"Mah, taman yang dulu aku suka main dimana ya?" tanyaku kepada mamah yang tengah sibuk memasak
"oh, taman dekat sini Dar, dulu kamu suka sekali bermain disana bersama anak temen mamah" ucapnya
"ohya? Yasudah mah, Dara keluar sebentar ya?"
"mau kemana?" tanyanya dengan khawatir
"mau ke taman" jawabku sambil melangkah pergi
"hati hati sayang"
Aku hanya mengangguk dan memberikan jempolku seakan berkata 'aku akan berhati-hati'
Aku mengendarai motorku dengan kecepatan sedang, memang jarak antara rumahku dengan taman memang dekat.
Namun, jika harus berjalan sendirian aku tak akan mau.Keadaan taman cukup ramai, banyak anak yang tertawa, berkejaran kesana kemari.
Tanpa komando bibirku sekarang terangkat membentuk senyuman indah.Aku mengecek satu persatu pohon, sudah ada 4 pohon yang aku cek namun semuanya nihil. Tak ada apapun disana.
Ada satu pohon besar dan aku belum mengeceknya .Aku mendekat pada pohon besar itu yang memiliki kursi dibawahnya, ada seorang pria remaja sedang duduk bersantai dan tampaknya sedang melamun.
"hmm maaf mengganggu, bolehkah saya mengecek pohonnya?"
Ia menggeserkan tubuhnya untu memudahkanku mengeceknya.
"Fariz!" sapaku untuk seseorang yang tengah duduk di kursi itu
Ia menoleh dengan kaget.
"iya?"
"ngapain kamu disini?" tanyaku
"mengenang masa lalu" jawabnya santai
Aku mengabaikannyaAku mulai meraba pohon itu, ada tulisan yang sepertinya sudah bertahun-tahun, terlihat jika sudah tidak terlihat jelas.
Aku tersenyum ketika menyadari jika itu memang tulisanku!
Disitu tertulis Dara dan...
eh tunggu! Ini sudah tidak jelas! Aku tak bisa membacanya, sudah terhapus!Aku berdecak. Bagaimana ini?
Aarggghhh!Aku kembali ke rumah dengan perasaan kesal.
Tanpa menoleh kepada Mamah, aku langsung masuk ke dalam kamarku.
Melanjutkan membaca buku diary masa kecilku.16 juni 2004
Dear diary,
Hai malaikat keduaku,
Akan aku bisikan sesuatu,
Sesuatu yang sangat mengejutkan.
Apakah kau ingin tahu?
Aku akan membisikkan kepadamu
"aku mengagumimu"Aku menyukaimu pria kecil.
Jika takdir tak mempersatukan kita
Aku akan sebisa mungkin melawan takdir walaupun aku tahu aku takan bisa, yang aku inginkan hanya kau tetap disini!Apakah aku dulu sangat mengaguminya? Mengapa aku tak ingat? Yang aku ingat hanya sebatas bayangan kabur yang keluar dari kepalaku
17 juni 2004
Dear diary,
Kenapa kamu tak datang kesini? Aku tengah menunggumu dikursi biasa kita bertemu.
Aku mencarimu, kamu tak ada.
Aku mengkhawatirkanmu.
Tapi aku masih bisa berfikir positif mungkin saja kamu sedang berpergian bersama keluargamu.Aku pulang dengan tak bersemangat.
Aku menceritakannya kepada mamah, dan saat itu mamah hanya mengatakan jika kamu pasti baik-baik saja.
Aku sedikit lega mendengarnya, tapi aku tak bisa sedikitpun menghapusmu dari memoriku,Malam ini aku mencoba terlelap, namun nihil.
Sulit sekali!18 juni 2004
Dear diary,
Hari ini aku tampak begitu cantik dengan balutan gaun indah yang dirajut oleh mamah.Hari ini ulangtahunku!
Aku telah mengabarkan kepadamu melalui mamah. Mamah telah menelfon mamahmu untuk membicarakan ini.Kamu adalah tamu yang selalu aku tunggu, kamu adalah tamu yang paling aku tunggu.
Sampai pada peniupan lilin, aku tak melihatmu. Aku mencarimu kemanapun, aku menghentikan pestaku begitu saja untuk mencarimu.
Sudah semua ruangan ini aku susuri, aku tak melihatmu.
Aku menangis, aku berlari ke arah taman.
Duduk di kursi yang biasa kami duduki, aku berteriak, aku menangis, aku sangat lemah saat ini.Hingga ada seorang anak kecil menghampiriku, aku berharap itu kamu. Ternyata bukan, aku tak mengenalnya, dia hanya menitipkan sebuah kado cantik dengan hiasan pita diatasnya.
Aku bertanya dari siapa kado ini kepada sang pemberi kado, dia hanya menggelengkan kepala dan berlari.
Aku membukanya perlahan,
Didalam hanya terdapat kalung setengah hati yang begitu indah dengan secarik surat"Aku menemukan surat dalam buku diaryku, akhirnya aku beralih mengambil surat dan membacanya
"Happy birthday Andara, putri kecil yang manis.
Panjang umur cantik, sehat selalu, semoga apa yang kamu cita-citakan tercapai.Terimakasih telah memberikan kenangan yang begitu indah, kenangan yang tak mungkin aku lupakan, maaf sekali aku tak bisa hadir dalam acara spesialmu, aku ingin sekali hadir namun jadwal keberangkatanku yang menuntutku batal menemuimu, aku hanya bisa memberimu ini,
Ini adalah kalung hati, kamu aku berikan setengah dan aku setengahnya.
Karena kamu adalah bagian dari hatiku.
Pakai ini meskipun aku tak bisa memakaikannya sendiri,Tersenyumlah putri kecilku, aku akan selalu berada di sampingmu, dihatimu.
Aku menyayangimu,
MufalfaAh itu bukan nama asliku,
Itu singkatan namaku"
Entah mengapa, aku menangis membacanya, hatiku nyeri.
Aku menuruni anak tangga untuk meminta penjelasan dari Mamah, aku tahu pasti ada sesuatu yang tidak beres.
"Mah.. Mamah"
"iya sayang mamah di ruang tamu"
Aku melangkahkan kakiku menuju ruang tamu.
"mah Dara mau nanya sesuatu sama mamah!" ucapku to the point
"nanya apa sayang, sini duduk" jawabnya menepuk sofa disebelahnya untuk mengisyaratkan jika aku diminta duduk di sampingnya. Aku menurut dan duduk
"mamah mengenal pria kecil yang dahulu suka bermain denganku?"
"tentu saja"
"mengapa Dara tak ingat sama sekali?"
"mungkin ini saatnya kamu tau Dara.
dulu, waktu temen mamah---mamah dari temenmu pindah kota kamu sangat terpukul, kamu sedih, kamu stres, kamu uring-uringan.
Sampai pada kejadian yang tidak sama sekali mamah inginkan, kamu dalam keadaan sedih, menangis. Kamu lari dari rumah kamu bilang kamu ingin menyusulnya, tepat pada saat itu dirumah sedang mengadakan pesta ulangtahunmu dan pada saat berlari mamah mengejarmu dan kamu lengah, ada mobil yang tidak sengaja menabrakmu. Keadaanmu parah, mamah hampir saja gila karenamu. Kamu amnesia, kamu tak ingat siapapun bahkan tak ingat mamah dan papah.
Mamah terpukul, mamah sangat sedih.
Tapi mamah sedikit bahagia kamu tak lagi memikirkan teman semasa kecilmu itu yang membuatmu hampir kehilangan nyawa, lambat laun kau sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarmu. Mamah bahagia papahpun juga. Kamu sudah bisa memanggil mamah dan papah dengan sebutan "mamah" dan "papah", dia datang kembali kesini dia bilang ingin menjengukmu, dia menemuimu dan kau berkata tak ingat kepadanya, pada saat itu dia merasa sangat bersalah denganmu, dia menangis, dia meminta maaf dan dia memutuskan untuk tidak menemuimu lagi.
Tapi, entah takdir mempersatukan keluarga kita lagi. Mamah menjodohkannya denganmu, namun kau menolaknya, kau lebih memilih pacarmu yang tak bertanggung jawab itu" jelas mamah panjang lebar.
Aku menangis! Sekarang aku benar-benar mengingatnya walaupun kepalaku sedikit sakit dan semuanya gelap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kan Ku Gapai Dirimu Dengan Doa
SpiritualAku mengulurkan tanganku dengan niat mengajaknya berkenalan "Hei, aku Andara Putri Kharisma" Dan aku sangat terkejut dia bukannya kembali menjabat tanganku namun ia malah berkata sebaliknya tapnpa mengatakan namanya "Bukan Mukhrim!" Gila ini cowok...