"Jimin! Kesini" Jungkook berteriak memanggil Jimin.
"Iya master?" Jimin yang sedang menonton tv di ruang tengah segera berlari ke kamar masternya, Jungkook.
"Sudah kubilang tidak perlu memanggil ku master, panggil saja Jungkook. Chagi juga boleh kok" Jungkook tersenyum miring dan menarik Jimin ke dalam pelukannya
"Ju-Jungkook.. Kenapa?" Pipi Jimin memerah. Ia jarang memanggil masternya dengan nama, rasanya sulit sekali untuk memamggil masternya dengan nama. Walaupun dia sudah bisa memanggil Jin dengan embel Jin hyung.
"Kamu bakal pilih sekolah yang mana? Sama aku aja ya, jadi aku bisa lindungin kamu." Jungkook berkata sambil menatap mata Jimin dalam-dalam seolah-olah ingin mencari sesuatu yang tersembunyi diantara bola mata coklat Jimin.
"Baiklah master. Jimin tidak masalah kok."
Sudah 4 tahun berlalu semenjak Jungkook dan Jin menemukan Jimin di semak dekat rumahnya itu. Orangtuanya setuju untuk memungut Jimin dan mereka juga memerlakukan Jimin selayaknya keluarga. Namun, tetap saja Jimin harus menghormati mereka dengan memanggil mereka master. Karena Jimin tidak seperti mereka yang manusia. Jimin hanya seekor Hybrid yang tidak punya apa apa dan rendah dimata orang lain. Namun, ada perasaan senang yang membuncah ketika ia melihat Jungkook. Jantungnya akan berdebar kencang dan pipinya akan memerah. Dia merasa mabuk jika melihat Jungkook.
Jimin termasuk hybrid yang tergolong mungil. Seringkali dia di bully dengan teman-teman sekelasnya. Ya, walaupun Jimin Hybrid, keluarga Jungkook memutuskan untuk menyekolahkan Jimin, supaya adil, mereka memerlakukan Jimin layaknya salah satu anak mereka. Jimin merasa dia sangat lebih dari beruntung. Dapat makan makanan yang enak, bersekolah pula, apalagi punya majikan yang luar biasa ganteng. Siapa yang tidak suka? Balik lagi ketopik Jimin sering dibully teman-teman sekelasnya, pastinya oarena dia hybrid. Hybrid selama ini dianggap hina dan rendah bagi kebanyakan orang. Mereka dianggap sebagai pembantu. Yah kebanyakan orang sih.."Baiklah kalau begitu kamu boleh pergi." Seraya Jungkook mengambil hapenya, ingin mendaftarkan Jimin ke sekolahnya.
Jimin segera berbalik badan dan hendak menutup pintu sebelum Jungkook mengatakan.
"Minie, Panggil aku Jungkook!"
Pipi Jimin kembali merah merekah. Hatinya berdegup kencang ketika Jungkook memanggil dia dengan 'Minnie'. Dia sangat suka dipanggil seperti itu.
Setelah dia menutup pintu. Kakinya lemas seperti tidak punya tenaga. Mukanya merah hingga telinganya pun ikut merah.
"Kookie.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Minnie hybrid - KookMin
Cerita PendekJeon Jungkook yang sudah melukai hati Jimin, hybridnya. Bisakah ia mengumpulkan pecahan hati Jimin dan menyatukannya kembali?