nyebat, tapi makan yang manis. Ini mulut pait dikasih nikotin, gimana ga sakit itu paru-paru?"

Peek a boo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang