Chapter 2

1.3K 109 8
                                    

.
.
.
.
.

Satu lagi hari yang cerah di Konoha, juga pagi yang damai di kerajaan Konoha hingga-

BRAKK!

-Pintu dibuka dengan keras oleh seorang gadis bersurai indigo panjang.

"Yang Mulia!"

Pria bersurai blonde yang merasa terpanggil, mengalihkan sebentar pandangannya dari gundukan dokumen penting di atas mejanya.

"Apa?" Tanya orang tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Naruto Uzumaki, selaku Raja dari kerajaan Konoha.

"Kau-kau akan membiarkan hal ini terus terjadi?! Menurutmu sudah berapa banyak menteri yang mati dibunuh oleh'nya'?!"

Gadis bersurai indigo panjang dan bermanik sapphire yang sewarna dengan manik sang ayah tersebut menggebrak meja dengan emosi.

"RAJA MACAM APA KAU INI?!" Bentak gadis tersebut yang bernama lengkap Himawari Uzumaki-putri dari kerajaan Konoha, anak kedua dari Raja Naruto Uzumaki-atau, setidaknya begitu.

Naruto menghela nafas.

"Kau pikir aku diam saja?"

Tanyanya datar.

Himawari masih terdiam, menunggu kelanjutan omongan dari sang ayah.

"Pergilah, kau hanya menganggu pekerjaan ku."

Seketika itu juga, hati sang putri terasa retak dan, bila kau bisa mendengar suara hatinya, akan terdengar bunyi-

-KRAKK

"Tch, aku menyesal...

Naruto mengangkat sedikit kepalanya.

....AKU MENYESAL DILAHIRKAN DI KELUARGA YANG MENYEDIHKAN INI! APANYA YANG KELUARGA KERAJAAN? BAGIKU INI HANYA PENJARA BERISIKAN HARTA!"

Himawari menjerit emosi.

"SUDAHLAH, AKU LELAH BERURUSAN DENGAN ORANG SEPERTIMU!"

Gadis bersurai indigo tersebut menghentakkan sepatunya dan berjalan cepat menuju pintu keluar ruangan kerja.

"Apakah itu tidak terlalu kejam, Naruto-Ou sama?"

Tanya seorang wanita bersurai pirang panjang yang dikuncir kuda.

"Apa gunanya bersikap palsu dihadapan putriku, lebih baik aku secara terang terangan menunjukan bahwa aku tak peduli dengannya." Sahut Naruto datar.

Wanita bersurai pirang panjang yang bernama lengkap Ino Yamanaka itu menghela nafas pasrah.

"Apakah Yang Mulia Raja masih mencari 'nya'?" Tanya Ino

Tubuh Naruto membeku.

"Hentikan."

Sahut Naruto datar.

Ino mengangguk pelan,

"Saya mengerti, maafkan saya karena telah lancang."

Ino membungkuk sopan dan memilih untuk pergi meninggalkan sang raja.

Naruto menyenderkan kepalanya ke kursi dan menghela nafas dalam.

Ia lalu menarik sesuatu dari dalam jubah kebesarannya.

Sebuah foto.

Sebuah foto yang terlihat usang.

"Ra-kun, dimana kau sekarang?"

Naruto tersenyum, hal yang sangat jarang dilakukannya semenjak kejadian itu

Royalty | Menma•BoruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang