Setelah pergimu tiga ratus sembilan puluh hari yang lalu aku masih asik dengan sendirinya menikmati senja bersama kenangan yang kadang muncul di ingatan,bersama luka yang masih basah sesekali dengan tetesnya air mata.
Aku masih asik menghitung hari demi hari semenjak pergimu.
Sulit menahan air mataku,membendungnya dipelopak mata yang akhirnya jatuh juga.
Direlung hati paling dalam,ini adalah cerita sedih yang tak akan pernah sudah.
Bahkan di tiga ratus tujuh puluh hari yang lalu masih terekam jelas di ingatanku bagaimana kita memandangi senja dengan obrolan yang tak ada habisnya,disetiap tempat yang kudatangi selalu menghadirkan kamu di ingatanku
Kamu adalah alasan mengapa aku masih sering mengunjungi tempat ini,menikmati senja menghilang yang perlahan di selimuti oleh gelapnya malam
Menikmati angin yang membawa pergi rindu-rindu yang memuncak di dadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di akhir pelukan
Fiksi RemajaDiluasnya bumi yang membentang dan ribuan orang yang tumbuh. Kau dan aku pernah didekatkan. Triana suelda.