28 - Jauhi Fariz!

2.2K 78 13
                                    

"iya benar, Aretha calon isteriku yang memiliki hati begitu sempurna, ia melepaskanku, seseorang yang sebentar lagi akan menjadi imamnya, bahkan kita akan meresmikan pernikahan tinggal menghitung hari saja. Itu semua hanya untuk kebahagiaanmu, sahabatnya" ujarnya memotong omonganku yang tercekat dan kata kata itu begitu menyayat hati, hatiku benar benar hancur sekarang

Aku menangis, menutupi wajahku dengan kedua tanganku, menggenggam tasku lalu

"aku pergi" ucapku dengan bibir bergetar

Aku berlari pergi meninggalkan Fariz yang sepertinya merasa bersalah karena telah mengatakan itu.

Aku mencari kontak Aretha di ponsel pintarku dan menyentuh 'call'. Ya, aku menelfonnya!
Percobaan pertama dan kedua gagal, namun aku tak akan putus asa.
Aku menelfonnya lagi dan yang ketiga kalinya tersambung!

"Hallo tha?" sapaku

"iya Dara? Kenapa? Kok kamu kaya lagi nangis?"

"kamu dimana sekarang?" aku melanjutkan tujuanku menelfonnya, menghiraukan pertanyaannya

"akuuu..."

"dimana?!"

"di Bandung Ra"

"share location! Aku kesana sekarang!"

Aku memasuki mobilku dan meninggalkan parkiran untuk menyusul Aretha di Bandung,

Klining...

Hpku berbunyi, Aretha mengirim lokasinya.
Aku mempercepat kecepatan mobilku sambil terus menangis

5 jam perjalanan membuatku merasa sangat kelelahan, untung saja aku telah sampai didepan sebuah rumah yang persis tadi di kirim oleh Aretha.

Aku turun dari mobil dan mengetuk pintu,

Tok..tok..tok
Assalamualaikum tha!

"Waalaikumsalam...." jawaban terdengar dari dalam

"ya allah Ra! Matamu sembab sekali? Kau kenapa?" tanyanya memegang kedua pundakku
"ayo masuk" sambungnya

Aku melangkahkan kaki dengan berat menuju lebih dalam rumah itu.
Rumah yang di desain klasik, diisi oleh pernak-pernik yang begitu klasik pula. Sungguh perpaduan yang sangat indah!

"aku gak suka terlalu lama! Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu sama kamu! Kamu dengarkan Aretha, dengarkan baik-baik! Jauhi Fariz! Jangan pernah mengusik kehidupannya lagi, dia pangeran kecilku, dia sangat menyayangiku. Dia bilang dia mencintaimu? Haha jangan bermimpi kau! Fariz hanya kesepian dan kebetulan ada kau jadi Fariz hanya menjadikanmu pelarian. Ingat ya! PELARIAN!" aku mengusap kasar air mataku
"ohya satu lagi! Jangan anggap aku sahabatmu! Karena semenjak saat ini kita bukan siapa-siapa!"
"oh ya satu lagi! Sekarang hubungi Fariz bilang jika ia tak perlu mencarimu lagi dan bilang padanya jika kau sudah menemukan penggantinya! Sekarang!!" sambungku

Aku melihat Aretha mengeluarkan ponselnya dan segera menelfon Fariz.
Telfonnya tersambung!

Aku mengisyaratkannya untuk meloudspeaker telfonnya, ia menurut

"Hallo Tha? Kamu kemana saja dek?" sapa Fariz

"A, aa tak perlu cari adek lagi, adek disini baik baik saja, adek juga sudah mempunyai pengganti aa"

Aku merampas telfonnya dan mematikan sambungan telfonnya,
Aku membanting begitu saja ponselnya

"Dara!!" ia menjerit

"Terimakasih Tha, bye!" aku melangkah ke arah pintu untuk pergi

Aretha

"Jahat sekali kau Dara, aku dengan sangat berat hati melepaskannya untukmu, untuk kebahagiaanmu. namun kau malah berlaku sebaliknya kepada ku.
Apakah benar aku hanya dijadikan pelarian oleh Fariz? Ya Allah ya Rabb tuntunlah hamba menuju keikhlasan jika bukan Fariz lah yang terbaik untuk hamba" aku menangis dalam diam memegang dadaku yang terasa begitu nyeri

Aku memutuskan untuk melangkah menuju kamarku dan beristirahat

Off

Aku mencari hotel disekitar kota Bandung ini sebuah hotel berbintang 5 dengan fasilitas yang mewah sangat memanjakan mataku dari kepenatan yang seharian telah ku lalui.

"pasti setelah ini Aretha tak akan pernah merebut Farizku! Hahaha" tawaku meledak di dalam kamar hotel yang berukuran sangat megah dan tentunya sangat menawan

"dan Fariz akan tetap menjadi milikku apapun caranya!" yakin ku dalam hati

Aku mulai memejamkan mataku dan memilih untuk tertidur.

Sementara diseberang sana Aretha tengah tersayat hatinya, Aretha memutuskan untuk menenangkan diri dan berjalan-jalan disekitar jalanan Bandung, tak ku sangka kecepatan mobilku sangat tinggi, remku blong! Aku panik! Aku berteriak! Mobilku sudah tak terarah! Aku terus menangis melantunkan ayat ayat suci, meminta perlindungan Allah, aku yakin Allah selalu bersamaku, aku memejamkan mata dan "duaaarrrr!!!"

"la illaha illallah" ucapku lirih, mataku kabur dan gelap

"uwiw uwiw uwiw uwiw" suara sirine ambulans terdengar dimana mana, warga kota berdatangan untuk menolong Aretha yang sedang tak sadarkan diri begitupun dengan Dara, ia terbangun dari tidurnya karena suara keramaian diluar hotel tempat berteduhnya, Dara tak sadar jika itu Aretha, ia menembus keramaian dan sampai pada jenazah Aretha, dan pada saat itulah Dara mengetahui bahwa mayat itu adalah mayat yang dahulu sahabatnya sebelum sekarang tampak seperti kedua orang asing.

Memang ada fasenya dimana seseorang yang saling menyayangi akan kembali pada fase awal yaitu seperti orang asing kembali.

"Arethaaaaaa!!!!!" teriak ku, aku menangis, aku merasa bersalah padanya, jika bukan karena ku sudah pasti Aretha tak akan seperti ini.

Jantungku berdegup kencang, aku takut, aku takut, dan aku takut karena ini semua karena aku.

Aku terus saja terisak, "maafin aku tha, maafin aku.. Kamu gak boleh ninggalin aku. Ku mohon sadarlah"

Ku putuskan untuk menelepon Ayah Aretha dan memberikan kabar duka ini kepadanya.

"Assalamualaikum Om, ini Dara" aku masih dalam keadaan terisak

"waalaikumsalam Dara, ada apa ko malam malam seperti ini menelepon om?" tanya seorang lelaki gagah dengan kesabaran luar biasanya yang belakangan ini merawat Aretha sendirian.

"Aretha om, Aretha" aku terus saja menangis

"kenapa Aretha?" suara diseberang sana terlihat sangat panik

"Aretha kecelakaan dan Aretha meninggal" jawabku lirih

Tuuutttt... Sambungan telepon di tutup.

❤❤❤❤❤❤❤

Maaf sekali baru bisa update🙏
Terimakasih sekali untuk kalian yang masih setia menunggu kelanjutan cerita ini❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kan Ku Gapai Dirimu Dengan DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang