21 - Fara(Fariz Dara)

1.7K 86 0
                                    

Aku mengemudikan mobil tanpa tahu arah yang pasti, sudah cukup jauh aku mengendarainya hingga kini ku parkirkan mobilku di tepi jalan karena yang aku tahu di atas ada tempat wisata bukit indah menjulang yang menyuguhkan pemandangan malam yang sangat menenangkan, disini tak banyak orang berkunjung hanya beberapa saja remaja yang datang dengan 'gandengannya'.
Aku terisak tanpa suara, batinku tersiksa, hatiku melebur, fikiranku kacau.

***

Sementara di lain tempat Fariz yang sedari kemarin kalut kini bergegas kesuatu tempat sekedar untuk menenangkan jiwanya bersama sahabatnya Fauz.

Ia memilih wisata bukit untuk membantu menenangkannya karena ia tahu malam seperti ini pasti tak ramai pengunjung yang akan membuatnya tenang

Wisatanya cukup jauh sehingga memerlukan waktu 30 menit

Ia duduk disalah satu tempat duduk yang terbuat dari kayu, memandang langit cerah yang ditemani sinar bintang menambah keindahannya

Ia melihat seorang perempuan yang sepertinya tak asing
Ia mendekat dan sekarang bahkan ia berada di samping perempuan itu tanpa diketahui.

Wanita itu....Dara

***

"Bagaimana aku akan memberitahukan keluargaku?
Arrrrrggghhh!!
Tuhan, mana yang semua orang sebut Kau adil? Mana?
Dimana keadilanku?"
Aku berucap lirih dengan bulir bulir yang entah keberapa berjatuhan

"Tuhan itu adil Dar, sangat adil" ucap seorang lelaki yang membuat Dara kaget, ia yang menunduk kini perlahan mendongak mencari tahu siapa pemilik suara itu

"Kenapa lo bisa disini?" tanya dara

"gue hanya menenangkan diri" ucap lelaki itu

"memang lo kenapa?"

"gue batal tunangan sama orang yang sangat gue cintai dalam diam sejak awal SMA" ucapnya tersenyum getir mengingat nasibnya

"kok bisa?"

"haha iya dia sudah duluan di lamar oleh lelaki yang dia cinta, karena kita terikat hanya karena perjodohan dan gue aja baru tahu kemarin bahwa orang yang akan dijodohin sama gue itu orang yang sangat gue cinta"

Deg
Kok ceritanya mirip gue ya?
Jangan ke pedean deh Dar!

"sangat rumit"

"lo kenapa?"

"oia, kok lo tahu nama gue sih?"

"kita dulu satu SMA bahkan satu angkatan. Lo lupa orang yang lo dan temen-temen lo bully waktu dikantin? Yang lo sebut kampungan dan aneh" jawabnya santai

"aahhh gue inget, lo juga yang bayarin gue kan waktu di supermarket?"

"iya, lo belum jawab pertanyaan gue"

"yang mana?"

"lo kenapa?"

"gue gagal tunangan, tunangan gue ngebatalin. Dia menghamili anak orang lain, dan yang hamil sama dia itu lo tau ga?" tiba-tiba tak terasa air mataku menetes

"siapa?"

"Risa, sahabat baik gue" aku kembali terisak mengingat semuanya

Jarum jam sudah menunjukan pukul 9 malam, orang rumah sudah berkali-kali menelfon ku namun ku abaikan.

Aku terkejut, benar-benar terkejut!
Entah aku harus merasa senang ataupun sedih.
Senang? Aku tak seegois itu

"sabar Dar, ini ujian. dia bukan yang terbaik buat lo. Allah tidak akan memberikan ujian kepada manusia diluar batas kemampuan hambanya. Lo pasti bisa Dar, percaya sama gue" ucapnya sangat menenangkan

"sekarang lebih baik lo pulang sudah malam" sambungnya lagi

"bagaimana gue bicara sama keluarga gue tentang masalah ini setelah semuanya telah terencanakan dengan baik? Mereka pasti akan sangat kecewa" aku menunduk masih terisak

"bicaralah sejujurnya" dia tersenyum. Manis sekali

Aku hanya mengangguk dan membalas senyumannya

"pulanglah, gue antar"

"lo emang gak bawa mobil?"

"bawa, gue kesini sama temen gue, gue bisa minta dia bawa balik mobil gue"

"terus lo pulangnya?"

"jangan fikirin gue, yang penting lo pulang dengan selamat"

Aku lagi lagi mengangguk

Tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri kami,

"Riz, pulang yuk?" tanya pria itu

"saya minta tolong Fau, Tolong bawakan mobil saya pulang, saya akan mengantar teman saya pulang kasihan sudah malam"

Lelaki itu Fauz, melirik ke arah yang di katakan 'teman' oleh Fariz dan dia syok ketika melihatnya karena Fauz mengetahui semua tentang Fariz

"dia? Dia yang lo ceritakan ke gue kan?"
Aku kaget, tak tahu apa maksudnya

"iya, udah ya saya antarkan dia pulang dulu"

Kan Ku Gapai Dirimu Dengan DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang