8 - Her

2.6K 377 23
                                    

:: Chapter 8 ::

•|•

Sebenarnya Yerin ingin pergi ke rumah Eunha untuk mengerjakan tugas bersama. Taehyung sudah menawarinya untuk mengantarnya namun Yerin menolak dan bilang bahwa Taehyung harus fokus ke akhir semesternya.

Taehyung juga berpikir seperti itu, jadi Taehyung mengiyakan ucapan Yerin dan kembali berkumpul bersama temannya—Yoongi dan Hoseok yang sedang bersama-sama saling membantu dalam penyelesaian skripsi.

Namun belum sampai di halte , hujan kembali melanda kota Seoul. Dengan terpaksa Yerin di kedai terdekatnya. Tidak banyak juga tidak dikit yang berteduh di tempat tersebut.

Sesekali Yerin mengusap lengannya yang hanya memakai jaket dan memakai rok walaupun itu di bawah lutut, betisnya yang seperti membeku karena sapuan angin serta sedikit percikan air hujan di kakinya.

Beberapa menit berteduh disana membuat Yerin jenuh sendiri. Tidak ada lagi tempat duduk yang kosong. Membuat kaki Yerin lama kelamaan merasa lebih kaku.

Dari seberang kedai, terdapat seorang wanita yang baru saja keluar dari minimarket. Yang Yerin khawatirkan, wanita itu membawa banyak kantong plastik belanjaannya.

Membuat wanita itu susah payah mengangkatnya. Mata Yerin mengarah lagi kearah tujuan wanita itu berjalan.

Mobil yang terparkir agak jauh membuat Yerin semakin prihatin.

Dan sekarang satu kantung plastik yang wanita bawa itu terjatuh kebawah. Tidak tumpah isinya, namun tidak ada satupun orang yang ingin membantunya.

Semua sibuk pada kepentingan mereka masing-masing.

Yerin yang semakin merasa simpati saat melihat ekspresi wajah wanita itu yang terlihat putus asa.

Kemudian, tungkai Yerin melangkah mendekati wanita itu. Menoleh kiri kanan sambil mengangkat ranselnya di atas kepala.

Gerakan kaki Yerin semakin cepat sat ia sudah berhasil menyebrang dan sesegera mungkin membantu wanita itu.

"Permisi, ada yang bisa kubantu?" tanya Yerin saat sudah di hadapan wanita itu yang kesusahan membawa belanjaanya.

Wanita itu yang sebelumnya menunduk beberapa kali membenarkan kantong plastik itu seketika mendongak menatap.

Tidak ada jawaban. Hanya senyuman kikuk yang wanita itu berikan kepada Yerin. Hal itu tidak membuat Yerin kembali berteduh.

Malahan, Yerin kembali mendukung ranselnya di punggung lalu segera membawa kantong plastik isi belanjaan itu. Tidak seluruhnya di ambil Yerin, guna menyeimbangkan barang belanjaan yang wanita itu bawa.

"Aku bawa kemana ini?"

Wanita itu yang sebelumnya tidak mengerti lalu paham bahwa Yerin ingin membantunya.

Sudut bibir wanita itu tertarik menjadi sebuah senyuman, lalu menunjuk kearah mobilnya yang agak jauh dari temlat mereka berdiri di hujan yang cukup deras.

Lantas mereka berdua langsung berlati secepat mungkin, menuju kemobil wanita itu. Sampai beberapa mebit saja sudah ada di deoan mobil wanita itu.

Tangan Yerin terangkat untuk memberikan kembali kantong belanjan wanita itu.

"Maaf merepotkanmu, terima kasih." Wanita itu tersenyum lebar.

Yerin juga membalasnya dengan senyum, "Manusia itu makhluk sosial. Kita saling membutuhkan satu sama lain. Lagi pula aku tidak keberatan untuk membantumu dan tidak membuat dirimu repot sedikitpun."

End of The Road ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang