Episode 5

516 38 3
                                    

"APA?! Dia melak-mfftt-", Mulut Ryouji langsung disumpal oleh tangan Yuuko. Ia tidak ingin ada orang lain mendengar ceritanya. Well, ia ke Ryouji untuk curhat malah Ryouji berteriak seenak jidat.

"Psstt! Kau jangan keras-keras,Ryouji. Nanti orangnya mendengar bagaimana?", Saat ini mereka berdua sedang duduk ditaman sambil menyeruput segarnya jus jeruk dari istana.Yuukopun menceritakan semuanya pada Ryouji, ia pikir Ryouji bisa dipercaya jika dalam keadaan seperti ini. Sedangkan Kenta masih dalam acaranya bersama sang kakak, dan masih harus menunggu 2 hari lagi sebelum ia pulang. Mungkin ini akan lebih baik jika Kenta berada didekatnya, setidaknya Michiyo tidak mengincar Yuuko pada saat ada Kenta.

"Tapi apa benar? Aku tidak menyangka bahwa tuan Putri Michiyo akan melakukan hal seperti itu.", Ryouji berpikir bahwa selama ini Putri Michiyo selalu baik didepan sang pangeran dan raja, Putri Michiyo juga kerap kali membawakan sang pangeran oleh-oleh dari kerajaannya.

"Kau tidak percaya padaku? Bajuku masih ada dikeranjang jika kau ingin buktinya.", Kenapa semua orang tidak ada yang mempercayainya? Seakan-akan cerita yang dibuat Yuuko adalah kebohongan semata. Memangnya sebaik apa sifat Michiyo didepan semua orang? Huft..ia jadi tidak sabar menunggu Kenta dan kakaknya pulang. Dengan begitu Yuuko akan mengumpulkan semua bukti yang ada.

TING! Sepertinya Yuuko ada ide.

"Ryouji, apa kau punya kamera?"

"Hm? Kamera? Alat apa itu? Apakah sebuah senjata?", Ryouji merasa asing saat Yuuko menyebutkan kamera.

'Heol, seberapa kuno kerajaan ini berdiri? Kenapa tidak ada yang tau kamera?', Batin Yuuko miris.

"Tidak, bukan apa-apa. Lupakan apa yang pernah kukatakan. Hmm..sekarang aku harus bagaimana menghadapi Michiyo?", Yuukopun menghela nafas pasrah. Ia sudah kehabisan ide. Seandainya ada kamera, pasti sangat mudah untuk merekam kejadian yang dilakukan Michiyo pada Yuuko.

"Hah..Aku tidak bisa banyak membantu jika soal ini. Tuan Putri Michiyo sudah dianggap raja sebagai anaknya sendiri-"

"Apa ini ada hubungannya tentang hutang kerajaanku dan Michiyo yang hampir menikah dengan Kenta?", Akhirnya setelah Panjang lebar, Yuuko berhasil menanyakan yang menjadi topik utamanya hari ini.

"B-bagaimana kau tau? Apa dia memberitahumu?", Ryouji langsung terkejut saat mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Yuuko. Darimana Yuuko tau rahasia ini? Padahal Kenta sudah merahasiakannya dari Yuuko sendiri,"Kalau soal itu..kau bertanyalah sendiri dengan Kenta, aku yakin dia lebih mengerti."

"Haishh..kenapa tidak kau sendiri? Bukannya kau bilang jika kau itu sahabatnya Kenta? Aku mungkin hilang ingatan dan tidak tau apa-apa, aku juga belum merasakan jatuh cinta kepada Kenta, tapi aku paling tidak suka jika dibohongi seperti ini, kau tau..hiks..", Entah bagaimana rasanya atau apapun persoalannya, Yuuko memang bukanlah siapa-siapa dan ia hanya orang dari masa depan yang tiba-tiba disini. Tapi ia paling tidak suka jika ada orang yang berbohong.

"J-jangan menangis. Jika Kenta tau tentang hal ini, ia pasti akan membunuhku.", Ryouji mengusap air mata Yuuko yang tejatuh. Ketika memastikan Yuuko sudah tenang, Ryoujipun mengajak Yuuko untuk berkeliling keluar istana sambil jalan kaki dan berusaha menghibur Yuuko setelah percakapan mereka sebelumnya.

"Woahhh~", Pemandangan dari atas bukit memang benar-benar menakjubkan. Yuuko bisa melihat semua perumahan termasuk kerajaan Kenta yang sangatlah besar, ia juga bisa melihat pemandangan yang jaraknya agak jauh. Udaranya sangat sejuk, seumur hidupnya ia tidak pernah merasakan udara seasri ini, ini bahkan lebih sejuk daripada Desa Kitashiobara.

Setelah menghabiskan waktu selama 2 jam diatas bukit, Ryoujipun mengajak Yuuko turun karena udara semakin dingin dan ini sudah mendekati waktu makan malam. Yuuko sempat tidak ingin turun karena hal yang ia hindari sekarang adalah makan malam.

Bukan. Bukan karena makanannya tidak enak.

Melainkan ia pasti bertemu nenek sihir itu lagi, sedang malas berurusan dengan nenek sihir itu. Bolehkah ia makan dikamarnya sendiri? Mungkin itu akan jadi kesempatan bagus untuk semakin menjelek-jelekkan dirinya. Yuuko tidak mau itu. Dengan langkah lemas ia pun balik kekerajaan, dan benar saja jika disana sudah ada Michiyo yang duduk dengan memandangnya sinis. Yuuko sudah bisa menebak jika mulut Michiyo pasti sudah tidak tahan untuk melontarkan kata-kata kasar kepada Yuuko.

