11 - A Hug

2.3K 381 45
                                    

:: Chapter 11 ::

•|•

Jika setelah kejadian itu membuat Yerin bersedih, itu benar. Namun, keterpurukan yang Yerin alami semakin mendalam. Sakit di hatinya semakin menyiksanya.

Setelah beberapa hari kejadian itu, Yerin yang sebelumnya berusaha untuk mempertanyakan atau memperjelaskan apa yang dilakukan Taehyung di rumah sakit yang bahkan tidak mengetahui jikalau ia mengalami kecelakaan kecil.

Akan tetapi, setiap Yerin yang selalu menghubungi Taehyung sekedar untuk menemuinya, Taehyung menolak dengan alasan tugas kuliahnya.

Sikap hangat Taehyung tidak berangsung lama. Bahkan Yerin tidak bisa melupakan penglihatannya dirumah sakit yang sudah satu minggu yang lalu.

Taehyung yang jarang menghubunginya, jika Yerin menghubungi Taehyung, kemungkinan tidak pernah sekalipun diangkat olehnya. Walaupun hanya sebentar dan Yerin hanya bisa mendengar suara Taehyung yang singkat melalui sambungan operator.

Tanpa tahu apa yang telah Taehyung lakukan selama ini. Benar, jika pikiran Yerin yang bukan sibuk karena tugas kuliahnya. Bahkan yang sebenarnya Taehyung tidak terlalu sibuk. Ya, dia sibuk. Taehyung sibuk menemani Eunbi yang terpuruk.

Penyakit Ibunya bahkan semakin hari menjadi semakin lebih parah. Tentu Eunbi merasakan sedih yang mendalam setelah melihat seorang yang melahirkannya dengan keadaan tengah berbaring diranjang rumah sakit.

Setiap hari bahkan Eunbi tidak pernah sedikitpun tidak menitikkan airnya. Inilah yang membuat Taehyung selalu menjaga Eunbi dari keterpurukannya.

Tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang juga terpuruk karenanya.

•••

Senyum yang hanya sedikit terpatri dibibir manis Yerin membuat Jimin semakin sedih serta penasaran, apa yang disembunyikan temannya itu.

"Kau... benar-benar tidak apa?"

Perkataan Jimin lantas membuat Yerin yang sebelumnya memejamkan mata seraya menikmati angin sore di taman dekat apartemennya—lantas menoleh kearah Jimin dengan pandangan heran.

"Maksud... mu?"

Park Jimin membasahi bibirnya sebelum kembali berkata, "Kau baik-baik saja kan? Tidak ada yang kau sembunyikan?"

Hal itu membuat Yerin menunduk, sembari memainkan jari-jari tangannya membuat Jimin menghela nafas.

"Kalau memang ada sesuatu yang kau sembunyikan, sebaiknya jangan. Aku masih bisa mendengar ceritamu." ujar Jimin membuat Yerin menatap kearahnya lalu kembali menunduk.

Park Jimin hanya tersenyum tipis, tangannya entah mengapa—reflek menyentuh puncak kepala Yerin membuat Yerin terkejut.

Jimin tahu ini salah, namun ia hanya sedikit menyalurkan perasaannya kepada Yerin—walau Yerin tidak mengetahuinya.

Lamunan Jimin tersadar, "A–ah, maafkan aku."

Jimin merutuki pergerakannya yang secara tidak sadar itu, "Ji–jika kau tidak mau menceritakannya, tidak apa-apa."

End of The Road ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang