My Dongsaeng My Love 11

2K 148 8
                                        

Taehyung menunggu Seokjin semalaman ia tidak tidur demi menunggu Seokjin siapa tahu Seokjin berubah pikiran dan pergi ke kamarnya. Taehyung tidak berani ke kamar Seokjin bahkan hanya untuk mengintip karena Seokjin sudah mengatakan agar ia pergi. Namun hingga pagi menjelang Seokjin tak kunjung datang ke kamarnya.

Dengan langka gontai dan mata yang hampir menyerupai mata panda Taehyung menuju dapur. Ia akan membuatkan secangkir kopi untuk Seokjin. Ketika ia sudah sampai di dapur ia melihat Seokjin sudah berada di dapur seperti biasanya. Seokjin sedang memotong-motong sayuran hendak memasak.

"Hyung, kau...."

"Pagi Tae, kau bangun pagi sekali," ujar Seokjin seakan tak terjadi apa-apa kemaren.
Taehyung membelalakkan matanya tidak percaya Seokjin sudah kembali seperti biasanya.

"Apa kau baik-baik saja hyung," ujar Taehyung memegang lengan Seokjin.

"Aku belum buat kopi, jadi kau buat sendiri sana," Lagi-lagi Seokjin bersikap biasa.

Taehyung yang mengerti kalau Seokjin tidak ingin membahas masalah kemarenpun melangka menjauh dari Seokjin dan membuat secangkir kopi. Namun ketika hendak menuangkan gula ke dalam cangkir tangan Taehyung menyenggol panci panas di sebelahnya.

"Aaarrrgghh."

Seokjin langsung menoleh ke arah Taehyung setelah ia mendengar Taehyung menjerit. Taehyung mengibas-ngibaskan tangannya kesakitan.

"Aarrgh. panas," ujar Taehyung.

"Kau ini, kenapa kau tidak hati-hati," ujar Seokjin seraya meniup-niup tangan Taehyung. Kekawatiran jelas terlihat di matanya.

"Aku gak papah kok Jin hyung ini sudah gak sakit," ujar Taehyung memegang tangan Seokjin yang menggenggam tangannya.
Seokjin menatap Taehyung, senyuman khas Taehyung menenangkannya.

"Lain kali hati-hati."

"Biasanya kan Jin hyung yang mengurus segalanya tentang diriku. Dimulai dari aku bangun sampai aku tidur lagi. Kenapa sekarang enggak lagi."

"Bukankah kau tidak suka aku memperlakukankmu seperti itu."

"Benar."

"Lalu."

"Aku sudah terbiasa dengan perlakuanmu yang seperti itu hyung. Jadi...," kata-kata Taehyung terhenti.

"Sekarang kau sudah besar Tae, Bahkan kau sudah punya pacar. Jadi mulai sekarang aku akan berhenti memperlakukanmu seperti seorang bocah," ujar Seokjin ada sedikit rasa sakit dihatinya saat ia mengatakan hal tersebut.
Taehyung hanya bisa diam mendengar kata-kata Seokjin.
.
.
.
.

Perjalanan ke sekolah Taehyung seperti biasa di antar oleh Seokjin. Taehyung tidak henti-hentinya menatap Seokjin hanya sesekali ia menatap jalanan di depan. Seokjin sadar Taehyung terus menatapnya. Namun Seokjin tidak memperhatikannya. Jika ia memperhatikan Taehyung ia yakin dirinya tidak akan bisa fokus untuk melupakan perasaannya pada Taehyung.

"Jin hyung."

"Hem."

"Jimin~ah akan ulang tahun. Aku bingung, apa aku harus datang ke pestanya atau tidak," ujar Taehyung dengan menundukkan kepalanya.
Mau tidak mau Seokjin memalingkan wajahnya sesekali ke arah Taehyung. Ia melihat raut kesedihan di wajah dongsaengnya tersebut.

"Kenapa?, Apa kalian bertengkar."

"Aku tidak tahu apa salahku padanya. Tiba-tiba dia marah dan memutuskan hubungan persahabatan kami."

My Dongsaeng My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang