Suara menutup pintu terdengar. Hujan masih saja turun dengan deras memenuhi isi hati Jungkook yang hampa. Jarum pendek sudah menunjukkan angka delapan dan Jimin baru saja pulang, menemukan Jungkook yang duduk di sofa menunggu kepulangan Jimin dengan muka yang cemas.
"Jimin, dari mana saja kamu? Baru pulang jam segini?" Jungkook berkata dengan pelan.
Jimin terkesiap mendengar gaya bicara masternya yang terkesan lembut itu.
"Ma-master, Jimin baru saja pergi ke toko buku yang di kota sebelah itu bersama Taehyung." Jimin berkata dengan terbata-bata. Ia takut kena marah Masternya lagi karena ia sudah pulang malam, pergi bersama Taehyung pula.
"Jimin, panggil aku Jungkook! Tidakkah sudah kuberitahu berkali-kali? Panggil aku Jungkook, Minnie.."
Jungkook berusaha meredam emosinya yang sedang membuncah. ia tahu ia salah karena mengingkari janjinya dengan Jimin. Tapi disisi lain ia juga cemburu melihat kedekatan Taehyung dan Jimin. Apalagi Jimin sudah memanggil Taehyung dengan sebutan Tae. Sedangkan Ia dan Jimin yang sudah bersama bertahun-tahun tetap saja dipanggil master.
Jungkook ingin memulai dengan baik, Jimin harus melupakan posisi master dan hybridnya dengan Jungkook. Melainkan ia mau Jimin melihatnya dalam cahaya yang berbeda. Melihatnya sebagai manusia yang setara dan dapat menjadi pilihan untuk jatuh cinta.
"Ta-tapi, aku ini hanyalah hybrid rendah, master tidak harusnya memerlakukan aku seperti ini. Aku hanyalah hybrid yang dipungut dan dibesarkan master. Bukankah setaunya aku harus tau diri dan menjaga jarak? Hubungan kita ini hanyalah master dan hybridnya. Tidakkah kau lupa itu master?" Jimin mendongak dan menatap Jungkook dengan tatapan sendunya.
Jungkook yang terdiam sesaat menarik Jimin kedalam pelukannya, mengusap punggungnya. Jimin yang sudah menyimpan semuanya sejak lama, menangis mengeluarkan seluruh curahan hatinya melalui tangisannya.
Jimin hanya ingin dicintai masternya. Jimin hanya ingin mereka bisa melebihi hubungan master dan hybrid. Jimin ingin ia bisa bersanding di samping masternya. Menjadi kekasih Jungkook yang menemani Jungkook kemanapun dia pergi. Membantu Jungkook. Jimin ingin menjadi pelipur lara Jungkook, yang membuat Jungkook tenang dan santai disaat bersamanya. Ia juga ingin melakukan banyak hal bersama Jungkook. Berpelukan seperti ini membagi kehangatan, berga dengan tangan, berciuman, dan banyak hal lagi.
Tapi apakah Jungkook mau melakukan hal itu bersamanya? Jimin yang tidak memiliki latar belakang yang baik. Setengah hewan pula. Apa yang bisa Jimin berikan untuk Jungkook?
"Sejak kapan ada yang menentukan hal itu Minnie? Kamu adalah kamu, Jimin orang yang kusayang sedari dulu sampai sekarang. Maafkan aku karna telah menginkari janji kita. Jimin, aku sangat menyayangimu."
Jungkook mengendurkan pelukannya menangkup muka Jimin yang masih terisak dan mempertemukan bibir mereka dengan lembut.
Tidak ada nafsu di dalam ciuman panjang tersebut. Mereka hanya saling menikmati kehadiran satu sama lain yang menghangatkan mereka.
Jimin mundur untuk menarik nafas singkat sebelum mencium kembali bibir Jungkook.
"Jung-Jungkook.." Jimin menatap masternya itu.
"Aku juga menyukai master! A-aku sangat mencintaimu Jungkook! Tidak seperti hubungan hybrid dan ma-" Perkataan Jimin dipotong Jungkook dengan kecupan kecil.
"Aku juga Jimin, aku menyukai mu. Ah tidak, lebih tepatnya aku mencintaimu Jimin."
Kemudian Jungkook tersenyum lebar. Sembari memeluk Jimin erat. Tak melepaskannya.
Hai, Hana mutusin buat selesain 'My Minnie hybrid' dalam waktu dekat. Karena setelah itu akan dilanjutkan dengan ff lain! Buat semuanya terimakasih telah membaca, mengvote dan mengcomment di buku ini. Hana super duper senang. Tambah senang apalagi pas keluar foto Jimin yang kayak gini
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jadi, 'My Minnie Hybrid' bentar lagi tamat. Menurut kalian gimana? Tolong vote and commentnya ya. Sekali lagi terimakasih telah membaca!😉😉