Chapter 6

1K 46 0
                                    

Teman teman vely sebagian sudah di dalam bis, sedangkan Vely dan Risa sedang merapihkan barang yang tertinggal diruangan

"Udah nih vel, ayook kebis gue takut ditinggalin" ucap Risa sambil manjinjing tasnya

"Yaudah ayo sa gue juga udah semua nih"

Vely dan Risa berjalan keluar ruangan, saat beberapa langkah menuju bis lengan vely ditarik oleh seseorang sontak vely menolehkan kepalanya kebelakang

Terlihat jelas wajah tampan Tangguh sedang tersenyum ke arahnya
Jantung vely bekerja dua kali lipat dari biasanya

Sedangkan risa ikut berhenti dan menoleh ke arah Tangguh sambil menautkan kedua alisnya

"Nga-ngapain lo ngguh kesini?" Vely melepaskan pergelangan lengannya yang masih digenggam oleh Tangguh

"Vel gue duluan deh ke bis ya"
vely dan tangguh menoleh ke arah risa, vely menganggukan kepalanya sebagai jawaban

"Hmm ini gue bawain ini buat lo" Tangguh memberikan se-bouquet mewah bunga mawar yang masih segar "maaf ya vel gue telat, terus gue galiat lo, soalnya tadi gue nganterin nyokap arisan dulu terus gue ditanya macem macem sama emak emak tapi gue udah minta tolong ka erwine buat videoin lo ko jadi gue ntar bisa liatin lo"

"Yaampun ngguh repot repot, makasih banget ya bunganyaa masih wangi gini" vely mencium bunga mawarnya sekilas

"Suka ga vel? Lo cantik banget kalo didandanin gini, keliatan kereeen banget pake kostum kaya gini terus ini bulunya bulu apaan vel?" Tangguh memainkan bulu ditopi Marching Band vely

Vely terkekeh "sukaa banget ngguh, lo kalo nanya ga berbobot mana gua tau ini bulu apaan palingan bulu angsa kan gamungkin kalo bulu ketek apip yang ditempel disini"

"Lo jangan sembarangan vel kalo ngomong, bulu ketek apip bisa jadi jimat" Ucap tangguh serius setelahnya ia dan vely tertawa

"Gue udah ditungguin nih ngguh di bis, gue balik duluan ya gapapa kan?"

"Lo balik bareng gue aja vel, pleaseeee balik bareng gue aja velll" Tangguh memohon

"Hmm gue gaenak nih sama temen temen gue, tapi nanti gue tanyain dulu ya sama pelatih gue boleh ga pulangnya misah" vely tersenyum manis "lo tungguin sini aja, gua sebentar doang"

"Oke"

Vely mengacungkan jempolnya keudara
Benar ucapan vely, ia meninggalkan tangguh hanya sebentar
Vely kembali sambil membawa tas renselnya

"Boleh vel?"

"Boleh ko, mereka nanti ngumpul sebentar abis itu pulang masing masing" jelas vely

"Yaudah yuk pulang" ajak tangguh diikuti oleh anggukan vely

Saat diperjalanan vely menceritakan pengalaman yang baru ia alami selama 12 menit itu, Tangguh yang menginginkan vely untuk menceritan semuanya

Terkadang tangguh tertawa saat vely menceritakan angga dan teman teman konyolnya

Keadaan mobil kembali menghening saat vely berhenti bercerita, tidak seperti biasanya kali ini Tangguh lebih sering diam

"Vel lo laper ga? Makan yu gue laper, ke restoran yang biasa gue makan sama mama gue yu mau ga? Gue belom makan siang, lo juga pasti belom kan?" Tangguh menoleh kearah vely sebentar setelah itu kembali fokus kejalanan yang ada didepannya

"Masa gue pake baju kaya giniii sih ngguh kesana, malu ah gue, nanti aja kita makan dirumah gue lo kangen kan pasti sama masakan bunda?" Vely tersenyum lebar

"Pleasee vel, gapapa sih berani beda tuh keren sekaliiiii aja lo mau gue ajak makan selain ke tempat bubur tanpa gue paksa" lagi lagi Tangguh memohon

Vely tidak bergeming

"Mau ya vel mau yaaaa?" Bukan tangguh namanya jika menyerah begitu saja, menunggu vely sadar bahwa ia mencintai vely selama 2 tahun saja ia bisa
tidak mungkin hal sepele seperti ini ia menyerah begitu saja

Vely memang jarang sekali pergi atau makan ke tempat mewah bersama tangguh kecuali tangguh memaksa dan memohon mohon seperti ini karena vely merasa tidak enak jika tangguh mengeluarkan banyak uang hanya untuknya

Walaupun ia tahu bahwa tangguh adalah anak dari CEO brand ternama, mungkin bagi tangguh membeli handphone keluaran terbaru hanya seperti membeli tissue kamar mandi

Namun bagi vely tetap saja ia tidak ingin tangguh mengeluarkan uangnya untuk vely terlebih jika ia tahu dirinya bukan siapa siapa untuk Tangguh, ya hanya sebatas teman tidak lebih.

Harus vely akui, ia memang memiliki rasa lebih kepada Tangguh entah sejak kapan vely tidak menyadarinya
rasa itu tiba tiba saja muncul, membuat vely terkadang berfikir jika tangguh hanya memberikan harapan kosong kepadanya

Keduanya berfikir bahwa Vely tidak memiliki rasa kepada tangguh, dan tangguh tidak memiliki persaan apapun kepada vely

Keduanya saling menunggu, menunggu jawaban akankah cintanya terbalaskan?

Keduanya saling sayang, keduanya saling cinta namun keduanya memiliki ego yang sama besarnya

Tidak ada yang mau mengalah, kecuali kejujuran yang berani keluar dari bibir salah satu dari mereka

***
Jangan lupa vomment❣️

The Sweetest Memories (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang