My Dongsaeng My Love 8

2K 166 9
                                        

Jimin menatap Taehyung lekat-lekat. Kenapa Taehyung mengatakan hal seperti itu padanya. Mereka saling menatap satu sama lain. Taehyung mengulas senyum khasnya di depan Jimin. Suasana menjadi hening setelahnya. Baik Taehyung atau Jimin tidak ada yang bersuara. Keduanya menatap kosong ke depan dan bahkan spanduk yang di bawah oleh Jimin tidak lagi di rentangkan olehnya.

Kedua sahabat itu larut dalam pemikiran mereka sendiri-sendiri. Pertandingan pun di mulai semua penonton bersorak ramai kecuali kedua sahabat tersebut.

Hasil balapan adalah Suga keluar sebagai juara pertama. Jimin yang tadinya diam bersorak kembali dan merentangkan spanduknya juga.

Para penggemar sangat antusias, mereka mengumandangkan nama Suga begitu juga dengan Jimin. Suga melambaikan tangan pada para penggemarnya dan hendak melempar buket bunga yang ia dapat kepada mereka.

Sekarang berada di atas awan Jimin begitu senang karena ia mendapatkan buket bunga yang di lempar oleh Suga tadi.

Tiba-tiba Taehyung menggandeng tangan Suga dan mengajaknya pergi. Sontak Jimin memandang ke arah sampingnya. Taehyung tidak ada lagi di sampingnya.

"Apa ini Tae," Batin Jimin.

Jimin mengikuti Taehyung dan juga Suga. Ia sangat terkejut karena ia melihat Suga yang di peluk oleh Taehyung. Terlihat jelas wajah bahagia Taehyung saat memeluk Suga.

Hatinya sakit melihat Taehyung sahabatnya menikung dirinya dari belakang. Ia pergi dari tempat kejadian tersebut tanpa di ketahui oleh Taehyung dan Suga.

"Apa benar yang kau katakan."

"Ne Suga hyung."
.
.
.

Taehyung menghampiri Jhope di ruang istirahatnya. Melihat kedatangan Taehyung kekasihnya Jhope meminta semua orang meninggalkan dirinya dan Taehyung sendirian saja. Semua orang pun pergi keluar menuruti perintah Jhope.

"Gomawo sudah datang chagi aku sangat senang," ujar Jhope seraya memeluk Taehyung.

"Aku sudah bilang akan datang padamu hyung tentu aku akan datang hyung."

Taehyung Tersenyum manis di depan Jhope.

"Tapi sekarang aku harus pulang hyung."

"Sebenarnya aku masih ingin kau menemaniku chagi. Tapi baiklah kau pulang saja lagi pula kau harus menjaga Jin hyung kan dia sakit."

Jhope sangat perhatian kepadanya ia juga memikirkan tentang Seokjin. Taehyung kembali mengulas senyum manisnya. Jhope mendekatkan wajahnya ke wajah Taehyung jarak mereka tinggal beberapa senti saja.

Taehyung yang menyadari kalau Jhope berusaha mendekat padanya langsung menyingkir dari hadapan Jhope.

"Aku harus segera pulang hyung. Sampai jumpa besok."

Taehyung meninggalkan Jhope yang sepertinya sangat kecewa dengan sikapnya tersebut.
.
.
.

Seokjin menatap kosong langit yang berawan. Ia duduk di ayunan di samping kolam renang di rumahnya. Sekarang pikirannya berkecamuk apa yang Taehyung lakukan sekarang.

Taehyung menatap Seokjin yang asyik menatap langit di siang hari hingga ia tidak sadar akan kedatangan Taehyung. Matanya menatap langit dengan kedua tangan di lipat di depan dada namun dia tidak mengayun ayunan yang di dudukinya.

Taehyung merebahkan tubuhnya di samping Seokjin dan membuat paha Seokjin sebagai bantal.

"Apa awannya sangat indah Jin hyung"

Seokjin menatap Taehyung dalam mencoba mencari tahu apa yang telah Taehyung lakukan dengan Jhope tadi. Namun hasilnya nihil ia tidak dapat nenemukan apa-apa di mata Taehyung.

"Kenapa menatapku seperti itu Jin hyung."

"Awannya sangat indah Tae. Mereka seakan berjalan di langit."

Taehyung tersenyum dan kembali menatap awan. Yang dikatan Seokjin sepertinya benar karena awan terlihat bergerak kesuatu tempat yang entah itu dimana. Seokjin tersenyum ia membelai lembut Surai milik Taehyung.

Karena merasa nyaman di pangkuan Seokjin, Taehyung mulai memejamkan matanya hingga ia benar-benar tertidur. Seokjin menggendong Taehyung ke kamarnya.
.
.
.

Saat Taehyung bangun hari sudah sore. Ia menemui Seokjin yang sedang asyik menonton Tv.

"Hyung aku lapar," ujar Taehyung memegangi perutnya.

"Kau mau makan apa Tae aku akan membuatkannya untukmu."

"Aku ingin makan di restoran hyung. Sudah lama kita tidak makan di luar."

Seokjin tersenyum ia langsung bangkit dari duduknya.

"Kalau mau makan di restoran mandi dulu Tae," ujar Seokjin mengendus Taehyung.

"Hehe mandiin ya hyung," goda Taehyung. Ia tahu hyungnya sekarang tidak pernah mau di ajak mandi bersama.

"Anak nakal, Sudah besar minta di mandiin memang tidak malu."

"Ngapain malu kau kan hyungku, Jin hyung saja yang malu hahaha."

Taehyung tertawa sambil berlalu ke kamarnya. Seokjin menelan ludah mendengar kata-kata Taehyung. Selang beberapa menit Taehyung sudah siap. Mereka pergi untuk makan di restoran Jepang karena Taehyung mengatakan ia ingin makan tokoyaki.

"Hyung kau cari saja tempat duduk dan pesan makanan juga. perutku tiba-tiba mules aku akan segera kembali," Ujar Taehyung ia pergi ke toilet karena sudah tidak dapat menahannya lagi.

"Dasar anak itu, baru sampai yang di tuju malah toilet," ujar Seokjin menggeleng-gelengkan kepalanya.

Seokjin menatap layar ponselnya yang berlatar foto Taehyung yang tersenyum manis. Tidak lama pelayan datang menghampiri Seokjin.

"Dia sangat manis, apa dia kekasihmu hyung?."

Seokjin mengenali suara itu. Ia menoleh ke sumber suara dan benar dugaannya.

"Jeon Jungkook kau disini."

Orang yang ternyata bernama Jeon Jungkook itu tersenyum pada Seokjin.

"Aku bekerja disini hyung, kau mau pesan apa," ujar Jungkook mengeluarkan note di sakunya.

Seokjin lansung berdiri dan memeluk Jungkook.

"Aku sangat merindukanmu kookie."

Taehyung yang baru saja keluar dari toilet melihat hyung nya memeluk orang yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Siapa dia hyung," ujar Taehyung menghampiri Seokjin.














**TBC**







My Dongsaeng My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang