"Master! Jangan berlari terlalu cepat. Jimin tidak bisa mengejar." Jimin berlari sekuat tenaganya hanya untuk mengejar Jungkook yang sudah sangat jauh. Saat ini ia sedang bermain kejar-kejaran dengan Jungkook. Namun, Jungkook berlari sangat cepat, Jimin tidak berhasil menangkap masternya itu.
"Aigoo, Jiminie, ayolah tangkap aku" Jungkook berteriak kemudian berhenti sesaat ketika mendengar erangan kesakitan dari Jimin.
"Aduhh, ini sakit sekali." Tak lama kemudian Jimin menangis. Ia baru saja tersandung batu dan alhasil ada luka di lututnya yang mengeluarkan darah. Jimin menangis karena lukanya terasa sangat perih.
Jungkook yang melihat Jimin jatuh segera berlari kembali kearah Jimin.
"Jimin tenanglah, aku akan membawa mu pulang kerumah, jangan menangis.""Hiks, master, ini benar-benar sakit. Sakit bangett" Jimin terisak.
Jungkook segera mengangkat Jimin dan membawanya pulang. Sesampainya di rumah ia mengambil kotak P3K dan mengeluarkan alkohol, kapas, serta obat merah.
Pertama-tama ia menggunakan kapas yang diberi alkohol dan membersihkan luka Jimin dari pasir-pasir kecil.
Masternya mengobati luka itu dengan telaten. Jimin tersenyum karenanya walaupun sekali-sekali melenguh sakit karena lukanya yang ditekan.
"Sudah selesai. Lainkali Minnie harus lebih berhati-hati oke?" Jungkook tersenyum sembari menangkup muka Jimin dan menghapus jejak air matanya.
"Aigoo, apa yang akan kau lalukan jika tidak ada aku? Karna kau tidak bisa melakukan apapun tanpaku, maka aku akan selalu bersamamu." Jungkook tersenyum lebar.
"Selalu?" Jimin mendongak keatas dan membuat kontak mata dengan mata Jungkook.
"Selalu Jimin."
"Kalau begitu aku akan selalu bersama master juga! Ayo berjanji." Jimin mengangkat jari kelingkingnya. Jungkook mengkaitkan jari kelingkingnya dengan jari Jimin.
"Janji, aku akan selalu bersamamu."
-
Hujan mengguyur kota saat Jungkook masih berdiri mematung di jalan. Ia tidak bisa membedakan mana air matanya dengan hujan yang sekarang sedang turun dengan derasnya.
Yang ia tahu saat ini hatinya terasa sakit. Teramat sakit, sampai rasanya ia ingin mati. Seakan-akan hidupnya kehilangan alasan untuk bertahan hidup. Alasan untuk berjalan dan melawan dunia yang kejam ini.
Jungkook tersenyum kecil, mengingat apa yang terjadi di masa lalunya itu. Ia baru menyadari, ia telah mengingkari janji itu. Tidakkah ia berkata ia akan selalu di sisi Jimin. Tapi apa? Ia melupakan Jimin sementara waktu karena Jungkook merasa ia menyukai Yoongi, yang sebenarnya tidak. Jungkook terlambat menyadari isi hatinya sendiri.
Jungkook mengerang pelan, mengusap wajahnya kasar. Ia benar-benar kehilangan arah, tersesat dalam labirin hatinya. Jungkook yang baru menyadari bahwa selama ini ia menyukai jimin, mencintainya dengan sangat teramat, merasa sudah kalah bahkan sebelum ia memulai perangnya.
Jungkook ingin melepaskan Jimin, ia merasa bahwa tidak adil untuk Jimin yang selalu tersakiti olehnya. Katakanlah Jungkook egois. Ia juga ingin Jimin menjadi miliknya seorang, tidak ada yang boleh memiliki Jimin selain Jeon Jungkook. Maka Jungkook akan menggunakam seluruh tenaganya untuk mendapatkan Jimin kembali.
Ia hanya berharap ia tidak terlambat dalam meraih hati Jimin kembali.
Bagaimana dengan ep kali ini?
Terimakasih sudah membaca yaaa
Tolong di vote and comment
Terima kasihhh🐢🐢
KAMU SEDANG MEMBACA
My Minnie hybrid - KookMin
Short StoryJeon Jungkook yang sudah melukai hati Jimin, hybridnya. Bisakah ia mengumpulkan pecahan hati Jimin dan menyatukannya kembali?