21 - Relieved

2.6K 340 35
                                    

:: Chapter 21 ::

•|•

Bingung, yang lama-lama dirasakan oleh Yerin. Dia bingung akan sikap Jimin yang akhir ini tidak seperti biasanya-maksudnya, biasanya Jimin selalu datang dan datang cepat kekampus untuk bertemunya dan sekedar mengobrol dengannya. Namun, sekarang tidak lagi. Semenjak hubungannya dan Taehyung semakin membaik dan tidak jadi berakhir, semenjak itulah Jimin tidak lagi muncul.

Terlintas dipikiran Yerin, Jimin sepertinya sangat sibuk dengan kuliahnya. Mungkin, itu alasan Jimin yang jarang menemuinya-sekedar untuk mengobrol dikantin kampus setelah Yerin selesai dengan kelasnya.

Namun kenyataannya salah. Jimin sempat datang kekampus saat jam Yerin pulang, namun hanya melihatnya dari kejauhan. Hanya sebentar, memastikan bahwa Yerin baik-baik saja, lalu pergi begitu saja.

Tidak mungkin dia yang terus mendatangi Yerin dan mengobrol dengannya. Yerin memiliki Taehyung dan bahkan hubungan mereka semakin membaik.

Saat itu, Jimin memutuskan untuk melupakan perasaannya terhadap Yerin, dia bahagia jika Yerin bahagia walau bukan bersamanya. Dan dia bukanlah lelaki brengsek perusak hubungan.

Seperti biasa, Jimin duduk dikantin kampus, dipojok agar tidak terlihat oleh pandangan Yerin. Dia ingin lebih lama melihat Yerin. Senyum tipis sedari tadi tercetak dibibir Jimin.

Beberapa menit melihat Yerin yang bercanda dengan temannya, akhirnya Jimin memutuskan untuk pulang. Walau sebenarnya dia masih ingin lebih lama melihat wajah Yerin.

Dengan berat hati, Jimin beranjak dengan hati-hati dan pergi begitu saja tanpa diketahui oleh Yerin.

Namun, itu salah. Penglihatan Yerin tidak sengaja mendapat seorang pria yang tidak terlalu tinggi memakai hoodie biru tua, membelakanginya, sekilas postur tubuh itu mengingatkan dirinya akan Jimin.

Membuat Yerin penasaran dan pergi begitu saja. Dia merindukan obrolannya bersama Jimin, dan memutuskan untuk mengikuti pria itu. Tepat dikoridor yang agak sepi Yerin yang terlalu penasaran akhirnya mempercepat langkahnya hingga menyamai langkah pria itu.

Dan benar, itu Jimin. Senyum Yerin tertarik lebih lebar kala Jimin menoleh kearahnya dengan tampang terkejut.

"Jimin?!" pekik Yerin tiba-tiba berhenti dan menarik tangan Jimin membuat pria itu ikut berhenti.

Jimin tergagap, "Ye-yerin, kenapa kau ada disini-eh," Jimin menggaruk-garuk tengkuknya bingung ingin berbicara apa.

Sedangkan Yerin menatap Jimin kesal sekaligus bingung, "Apa? Kau kenapa ada disini-maksudku, jika kau ada disini, mengapa kau tidak menghampirku?!" ujar Yerin kesal membuat Jimin hanya terkekeh canggung.

"Aku buru-buru." ujar Jimin bohong.

Dan itu tak membuat Yerin lega, Yerin menyipitkan matanya saat menatap gelagapan Jimin yang berbohong kepadanya, "Buru-buru apa? Kau berbohong!" seru Yerin membuat Jimin meneguk ludahnya susah payah.

Jimin menghela napas, dan menarik Yerin untuk keluar.

Tepat diarea parkiran, Jimin akhirnya memberhentikan perjalanan mereka dan berbalik menatap Yerin yang kebingungan. "Mengapa disini?"

End of The Road ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang