Chapter O

4.2K 953 51
                                    

Ryujin sudah menduga kalau Hyunjin ga bakal masuk hari ini. Setelah kejadian kemarin, Ryujin dipaksa Haechan untuk pulang dengan anak-anak yang lain padahal Ryujin maunya pulang bareng sama Hyunjin.

Bukan apa-apa. Ryujin merasa bersalah karena kalau saja waktu itu Ryujin tidak menyetujui usul Jaehwan, mungkin kondisi Hyunjin tidak akan separah ini.

Apalagi waktu itu, Ryujin sempat terciduk sama anak OSIS yang lain waktu dia merangkul Hyunjin yang keadaannya udah beneran ga ada tenaga. Hyunjin langsung dibawa sama guru sedangkan Ryujin langsung disuruh naik ke bus.

Ryujin menatap pintu kamar Hyunjin sedikit lama. Penasaran, apakah Hyunjin ada di dalam, engga pulang, atau kemana?

Ryujin pusing sendiri jadinya.

Dia berdecak sebelum pergi dari sana, kalau dia liatin terus nanti bisa-bisa dia telat ke sekolah. Masalah Jeongin dan Jaehwan, Ryujin juga belum melihat dua makhluk itu lagi sejak kemarin. Masa bodoh, Ryujin udah cape ngurusnya.

Saat sampai di sekolah, seperti yang sudah si perkirakan, banyak sekali temannya yang absen. Ya iya, sekoah sadis, hari minggu pulang camping dan senin harus masuk lagi. Kalau bukan mau nanyain dan cari tau kabar Hyunjin, sih, Ryujin males banget ke sekolah hari ini.

Kebetulan dia berpapasan dengan Haechan di koridor, "Misi ka, boleh nanya?"

Haechan yang tampak terkejut itu mengangguk pelan, "Kenapa?"

Ryujin mengusap tengkuknya, "Anu .. itu .. Kak Hyunjin masuk ga ya hari ini?"

Haechan menyerngit, "Sebenarnya kamu ada urusan apa sih sama Hyunjin? Pacarnya?" Tanya Haechan.

"Hah? Bukan lah, Ka Hyunjin itu tetangga aku di kosan."

"Hyunjin dibawa ke UGD kemarin, dia tifus, jadi hari ini ga masuk."

Mata Ryujin membulat sempurna, "Seriusan? Astaga! Aduh gimana dong." Dan Ryujin semakin merasa bersalah.

"Kamu suka sama Hyunjin? Khawatir banget," tanya Haechan.

"Engga lah! Kan dibilangin cuman tetangga!!" Balas Ryujin cepat, "Anu .. boleh nanya lagi ga, ruangan sama alamat rumah sakitnya."

Haechan menghela nafas panjang, "Kaka juga agak lupa ruangannya, nanti saya chat kamu di line, kamu itu Ryujin temennya Somi kan?"

"Hehe iya,"

"Ya udah saya punya kontak kamu juga, waktu itu Somi pernah nelfon saya pake line kamu." Kata Haechan.

"Makasih banyak kak, maaf ganggu."

"Santai.." balas Haechan lalu pamit pergi. Ryujin segera pergi ke kelasnya, ingin cepat-cepat ke rumah sakit.

---;---

Ryujn sibuk googling, makanan yang bagus buat orang tifus. Dia beli segala makanan yang udah dia googling dan siap untuk bayar. Ada dua antrian di depan Ryujin, satu antrian tepat di depannya adalah dua orang remaja laki-laki yang sepertinya tidak asing bagi Ryujin.

Tapi siapa? Tanya Ryujin dalam hati.

Yang duduk dengan Jeongin sambil nonton tv

Rambut blonde yang bilang ada spongebob dan nyariin Min-.. sialan Ryujin lupa siapa namanya.

Dia yang bersurai hitam yang nyuruh Jeongin bunuh diri.

Minho!

"Udah belum? Lama banget bangsat." Ada satu orang lagi yang menghampiri mereka.

Peek a boo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang