Chapter 42

644 33 0
                                    

(JESS GLYNNE-TAKE ME HOME)

"Cepetan vely ini sebentar lagi takeoff! Kamu mau ditinggalin vel?!" ucap bunda sedikit berteriak

"Sebentar bun sebentar lagi"

Vely keluar kamar mandi dengan tergesa gesa, sudah menjadi kebiasannya ia harus membuang kotorannya sebelum berangkat pergi.

"Tangguh sama ayah dimana?" Tanya vely sambil menarik kedua koper besarnya

"Itu udah disana cepetan deh kamu lama banget vely!"

"Iya iya"

Selama seminggu sebelum ia akan pergi ke london, tangguh selalu meluangkan waktunya untuk pergi bersama vely. Walaupun hanya sekedar berjalan jalan didalam komplek perumahannya

Vely menghampiri kedua pria yang sedang mengobrol dengan asyik itu

"Cepetan sayang" suruh ayah

"Vely kamu hati hati ya disana, jangan bandel loh!! Terus jangan genit sama bule bule sana! Walaupun gantengan mereka tapi aku percaya didalem hati kamu pasti aku paling ganteng kan setelah om bimo?" Ucap tangguh panjang lebar

Vely terkekeh

"Iya tangguh!"

"Cepetan pacarannya itu udah di informasiin terus tuh" goda ayah

"Om aku peluk vely ya" pinta tangguh

"Iyaa cepetan" ucap bimo

Tangguh memeluk vely sangat kencang, membuat vely sedikit susah bernafas

Vely memukul mukuli bahu tangguh didalam bekapannya, berharap agar tangguh melepaskan pelukannya itu

"Eh maaf vel"

Vely mengangguk, lalu berjalan mendekati kedua orang tuanya untuk memeluk mereka

vely akan sangat merindukan kedua orang tuanya dan kekasihnya itu, dadanya sesak mengingat ia akan jarang sekali menemui ketiga orang yang ia sangat cintai itu

Tanpa ia sadari air matanya turun, dengan cepat ia langsung menghapus air matanya

"Jangan nangis sayang, nanti bunda sama ayah bakalan sering sering nengokin kamu kesana" ucap bunda berusaha menenangkan anak perempuannya itu

"Aku juga vel!!"

Tangguh megacak puncak kepala vely "aku juga bakalan sering nengokin kamu ko, tapi kalo aku lagi gasibuk. Tapi aku janji dari sekarang aku bakalan terus ngehubungin kamu"

Vely mengangguk mengerti

"Aku pergi dulu ya" vely berjalan menjauhi ketiga orang yang sedang menahan sedih didadanya

Ketiga orang itu hanya mengangguk dan melambai lambaikan tangannya ke udara

Harus tangguh akui, rasanya ia ingin sekali menangis saat ini. Namun ia harus menahannya karena ia tidak ingin membuat vely menjadi tambah sedih. Dadanya sesak. Sangat sesak. Kedua bola matanya memanas

Tangguh mengatur nafasnya.
Sekali, dua kali, namun air matanya tetap saja ingin meluncur diatas pipi lembutnya itu

Tangguh menghapus air mata itu dengan kasar. Dan memandangi vely yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya.

Velu menghilang dari pandangannya. Benar benar menghilang.

Tangguh mengusap wajahnya pelan.
Berharap agar semua pikiran negatif yang ada dibenaknya hilang, belum sampai satu jam ia ditinggal vely rasanya sudah sangat rindu.

Mungkin tangguh akan selalu merindukan senyuman manis vely dan teriakan vely saat melihat idolanya. Tangguh belum siap untuk merindukan vely.

Untuk detik ini dan seterusnya tangguh akan terus berusaha meyakin kan vely bahwa hubungan jarak jauh ini tidak akan menganggu hubungan mereka.

Tangguh akan terus mencintai vely sampai kapan pun, walaupun jarak waktu dan ruang membatasi mereka.

"Ayo om tante, kita pulang"

                                        ***
Jangan lupa vomment❣️

The Sweetest Memories (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang