Jungkook sengaja menumpahkan air minum yang ia bawah saat Seokjin dan Taehyung datang. Secara otomatis Seokjin dan Taehyung membantunya membereskan kekacauan. Jungkook ingin mengalihkan pemandangan Seokjin dan Taehyung karena Jhope dan Suga hendak pergi dari restoran tersebut.
"Ada apa ini?," ujar menejer restoran seraya menghampiri Jungkook.
Jungkook hanya bisa mengucapkan kata maaf kepada atasannya tersebut. Ia tahu apa yang dia lakukan itu akan berakibat buruk. Ia bisa saja di pecat dari pekerjaannya akan tetapi demi sahabatnya itu bukan masalah bagi Jungkook. Dia adalah tipe orang yang benci dengan pengkhianatan.
"Maafkan saya pak," ujar Jungkook.
"Kalau kau tidak bisa bekerja lebih baik kau tinggalkan tempat ini," ketus menejer restoran.
"Dia tidak bersalah pak ini salah kami. Kami yang menabraknya tadi," ujar Seokjin dan langsung di iya kan oleh Taehyung.
"Tolong jangan pecat dia pak," lanjut Seokjin seraya membungkuk pada menejer restoran tersebut.
"Baiklah, karena pelanggan yang meminta. Tapi jangan di ulangi," ujar menejer restoran. Setelah Jungkook mengatakan iya dan mengangguk hormat barulah menejer restoran itu pergi.
"Jin hyung, Taehyung hyung kalian mau makan apa," tanya jungkook seraya memberikan buku menu pada Seokjin dan Taehyung.
"Aku rasa aku pilih menu makanan spesial disini saja Kookie," ujar Taehyung.
"Bagaimana hyung," lanjut Taehyung meminta persetujuan Seokjin.
"Ne, aku juga sama dengan Taehyung ya Kookie."
"Baiklah, tunggu sebentar ya hyung," ujar Jungkook lalu berlalu meninggalkan Seokjin dan Taehyung.
.
.
.
Seokjin dan Taehyung menikmati makanan mereka. Sesekali mereka akan menatap Jungkook yang mondar-mandir melayani pembeli.Setelah selesai mereka mengajak Jungkook pergi bersama mereka. Tentu saja Seokjin dan Taehyung menunggu Jungkook menyelesaikan pekerjaannya.
"Hyung, kau bilang kalian akan pergi bertiga," tanya Jungkook karena mereka hanya bertiga yang seharusnya berempat jika mereka bilang mereka akan pergi bertiga.
"Oh, ne Kookie. Kita hanya bertiga," ujar Seokjin seraya mengajak Taehyung dan Jungkook duduk di kursi mereka.
"Seharusnya berempat kan hyung," bingung Jungkook kali ini ia menatap Taehyung untuk meminta jawaban.
"Ne, seharusnya berempat. Tapi, secara mendadak Jhope hyung bilang dia tidak bisa ikut karena dia harus mengantar ibunya kerumah sakit," jawab Taehyung.
"Ibunya sakit?," Jungkook berfikir jika ibunya sakit seharusnya ia bersama ibunya sepanjang waktu tapi bukannya tadi ia sedang bermesraan dengan namja di restoran.
Melihat Jungkook yang sepertinya sedang berfikir, Seokjin menepuk pundak Jungkook.
"Wae."
"Ani, tidak ada apa-apa hyung."
.
.
.
Mereka selesai menonton tapi Seokjin berpamitan ke toilet dulu jadi Taehyung dan Jungkook memilih menunggu Seokjin di mobil saja."Taehyung hyung, boleh aku bertanya." Jungkook sedikit ragu tapi dia tetap menanyakan apa yang ada di pikirannya.
"Ne, tentu saja. Mau bertanya apa Kookie?," Taehyung menghadap ke arah Jungkook yang duduk di Jok belakang.
"Apa Taehyung hyung masih mencintai Jhope hyung?."
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu," Taehyung enggan menjawab.
"Bagaimana kalau dia selingkuh apa yang akan kau lakukan hyung," Jungkook tidak menjawab ia lebih memilih bertanya lagi.
Taehyung yang di tanya hanya diam saja. Ia tidak tahu harus mengatakan apa. Ia dan Jhope memang pacaran tapi mereka tidak seperti pasangan kekasih pada umumnya sebenarnya Taehyung sendiri bingung dengan status hubungan mereka.
"Maaf ya hyung, sepertinya kau terpaksa menjalin hubungan dengannya."
Taehyung semakin menunduk bahkan ia menghadap ke depan dan tak lagi menatap Jungkook. Hati dan pikirannya mengatakan apa yang di katakan Jungkook seratus persen benar adanya.
"Lebih baik kau putusin dia saja hyung," lanjut Jungkook.
Putus, iya Taehyung sudah perna memikirkan itu bahkan bukan cuma sekali ia memikirkannya. Akan tetapi Taehyung harus perang batin saat mengambil keputusan. Ketika ia mantap dengan keputusannya ia selalu di hadapkan pada sikap Jhope yang selalu baik dan tidak perna berbuat salah bahkan selalu mengerti dirinya. Salah satu alasan kuat Taehyung tidak bisa memutuskan hubungan mereka secara sepihak.
"Aku tidak bisa Kookie," lirih Taehyung.
"Jhope hyung terlalu baik, aku tidak bisa melukai perasaannya. Aku tidak perna berfikir buruk tentang dirinya. Hanya saja...aku tidak bisa menjadi seperti yang dia inginkan," lanjut Taehyung.
"Bagaimana perasaanmu padanya, apa kau mencintainya hyung?."
"Cinta...," Taehyung menjedah kalimatnya kemudian dia tertawa.
"haha, sebenarnya sejak awal aku tidak pernah mencintainya."
"Lalu kenapa kalian bisa pacaran?."
"Itu karena aku kalah taruhan dari Jimin," Taehyung pun mulai menceritakan bagaimana ia dan Jhope bisa pacaran.
Merasa mengerti akan posisi yang Taehyung alami sekarang Jungkook berhenti bertanya. Ia berfikir, bagaima ia bisa membantu Taehyung lepas dari Jhope dan tentu ia ingin melihat Seokjin dam Taehyung bersatu.
.
.
.Setelah sampai dirumah Taehyung mendapat pesan dari Jhope kalau ia minta maaf karena ia tidak bisa menemani Taehyung nonton.
Taehyung menghela nafas dan mencoba membalas pesan Jhope.Sekali dua kali Taehyung membalasnya akan tetapi hanya satu dua pesan yang Taehyung balas.
Jhope terus mengirimi Taehyung pesan bahkan Jhope kira Taehyung sakit karena Taehyung lama dan tidak kunjung membalas pesan-pesannya. Lagi-lagi Taehyung kalah dengan sikap perhatian yang Jhope berikan.Setelah dua puluh menit berlalu Teahyung benar-benar tidak tahan. Ia muak dengan semua yang di lakukannya. Taehyung membenamkan ponsel miliknya di bawah bantal lalu beranjak keluar kamar. Mungkin dia akan menonton Tv saja dari pada membalas pesan Jhope.
Ia melihat Seokjin duduk di dapur sendirian. Perlahan Taehyung menghampiri Seokjin. Ia berniat mengagetkan Seokjin.
"Pelan, pelan," ujar Taehyung dalam hati seraya berjalan berjinjit pelan di belakang Seokjin.
"Taehyung-ah," ujar Seokjin sebelum Taehyung menyentu pundaknya.
"Iss, hyung. Bagaimana Jin hyung bisa tahu bahkan aku tidak mengeluarkan suara sedikitpun," ujar Taehyung kesal.
"Aku bisa merasakanmu Tae," ujar Seokjin. Ia mengatakannya tanpa sadar. Saat ia sadar ia membekap mulutnya dan menatap Taehyung dihadapannya.
Taehyung tersenyum, tidak ada kata yang keluar dari mulut Taehyung.
Seokjin menghela nafas lega tetapi ia merasa ada yang aneh dengan dongsaengnya tersebut."Ada apa Tae?," ujar Seokjin seraya mengelus pipi Taehyung.
"Hem, ah...tidak. Tidak ada apa-apa hyung," Taehyung mencoba tersenyum.
"Apa yang kau fikirkan," Seokjin mendekat pada Taehyung dan mengusak surai Taehyung pelan.
"Bagaimana cara mengahiri ini hyung," ujar Taehyung dengan mata berkaca. Ia sudah tidak sanggup berbohong pada perasaannya. Ia ingin berpisah dari Jhope kekasihnya.
Seokjin menangkup kedua pipi Taehyung menghapus jejak air mata yang mulai mengalir di pipi Taehyung dengan ibu jarinya.
"Kau pasti bisa melaluinya Tae."
Chuuu...
Seokjin mencium bibir Taehyung lembut. Ritual yang biasa mereka lakukan saat salah satu dari mereka sedang mendapat masalah.
Lembut dan hangatnya perlakuan Seokjin membuat Taehyung terlena. Ia teringat kembali pertanyaan Jungkook waktu itu "Jika Seokjin bukan saudaranya apakah Taehyung akan mencintainya?."
Taehyung tersenyum di sela ciuman mereka. Ia mengalungkan tangannya pada leher Seokjin.
"Mungkin aku mencintai Jin hyung," Batin Taehyung.
**TBC**
![](https://img.wattpad.com/cover/133630924-288-k744520.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dongsaeng My Love
FanfictionKim Seokjin memperlakukan dongsaengnya layaknya seorang kekasih. "Hyung sangat mencintaimu," Adakah seseorang yang mengetahui perasaan Seokjin. Mungkinkah dongsaengnya atau justru orang lain?. Kim Seokjin x Kim Taehyung