"Sungguh lama, apa ini salah satu kebiasaanmu selama dikerajaan? Heh!", Michiyo memalingkan mukanya sombong.

"Maafkan aku, Michiyo, Junichiro.", Yuuko membungkukkan badannya pertanda ia meminta maaf kepada mereka berdua karena telah terlambat datang.

"Tidak apa kok, Yuuko-san. Oh ya, setelah makan nanti ada yang ingin aku bicarakan. Kutunggu dihalaman belakang.", Junichiro tersenyum ramah kepada Yuuko. Ia menghormati sang kakak ipar, walaupun sebelum Yuuko hilang ingatan, mereka berdua termasuk teman dekat.

"Baiklah.", Mereka bertigapun makan dengan tenang seperti biasanya. Hanya ada suara sendok yang menemani keramaian mereka berdua. Waktu tinggal 2 hari lagi sebelum Kenta dan Naozomi pulang.

Seperti biasanya, Junichiro selesai makan terlebih dahulu dan ia meninggalkan ruang makan untuk menunggu Yuuko dihalaman belakang kerajaan.

"Dasar wanita tidak tau diuntung! Bisa-bisanya kau mengambil hati semua orang yang ada dikerajaan ini dengan sifat SOK BAIK mu itu. Cih!", Michiyopun berdiri dan menghampiri Yuuko dengan perasaan marah, ia mengambil gelas dan memecahkannya dimeja, lalu mengambil serpihannya dan menyerang Yuuko secara tiba-tiba.

Dengan sigap Yuuko menahan tangan Michiyo agar tidak mengenai mukanya, tapi sebagai gantinya malah mengenaik telapak tangannya saat ia menahan kaca yang dipegang Michiyo.

Argh~ Darah mulai menetes dari telapak tangan Yuuko, ia hanya meringis kesakitan saat lukanya bertambah lebar.

Menyadari itu, Michiyo langsung menarik tangannya dan ia melukai jari sedikit lalu berteriak kesakitan untuk mencari perhatian kepada semua orang,"Ahh tanganku! Sakittt...Yuuko, ada apa denganmu?", Michiyo memegangi jarinya yang sakit dan saat itu pula semua dayang-dayang menghampiri Michiyo dengan panik.

"B-bukan aku...", Yuuko menutupi telapak tangannya dengan lengan bajunya yang Panjang. Ia pun meninggalkan Michiyo diruang makan yang dikerubungi oleh dayang-dayang kerajaan,"Dasar perempuan itu, bukannya dia yang sok baik didepan semuanya? Ssh~ bagaimana nasib tanganku ini?", Walaupun sudah ditutupi oleh baju, tapi darahnya menembus dikain. Wajahnya sudah mulai pucat karena dikit demi sedikit ia mulai kehabisan darah, ia harus cepat menemui Junichiro untuk meminta pertolongan.

"J-junichiro~ Bisakah kau menolongku? Aku sudah tid-", Saat dirinya mulai dekat dengan Junichiro. Kakinya semakin terasa lemas.

BRUK!

Junichiro menoleh karena terdengar suara orang yang jatuh. Iapun begitu terkejut saat mengetahui bahwa orang itu adalah Yuuko. Dengan keadaan bingung sekaligus terkejut, Junichiro mengangkat Yuuko dan membawanya menuju kamar,"Ada apa dengan-Astaga! Bagaimana bisa tanganmu berdarah?", Junichiro menidurkan Yuuko secara perlahan dan ia bingung kenapa ada darah yang menembus lengan bajunya, saat dibuka ternyata tangan Yuuko terluka parah dan sepertinya darah tidak mau berhenti. Junichiro pun berteriak memanggil dayang dan menyuruh dayang tersebut untuk mengobati telapak tangan Yuuko. Ah~ Jika kakaknya sampai tau hal ini, pasti tidak segan-segan untuk mencari pelakunya dan membunuh tanpa belas kasihan. Ia hanya berharap bahwa kakaknya cepat datang dan mencari siapa pelakunya.

"Apa kau sudah selesai? Tolong panggilkan tabib kerajaan dan suruh Ryouji kemari."

"Baik, Tuan.", Setelah mengobati tangan Yuuko, dayang itu membereskan peralatannya dan membungkukkan dengan sopan sebelum pergi.

Tidak lama setelah perintah Junichiro, tabib dan juga Ryouji datang. Sang tabib datang dengan tenang dan memeriksa kondisi Yuuko.

"Bagaimana kondisi Yuuko sekarang?"

"Menurutku ini lebih mendingan daripada sebelumnya.", Junichiro memandang Yuuko dengan tatapan prihatin. Semenjak kedatangan Michiyo dikerajaan ini, entah kenapa Yuuko selalu dalam bahaya. Tapi ia tidak tau apakah yang menyebabkan semua ini benar-benar Michiyo atau bukan. Ia harus mengumpulkan bukti terlebih dahulu,"Aku butuh bantuanmu, cari pelaku yang menyebabkan Yuuko seperti ini. Setidaknya sambil menunggu Aniki datang, akan kukirim pengawal untuk menyusul Aniki."

"Baiklah."

.

.

.

TBC.

MANNEQUIN BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang