"Kau akan menjadi tempat pelabuhan terakhirku.
Tuan Reynandi Akbar"
❤Hari ini adalah hari paling mengesankan sepanjang hidup bagi seorang Dara.
Malam ini Rey benar-benar menepati janjinya dengan Papah satu bulan yang lalu.
Hari ini, ketika setelah MC mengatakan acara intinya yaitu acara pertunangan. Kini didepan banyak orang dengan lantang Rey berucap ingin melamarku, degupan jantungku dibuat dua kali lebih cepat oleh seorang Rey.
Aku benar-benar bahagia malam ini, aku tidak jadi dijodohkan dengan orang pilihan papah dan tentunya aku sama sekali tak mengenalnya.Rey dengan lembut meminta jari tanganku.
"Dara? Sini tanganmu" ucapnya begitu lembut dan tatapan yang sangat tulus.
Aku hanya tersenyum gugup, dan pastilah kedua pipiku sudah berubah warna saat ini. Tapi entahlah lupakan masalah pipiku, aku tak peduli. Intinya aku sangat bahagia malam ini.
Tapi, insiden kecil terjadi. Ketika Rey hendak memasukan cincin ke jariku, tiba-tiba cincin itu terjatuh.
Refleks para tamu undangan panik dan segera membantu mencarinya.Aku sangat takut, panik dan bahkan sangat terkejut.
Aku melihat ke arah sahabat ku dan mereka tersenyum kepadaku seperti sebuah perintah untuk tidak panik.
Aku membalas senyuman mereka dengan kaku."ada apa ini? Kenapa tiba-tiba perasaanku kalut?" lirihku
Untunglah, sekarang cincin itu sudah berada ditangan Rey kembali
membutuhkan waktu beberapa menit untuk mencarinya.MCpun berucap kembali mencoba mengambil alih semua perhatian para tamu yang masih sibuk mencari dan rupanya mereka belum mengetahui jika cincinnya sudah ditemukan.
"Maaf, ada insiden kecil yang sempat mengganggu acara ini. Tapi saat ini Alhamdulillah dengan sangat bersyukur acara dapat kembali dimulai"
Rey kembali meminta jari jemariku dan berucap
"maaf,"Aku hanya menjawab dengan anggukan. Pasalnya aku masih sangat degdegan dengan nafas yang tak beraturan.
Seperti tak ada udara disini, keringat dingin mengucur di tangan dan di kening ku.
Padahal di gedung ini ada banyak AC yang sedari tadi menyala namun entah karena apa intinya aku gugup sekarang. Bahkan sangat gugup.Akhirnya, Rey berhasil memasang cincin pertunangan kita di jari manisku.
Sekarang, giliran aku untuk memasang cincin di jari Rey.
Setelah aku selesai melakukannya suara riuh dan tepuk tangan penonton sangat terdengar dan tanpa dikomando bibirku sudah terangkat sedari tadi."Dara, aku bisikan sesuatu mau?" ucap Rey sangat pelan
"apa?" jawabku
"sini lebih dekat" ucapnya dengan lembut
Akupun mengikuti perintah Rey dan mendekatkan wajahku ke wajah Rey.
"Aku sangat bahagia malam ini Dara"
Aku sangat senang mendengarnya, ingin rasanya aku berteriak untuk meluapkan kebahagiaan aku. Tapi, aku tak bisa melakukan itu karna yang pasti, akupun masih punya harga diri.
"iya Rey aku juga"
Rey menjauhkan wajahnya dari wajahku dan tiba-tiba dia berkata lagi.
"ah iya ada yang kelewat" ucapnya
"apa?"
"sini mendekat lagi"
Untuk kedua kalinya, aku nurut atas perintahnya.
"Kau sangat cantik malam ini Dara, aku sudah tak sabar untuk memiliki wanita cantik ini sepenuhnya"
Kedua bibir Dara mengembang, ia sangat terkesan.
"Rey, diam! Aku malu" jawab Dara membalikan wajahnya 90 derajat dari arah yang berlawanan agar tak bisa di lihat oleh Rey
"sejak kapan kamu jadi pemalu gini?" goda Rey
"sejak kita bertunangan" jawabku dengan wajah yang masih tak berani menatap Rey
"hey Dara? Lihat aku"
"gak mau, Dara malu!"
Rey tersenyum bahagia, karena ia melihat raut wajah tunangannya ini sangat menggemaskan."Ara" Rey memanggilnya dengan sangat lembut
Akhirnya Dara sedikit demi sedikit mampu kembali menatap Rey.
"apa?" tanyaku
"lihat aku, jangan seperti itu. Nanti aku merindukan wajahmu"
"sejak kapan kamu pinter ngegombal Rey?"
"sejak Tuan Putri Dara mau tunangan sama Rey" jawabnya enteng
Dara mendesis pelan, merutuki pertanyaannya. Gara-gara pertanyaannya kini pipi Dara sangat memanas.
Sedang gosong, mungkin sebentar lagi meledak!"Silahkan nikmati hidangan yang telah kami siapkan" ucap MC tak lain dan tak bukan adalah Andini(adik Rey)
Para tamu sibuk mengambil makanan yang telah disiapkan oleh keluarga Rey dan Keluarga Dara.
Sebelum acaranya benar-benar selesai, kita mengadakan doa bersama agar diberi kelancaran kedepannya untuk kita melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Akhirnya semua rentetan acara telah selesai, Rey dengan keluarganya pun baru saja pulang dan Dara kini merasa sangat letih dan memutuskan untuk ke kamar merebahkan tubuhnya. Meninggalkan keluarga besarnya yang tampak masih betah melek meskipun jam sudah menunjukan pukul setengah duabelas.
"Pah, Mah dan semua. Dara masuk ke kamar dulu ya?" izinku
"di sini saja dulu nak" cegah Antonio
"Dara capek pah" ucapku melemas
"sudahlah pah, anaknya capek ko gak diizinin istirahat. Sana Dara istirahat saja"
"makasih mah, selamat malam"
"selamat malam" jawab sekeluarga Dara serempak dengan menyunggingkan senyum mereka.
Dara menuju kamarnya, merebahkan dirinya dan memilih untuk memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kan Ku Gapai Dirimu Dengan Doa
SpiritualAku mengulurkan tanganku dengan niat mengajaknya berkenalan "Hei, aku Andara Putri Kharisma" Dan aku sangat terkejut dia bukannya kembali menjabat tanganku namun ia malah berkata sebaliknya tapnpa mengatakan namanya "Bukan Mukhrim!" Gila ini cowok...