Chapter 11

511 45 7
                                    

Cahaya matahari bersinar terang menerangi seluruh penjuru kerajaan Konoha tanpa terkecuali termasuk hamparan lapangan luas tempat latihan para pemuda kelebihan hormon yang berambisi untuk menjadi seorang kesatria kerajaan

Pengecualian untuk sesosok pemuda bersurai raven yang juga ikut melatih otot otot tubuh dan skill berpedangnya disana bersama sang pangeran tampan bersurai pirang-karena ia sama sekali tak berambisi menjadi seorang kesatria

Hari ini genap seminggu latihan Menma dengan Boruto

Tetes tetes keringat menghiasi wajah sang pemuda yang sejak tadi terus menerus diteriaki oleh Boruto

"Dengar, aku tahu kau itu seorang pangeran tetapi apa memang harus kau meneriaki ku yang rakyat jelata ini setiap kali aku melakukan kesalahan?" Keluh Menma sambil mengusap peluh di dahinya

Berkacak pinggang dengan gaya angkuh, sang pangeran membalas, "Dan membiarkanmu berleha leha? Dengar, aku lah yang tahu kau itu orang seperti apa dan aku jugalah yang mengerti harus dengan cara apa melatihmu. Tidak perlu bersikap sok tahu, cukup turuti aku."

Pedang kayu kembali diangkat tak lupa disertai gerutuan Menma yang sejak tadi terdengar

Boruto mendecakan lidahnya kesal, merasa terganggu karena sejak tadi yang ia dengar dari mulut pemuda raven di hadapannya adalah gerutuan dan bukanya semangat latihan.

"Dilihat dari perangaimu, kukira kau itu orang yang akan berlatih dengan semangat tetapi nyatanya tebakan ku itu meleset jauh dan lihatlah kau sekarang--menggerutu sepanjang waktu." Sindir sang pangeran

Menma tak membalas, cukup diam dan menarik nafas dalam karena hari ini ia tak ingin tenaga nya terbuang sia sia untuk meladeni Boruto.

"Kakak!"

Boruto menoleh menuju sumber suara dan mendapati adik semata wayangnya sedang berjalan ke arahnya, menggunakan payung dan diiringi dua dayang di belakangnya

"Hima, apa yang kau lakukan disini?"

Mengerucutkan bibirnya kesal adalah hal yang pertama Himawari lakukan ketika sampai ke sisi sang kakak, "Itukah hal pertama yang akan kakak katakan padaku setelah sekian hari tidak bertemu?"

Boruto tertawa kecil, "Maaf maaf, haruskah aku memelukmu sekarang? Mendaratkan ciuman ciuman dan mengatakan 'aku merindukanmu Hima-chaaaan'?"

Himawari menggeleng tak minat, "Tidak perlu, sudah tidak akan mempan padaku. Ngomong ngomong, aku datang kemari karena ingin melihat kakak yang kabarnya sedang melatih seorang calon kesatria secara khusus." Binar terpancar dari manik sapphire sang putri

"Ya, itu orangnya." Jemari sang pangeran terangkat menunjuk Menma yang sedang berlatih secara giat-dan terpaksa

"Eeeh, panggilkan kesini dong kak, aku kan penasaran ingin bertemu siapa orang yang berhasil menarik minat kakakku untuk melatihnya." Netranya masih menatap penuh penasaran pada pemuda yang sedang berlatih di kejauhan tersebut.

Boruto memutar matanya malas, "Jangan, dia kan sedang latihan."

Hima menggerutu, "Kakak..."

Memanggil Menma ke tempatnya sekarang terdengar begitu berat bagi Boruto entah karena apa, namun ia teringat bahwa sang pemuda raven kelihatannya menaruh rasa pada sang adik perempuannya tercinta- dan itu bisa membuat semangat Menma bertambah kan bila melihat sang pujaan hati sekarang?

Ia menyeringai, "Hima, tolong berita kata kata penyemangat pada pemuda itu ya."

Meski tidak paham kenapa sang kakak memerintahkannya demikian, gadis bersurai seindah bunga lavender itu menganggukan kepalanya.

Royalty | Menma•BoruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang