a supplementary story | 1

3.5K 219 16
                                    

1 | pull ➳ eunbi & hoseok

Taman yang sepi di malam hari. Berubah menjadi sedikit berisik ketika seorang gadis duduk di kursi panjang dengan tangisan serta isakan perih yang dirasakan gadis itu saat ini.

Hubungannya sudah berakhir. Hwang Eunbi dan Kim Taehyung bukan sepasang kekasih. Lagi. Barangkali, Eunbi hanyalah selingkuhan Taehyung. Ya. Itu memang benar.

Mengingat betapa bodohnya ia dengan mudahnya jatuh hati lebih dalam pada pemuda itu. Mengingat betapa bodohnya ia selalu mempercayai Taehyung yang hanya satu-satunya mencintai seorang Hwang Eunbi.

Pada akhirnya semua akan terungkap. Tentang kesalahannya yang menuduh teman barunya; Jung Yerin bahwa gadis itu adalah jalang, atau selingkuhan Taehyung. Namun, apa yang dituduhkannya pada Yerin itu adalah kenyataan yang ada pada dirinya.

Ia tahu juga, jika ini bukan sepenuhnya kesalahannya. Melainkan kesalahan Taehyung. Ya. Lelaki yang Eunbi cintai itu bodoh, gegabah, sehingga membuatnya dan tentunya Yerin selalu tersakiti. Hanya karena kesalahan tidak ke-sengajaan lelaki itu. Ha. Pikir Eunbi dia bodoh, apa? Tidak. Eunbi jelas tahu lelaki itu selalu mendekatinya. Bahkan pada akhirnya dia mengikuti kebodohan lelaki itu.

"Dasar sialan, bodoh kau Kim Taehyung!" desisnya masih ditemani oleh isak tangisnya yang mulai mereda.

Oh, tentu saja Eunbi tidak senang jika ia mengakhiri hubungannya dengan Taehyung yang jelas-jelas sangat dicintainya. Ibunya meninggal. Saat itu adalah Eunbi yang paling lemah. Satu kali orang yang disayanginya pergi meninggalkannya.

Yang kedua kalinya. Taehyung yang bahkan membohonginya dengan sikap-sikap busuk baginya sekarang. Jelas Taehyung adalah salah satu orang yang disayanginya, dicintainya malah selain Ibu dan Ayahnya. Namun ia harus mengalami kenyataan yang semakin lama semakin membuatnya terpuruk.

Ia sadar, cukup dua kali. Dan Hwang Eunbi tidak ingin menjadi seseorang yang lemah. Tidak lagi dan tidak akan. Hati dan batinnya memang sangat sakit. Namun jiwa dan raganya semakin menguat kala dia kembali mendapatkan kenyataan buruk untuk yang kedua kalinya. Hwang Eunbi sudah cukup belajar dengan kejamnya dunia, kebohongan dan masalah percintaan.

"Apakah aku harus menutup hatiku mulai sekarang?"

"Apa aku tidak menjalin hubungan sepasang kekasih lagi, ya?"

"Dan juga ... apa aku harus tetap sendiri dan menjadi gadis tua hingga aku—"

"Ya! Dasar gadis mudah putus asa!" teriak suara seorang pria dari belakang Eunbi yang sontak membuat ia menghentikan monolognya.

Lantas Eunbi memutar badannya kebelakang. Melihat siapa yang berani menguping perkataannya dan menghinanya itu membuat ia malu sekaligus marah. Apalagi jika lelaki itu bahkan sangat ia kenali.

Eunbi mendengus kasar, kembail memutar tubuh kedepan kala lelaki itu berlari kearahnya dan segera duduk disisi kanannya. "Pergi kau dasar tidak sopan."

Namun lelaki itu tak mengindahkannya. Ia duduk di sisi kiri Eunbi, tangan kanannya bergerak melingkar pada bahu gadis itu yang seketika terlonjak kaget. "Jangan bersedih. Aku masih ada untukmu, kok." ujarnya. "Kesempatan untukku." lanjutnya kembali dengan gumaman kecil.

"Apa kita kenal?"

Lelaki itu lantas mendengus saat Eunbi dengan kasar menghentakkan lengannya yang melingkar pada bahu gadis itu.

Lantas, lelaki itu memutar tubuh ke samping, tangan kanannya terangkat, "Perkenalkan namaku Jung Hoseok!" Nada semangatnya seakan mereka baru mengenal, dengan antusias memperkanalkan dirinya membuat Eunbi memutar bola matanya kesal.

"Apa? Jung ... kuda?"

Mendadak wajah Hoseok berubah menjadi masam. Hanya sedetik, lalu tersenyum lebar kembali. Dan kembali melingkarkan lengannya pada bahu Eunbi. Saat ini, Eunbi hanya menerimanya.

"Kau tahu mengapa aku menghampirimu?"

"Tidak."

Hoseok mencebikkan bibirnya. "Itu karena aku tidak sengaja melihatmu. Tidak, juga, sih. Kau ingin tahu kenapa?"

"Tidak."

"Itu karena aku menyukaimu! Aish!"

"Tid—apa?"

Eunbi terkejut. Menoleh cepat ke arah Hoseok. Namun Hoseok hanya terus tersenyum menatap lurus ke depan. Dengan rangkulan yang ia eratkan, mendadak degub jantung yang kian mencepat kini Eunbi rasakan. Ia gugup. Entah mengapa tiba-tiba begitu. Walau ia tahu Hoseok yang sejak dulu selalu mencuri-curi pandangan pada dirinya, namun ia kira itu hanya biasa.

"Aku sabar menunggumu, kok. Hingga sekarang aku berani menyatakan perasaanku." ujar Hoseok dengan nada yang pelan.

"Jadi, jika kau bersedih, kau bisa datang padaku. Dan aku akan memperbaiki suasana hatimu sebisaku, walau ... aku tidak bisa. Tapi, tidak apa-apa. Yang penting aku menyukaimu!" pekiknya senang. Jika Hoseok kira Eunbi tetap bersedih. Namun lelaki itu salah mengira. Suasana hatinya sedikit membaik, hanya karena Hoseok yang dengan tibanya datang kepadanya, melakukan hal konyol, dan menyatakan perasaan lelaki itu dengan cara yang membuat Eunbi tertawa.

"Apakah aku harus menutup hatiku mulai sekarang?"

Well, Eunbi menarik perkataan itu.

━━━━━━━━
Finished

━━━━━━━














Another supplementary story;
To be continued.

End of The Road ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang