04

5.5K 588 13
                                    

Jimin sedang di ruang tamu menyelesaikan menara kayunya.

"Ughh sisa satu lagi!!" Jimin memekik senang. Dia sudah menghabiskan 3 jam hanya untuk menyusun menara kayunya ini.

"akhirnya!" Jimin berdiri, bersorak atas kemenangannya sendiri. Tapi itu tidak berlangsung lama saat masternya datang dan mengacaukan menaranya.

"Hei Jimin lihat buku matematika ku tidak?" Jungkook berjalan melihat kesana kemari tapi tidak dengan menara kayu Jimin. Alhasil ketendang deh. Menara jatuh, Jungkook juga jatuh.

"Kyaa master!!! Lihat menaraku jatuh! Aku sudah berusaha mendirikannya 3 jam! Kau hanya berjalan dan menendangnya dalam satu menit dan semua runtuh!"

"Jimin, aku juga kesakitan kau tau? Kau bahkan lebih mementingkan balok kayu daripada diriku." Jungkook meringis kesakitan. Jatuh diatas balok kayu bukanlah hal yang menyenangkan baginya.

"Master menyebalkan sekali." Jimin membuang muka. Yang salah siapa coba?

"Hey sudahlah aku akan mentraktir mu eskrim."

Jimin dengan cepat memandang Jungkook dengan mata Berbinar-binar

"Serius?"

"Iya serius! Tapi ada syaratnya."

Binar di mata Jimin menghilang digantikan dengan bibirnya yang maju beberapa centi kedepan.

"Sudah salah master, mau ditraktir, pake syarat lagi" Jimin menggumam kecil.

"Tidak mau ni?"

"Mau dong! Apa syaratnya?"

"Bantu aku mendekati pemilik temanmu, Yoongi."

Mendengar hal itu, Hati Jimin serasa dijatuhkan, diinjak menjadi keping keping tak berguna. Bodohnya dia selama ini, menganggap dia mempunyai secercah harapan, majikannya menyukai dia.

Bodoh, park Jimin.

Hatinya berdenyut sakit. Sakit sekali. Seperti ada yang menusuk-nusuk hatinya.

Jimin hanya memandang kosong majikannya.

"Min yoongi, pemilik Taemin?"

Jungkook mengangguk memperlihatkan senyum kelinci yang daritadi terpampang jelas sejak dia menyebutkan nama Yoongi.

"Master menyukainya?" Jimin membuang muka. Ia takut perasaan kecewanya dapat terlihat jelas oleh Jungkook.

"Mungkin. Dia sangat manis." Kalau saja Jungkook bisa senyum lebih lebar, mungkin dia akan melakukan itu.

"Baiklah. Jika itu yang master inginkan aku akan membantumu." Jimin menghadap masternya dan memberikan senyum terbaiknya.

My Minnie hybrid - KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang