Sudah seminggu mereka bekerja semenjak toko mulai ramai walaupun masih bisa dihitung pengunjung yang datang. Kali ini sang nyonya memberi kesempatan untuk libur bagi mereka berdua, sang nyonya tau bahwa Yumi dan Yuka sudah bekerja keras dari pagi hingga malam. Untuk Yumi dan Yuka, mereka berdua sangatlah berterima kasih walaupun sebenarnya sempat menolak untuk libur kerjanya, karena kalau dipikir-pikir kan sangat disayangkan untuk mengambil hari libur sekarang saat toko sudah mulai ramai. Tapi sang nyonya menolak dan memaksa mereka untuk beristirahat dan besok bisa memulai kerja lagi.
"Kau yakin kita akan berpetualang? Kita ini cuma diberi waktu sehari saja loh untuk libur, kan lebih enak jika kita tiduran dikamar."
"Tenang saja, tidak terlalu jauh dari sini ada danau yang indah. Aku yakin kau pasti suka, kan ditempat kita hal yang seperti ini sudah banyak tercemar oleh sampah. Jadi aku ingin mengajakmu kedanau Kitashiobara yang terkenal dengan air yang sangat jernih. Pokoknya tidak akan menyesal deh kalau sudah sampai disana..", Yumi mendeskripsikan keindahan Danau Kitashoibara kepada Yuka sambil menggerakkan tangannya dengan semangat. Kali ini mereka berdua sedang dalam perjalan menuju danau itu, dan membawa bekal yang cukup untuk berpiknik disana. Ia dan sahabatnya Yuka tidak sendirian kesana, banyak wisatawan yang juga berdatangan hanya untuk melihat danau indah itu.
"Eh-tapi kita harus tetap berhati-hati karena untuk menuju kedanau itu, kita harus melewati tebing yang sedikit curam..", Yuka mengingatkan Yumi sambil menunjuk kedepan sana untuk memperlihatkan tebing itu.
"Benarkah? A-aku tidak tau kalau itu, maafkan aku."
Semua orang termasuk mereka berdua mulai berjalan kearah tengah, suasananya sedikit sesak dan saling mendorong karena takut jika mereka berjalan dipinggir dikit akan jatuh. Tak terkecuali Yumi dan Yuka yang sudah berpegangan sambil berkomat kamit baca doa agar mereka selamat. Seharusnya desa ini membuat pegangan agar orang-orang mengetahui batas antara tanah dan jurangnya.
BRUK!
Seorang ibu disamping Yumi terpeleset dan hampir terjatuh, dengan reflek Yumi memegangi lengan orang itu dengan wajah yang panik,"S-semuanya tolonggg...", Yuka memegangi lengan Yumi dengan erat dan orang-orang mulai sedikit saling mendorong untuk menyelamatkan ibu yang hampir yang jatuh itu.
Tidak berapa lama ibu itu berhasil diselamatkan dan berterima kasih kepada Yumi karena telah menolongnya. Saat Yumi ingin membersihkan celananya, pegangannya kepada Yuka tidak sengaja terlepas dan Yumi pun terjatuh dari tebing.
Yumipun terkejut saat tangannya tidak bisa menggapai apa-apa. Pandangannya mulai memburam dan tidak bisa melihat dengan jelas.
'Apa aku akan mati begitu saja?',Batin Yumi. Ia tidak bisa mendengar orang-orang yang berteriak kearahnya. Yang ia lihat dengan pandangan samar hanyalah sahabatnya yang menangis.
"Yumiiiiii!!!", Yuka berteriak sangat kencang dan hendak menolong sahabatnya tapi lengannya dipegangi oleh orang-orang disekitar situ. Ia menangis dan berteriak frustasi agar siapapun menolong sahabatnya. Yuka tidak ingin perjalanan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi sedih.
.
.
.
"Hm~", Yuuko mulai menyadarkan dirinya setelah hampir tidur selama 5 jam. Iapun membuka matanya secara perlahan. Tubuhnya benar-benar masih lemas dan sedikit nyeri setelah jatuh dari tebing.
"Tuan putri Yuuko sudah sadarr..cepat panggil Tuan muda Ryouji!"
"Ambilkan air putih untuk tuan putri Yuuko."
"Tuan putri, anda baik-baik saja?"
'Tuan putri? Ryouji? Sebenarnya aku ada dimana?', Batin Yuuko.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANNEQUIN BOY
FantasyYakin gak penasaran? Baca aja dulu deh, siapa tau nagih loh.. Kehidupan Yumi mulai berubah semenjak bekerja ditoko baju itu, berawal dari rumor yang mengatakan bahwa salah satu toko baju disitu menggunakan sihir dan ilmu hitam. Sang pemilik yang sud...