Chapter 4

978 80 16
                                    


"HIMAWARI OJOU-SAMA?!" Seru Menma tak percaya.

Himawari menaikan sebelah alisnya,

"Kenapa? Kau tidak perlu menjerit sekencang itu."

Himawari berdiri tanpa bantuan dari Menma, dan langsung membersihkan debu di gaunnya.

Menma masih berdiri mematung, tentu saja siapa yang tidak terkejut ketika bertemu sang pujaan hati.

Eh? Pujaan hati?

Ya, Menma merasa bahwa ia memiliki rasa pada putri kerajaan Konoha tersebut.

"Hola Menma!" Seru Jiraiya seraya berlari mendekati Menma.

"Ano Ojou-sama, maafkan dia, dia sungguh ceroboh! Sungguh, tolong maafkan dia!" Jiraiya menekan kepala Menma secara paksa sebagai arti permintaan maaf.

"HOI MENMA, MINTA MAAF!" Seru Jiraiya.

"M-MAAFKAN AKU OJOU-SAMA! AKU SUNGGUH TAK SENGAJA!" Seru Menma.

Himawari mengibaskan tangannya cepat- "Tidak papa, justru seharusnya aku yang meminta maaf karena telah menabrakmu dan membuat mu terpaksa melindungiku."

"Aku tidak terpaksa melindungi anda yang mulia put-"

Menma baru menyadari perban yang terbalut di telapak tangan sang putri,

"Yang mulia! Ya ampun, kami mencari anda kemana mana! Kemana saja anda?" Seru sekumpulan dayang yang berlari tergesa ke arah sang putri.

"Ah maaf, aku hanya sedang ingin berkeliling."

"Yang mulia pangeran bisa mengamuk jika tahu anda berkeliaran dengan luka parah seperti ini." Ucap seorang dayang.

Himawari tertawa kecil, "Baiklah aku mengerti. Aku akan kembali."

Himawari berbalik, menghadap Menma. "Terima kasih, aku akan membalas jasamu suatu saat nanti, pasti."

Menma mengangguk kaku.

Himawari dan para dayang itu berbalik pergi meninggalkan Jiraiya dan Menma.

"A-ano yang mulia!"

Himawari menolehkan kepalanya.

"Se-semoga kau cepat sembuh!"

Himawari terdiam sebentar.

Sang putri lalu menyunggingkan senyumnya.

"Terima kasih."

Wajah Menma memerah, rasanya ia benar benar beruntung hari ini.

"Uwah, benar benar cantik." Gumamnya.

Jiraiya menghela nafas, "Bersyukurlah dia tidak memenggal kepalamu dasar anak ceroboh."

Menma mempoutkan bibirnya, "Aku yakin sesalah apapun orang itu, Himawari Ojou-sama tidak mungkin sampai memenggal kepalanya."

"Yahh kau tidak akan pernah tahu sifat asli seseorang. Sudahlah, sekarang bantu aku." Ucap Jiraiya.

"Baik baik."

_^_

"Darimana saja kau ini hah?! Ingin lukamu semakin memburuk?!" Seru Boruto.

"Nii-chan tidak perlu berlebihan seperti itu." Sahut Himawari kalem.

Berbanding terbalik dengan para dayang yang menjemputnya tadi, kini mereka sudah ketar ketir tak karuan karena takut dimarahi sang pangeran.

"Berlebihan?! Itu sudah tugasku sebagai kakakmu Himawari!" Tegas Boruto lagi.

Royalty | Menma•BoruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang