13 - Kematian

2K 97 1
                                    

Kematian pasti akan terjadi pada kita yang hanyalah seorang insan~

💔


Aretha pov
"Papah! Kenapa secepat ini mamah ninggalin Aretha? Hiks, hiks, hiks"

Flashback on

Kemarin mamah Aretha, Yuni. Dilarikan ke rumah sakit karena penyakitnya kambuh, ia menderita Kanker otak stadium lanjut, ia tidak bisa terselamatkan karena kanker sudah menjalar keseluruh tubuhnya, sebelum ia meninggal ia sempat berpesan kepada Aretha.

"Aretha, maafkan mamah, mamah akan pergi, mamah tak bisa menjagamu lagi nak" dengan suara terpenggal-penggalnya.

"mamah ga boleh ngomong kaya gitu! Hiks, hiks"

"mamah pesan, jadilah perempuan yang rendah hati, perempuan mulia, perempuan shalehah, bertaubatlah nak, hijrahlah nak" selang 3 detik, nafas mamah sangat memburu sebelum akhirnya ia menutup mata untuk selamanya.

Papah kemudian menelfon Dara, teman dekatku untuk mengabarkan kepergian Istrinya, mamah ku

Flashback of

***

Tiba-tiba ponsel pintarku berdering dan sangat terkejutnya aku saat suara serak seorang pria yang berada disana memberi kabar bahwa Tante Yuni, mamah Aretha meninggal karena penyakit yang serius.

"Nak, Dara? Bisakah kau datang ke rumah?"

"Bisa pa, iya Dara kesana sekarang" jawabku sambil melangkah mengambil tas beserta dompetku.

Sambungan terputus, aku menunggu taksi. untunglah tak membutuhkan waktu lama taksi melintas dan mempersilahkanku untuk naik.

Ku menyebutkan tempat tujuan dan taksipun dengan kecepatan tinggi namun menuruti aturan itu berjalan.

Ketika sampai di rumah duka, aku melihat bendera kuning yang terpampang jelas didepan pagar rumah Aretha. Banyak orang berdatangan untuk melayad dan mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Aretha sangat terpukul, menangis histeris melihat Mamah tercintanya sekarang terbujur kaku tak bernyawa yang sedang dibacakan surah yasin dari saudara, kerabat, maupun keluarganya.

Aku melangkah ke tempat dimana Aretha terduduk sambil menangis ku peluk dia dengan erat, ku elus punggungnya.

"Aretha, bersabarlah" tak ku sadari air mata menetes dipipiku dengan deras melihat sahabatku menangis pilu seperti ini

Dia masih terisak, tak menghiraukan kata-kataku.
Aku terus menyemangatinya tapi nihil tetap saja dia seperti orang yang putus asa. Tapi aku bisa memakluminya.

Tiba-tiba papah dan mamahku berada didepanku dan tersenyun kepadaku.

"Dara, pulanglah kasihan orangtua kamu cemas mikirin kamu. Jangan sia-siakannya selagi dia masih hidup" pesan Aretha dengan suara sangat pelan

Aku berdiri dan kupeluk mereka dengan erat.

"maafkan Dara pa, maafkan Dara mah"

"iya sayang kami memaafkanmu. Pulang ya? Papah kangen" bujuk papah

Aku hanya mengangguk.

Sudah waktunya jenazah mamah Aretha di makamkan.
Banyak orang yang mengikuti sampai ke peristirahatan terakhir Tante Yuni diiringi dengan isak tangis para keluarga, saudara, kerabat dan begitupun dengan Aretha.

***

Maaf banget ya baru update😣

Kan Ku Gapai Dirimu Dengan DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang