Episode 4

620 42 3
                                        

"Aku tau apa yang kau pikirkan.", Daritadi Kenta sedang menatap Yuuko yang melamun. Kenta sedikit maklum karena calon istrinya itu hilang ingatan walaupun Kenta sangat sedih sebenarnya, tapi dia bisa menyembunyikan perasaan itu akibat wajah datarnya. Sehingga bagi orang-orang yang baru mengenalnya akan terasa seperti dia menunjukkan wajah angkuh. Padahal jika sudah mengenalnya dengan dekat, mereka semua akan tau sifat Kenta yang sebenarnya juga mempunyai hati yang tulus. Ia bersifat cuek hanya untuk orang-orang yang belum mengenalnya dan memang ekspresi wajahnya seperti itu. Ia pernah berkata kepada Ryouji bahwa ia sulit untuk mengekspresikan sesuatu kecuali jika didepan Yuuko, entah kenapa saat menatap Yuuko atau bercanda gurau dengan calon istrinya membuat hatinya damai. Tapi jika kalian melakukan hal sebaliknya, membuat Yuuko sedih bahkan sampai terluka, kalian benar-benar dihadapankan dengan Kenta. Jika diibaratkan kalian seperti membangunkan naluri hewan liar yang ada dalam tubuh Kenta.

"Memang apa yang kupikirkan?", Yuuko menoleh kepada Kenta. Saat ini mereka berdua sedang berbaring diranjang yang sangat empuk dengan lengan Kenta sebagai bantal untuk kepala Yuuko. Dan Yuuko sendiri sebenarnya sedikit canggung dengan posisi seperti ini, tapi karena dipaksa oleh Kenta ia tidak bisa menolak.

"Memikirkan betapa jahatnya diriku. Dan kau takut jika kubunuh, kusiksa dan kuperkos—mfftt—", Saat Kenta menyebutkan kata yang terakhir, Yuuko langsung menutup mulut Kenta agar tidak melanjutkannya lagi. Bagaimana bisa Kenta tau apa yang ia pikirkan? Apa Kenta seorang peramal? Atau ia menggunakan ilmu hitam?

"Y-yak! Ishh..J-jangan sok tau ya? Aku..gak bilang seperti itu kok, Cuma...", Ia bingung bagaimana cara membicarakannya. Yuuko memainkan tangannya dan mata bergerak gelisah, salah satu kebiasaannya saat sedang bingung. Kenta sangat hafal itu.

"Cuma?", Kenta memegang dagu Yuuko, memaksa Yuuko untuk menatap matanya. Ia memandang Yuuko dengan intens, berusaha membaca apa yang sedang dipikirkan oleh Yuuko.

"Oh! Aniki, aku mencarimu daritadi. Ternyata kau ada disini.", Seseorang yang wajahnya terlihat lebih muda dari Kenta muncul dari balik pintu dan menghampiri Kenta.

"Ada apa, Junichiro?"

"Sudah waktunya makan malam, yang lain sudah menunggumu diruang makan.", Junichiro segera pergi dan ia bergegas duduk dikursinya karena tidak sabar untuk makan.

"Ayo kita menyusul mereka.", Kenta mengangkat badan Yuuko dan mereka berdua segera menuju ruang makan. Suasana disana sangatlah sunyi, semuanya berfokus pada makanannya dan tidak ada yang berbicara satupun. Yuuko tidak tau apakah ini adat keluarga kerajaan ataukah mereka sedang bertengkar. Mungkin bagi Yuuko, bertengkar dengan adiknya sudah menjadi hal yang biasa. Tapi ketika disini, mungkin bisa sampai bunuh membunuh.

BRAK! Suasana makan yang tenang menjadi keruh saat seorang perempuan masuk dengan angkuhnya. Ia sempat melewati Yuuko dan memberikan tatapan sinis. Well, itu bukan tatapan yang bersahabat kan?

"Oh Kentaa~ Aku sangat merindukanmu. Apa kau baik-baik saja? Hmm..Kudengar CALON ISTRImu mengalami kecelakaan?", Dengan nada yang dibuat-buat, perempuan itu memeluk lengan Kenta dengan manja. Ia sengaja menekankan kata 'CALON ISTRI' untuk memanas-manasi hati Yuuko. Ia ingin membuat Yuuko cemburu.

"Tsk. Menurutmu? Kau tidak lihat dia ada disampingku sekarang?", Sebenarnya Kenta cukup rishi dengan perlakuan perempuan itu, tapi ia sudah terbiasa karena mau bagaimanapun juga perempuan itu akan tetap datang dan berusaha mencari perhatiannya.

Yuuko yang tidak tau apa-apa hanya melihat dalam diam. Ia memang baru mengenal Kenta dalam segi yang sekarang, tapi entah rasanya perasaan sakit itu muncul dihatinya. Yuuko tidak ingin perempuan itu berlaku yang tidak seharusnya didepannya. Secara status, Yuuko memang lebih unggul. Tapi jika pendekatan, Yuuko yakin perempuan itu pasti sudah mengenal Kenta lama. Apalagi posisinya sekarang adalah hilang ingatan, sepertinya ia harus sedikit berakting.

'Mungkin aku akan bertanya pada Ryouji setelah makan.', Batin Yuuko.

"Michiyo, bagaimana jika kau ikut makan malam bersama kami?", Melihat situasi yang sedikit memburuk, Naozomi menawarkan Michiyo untuk makan malam bersama demi mengalihkan pembicaraan.

"Ehehehe baiklah, kalau begitu aku akan duduk disamping Kenta.", Michiyo menarik kursi yang ada disamping Kenta lalu ia duduk. Suasana ruang makan menjadi lebih rame daripada sebelumnya semenjak kedatangan Kenta. Walaupun yang dilakukan Kenta hanya menjawab seadanya saat Michiyo bercerita Panjang lebar.

'Sepertinya aku tidak dibutuhkan disini.', Yuuko hanya tersenyum pelan lalu ia membereskan piringnya setelah ia selesai makan. Ia ingin cepat-cepat pergi dari atmosfer panas disini. Yuuko segera berpamitan pada yang lain tapi tidak pada Kenta.

Mendengar itu Kenta langsung merasakan hal yang aneh, ia dengan cepat berdiri dan menyusul Yuuko pergi,"Sayang,tunggu.", Kenta dengan cepat memgang lengan Yuuko dan menariknya kesuatu tempat yang sepi.

Melihat itu Michiyo langsung merengut kesal. Nafsu makannya langsung menghilang saat melihat Kenta lebih memilih mengejar Yuuko daripada menemaninya makan,'Tsk. Awas saja kau! Akan kubuat Kenta meninggalkanmu dan memilihku. Masih ada waktu sebelum pernikahan dimulai.', Batin Michiyo sebal. Michiyopun juga meninggalkan ruang makan dan pergi menyusul Kenta. Ia berniat untuk merusak waktu mereka berdua.

Saat ini Yuuko dan Kenta sedang berada didalam kamar mereka, Kenta yakin bahwa tidak ada yang berani masuk tanpa izin,"Kau sakit?", Kenta mengecek kening Yuuko yang diperban, khawatir jika lukanya membuka lagi.

"Tidak,kok. Um..Cuma sedikit risih aja sama..perempuan itu.."

"Perempuan itu? Michiyo?",Yuuko mengangguk.

"Jangan dipikirkan.", Kenta tidak ingin Yuuko memikirkan yang aneh-aneh karena keadaan Yuuko sekarang sedang sakit. Ia sangat khawatir dengan keadaan calon istrinya itu tapi ia tidak mengekspresikan lewat muka, melainkan lewat perbuatan. Iapun menyuruh Yuuko untuk berbaring,"Akan kusuruh Ryouji untuk menjagamu."

"Sekarang?"

"Besok,sayang."

.

.

.

Pagi ini adalah pagi yang tenang, dimulai dari dirinya bangun tidur karena ia senang saat Kenta tidak menjaganya semalaman. Yuukopun bergegas kekamar mandi dan ia menuju ruang makan saat semuanya sudah siap. Tapi disana tidak ada kehadiran Kenta dan Naozomi, Junichiro bilang bahwa anikinya itu harus pergi selama 3 hari untuk menyelesaikan kesalahpahaman dikerajaan sebelah, Yuuko mulai sedikit sedih acara makan hari ini tidaklah lengkap. Jadilah hanya ia, Junichiro dan Michiyo yang berada diruang makan. Suasana awalnya tenang sebelum Michiyo mengatakan kalimat yang membuat hati Yuuko sedikit tersulut api. Awalnya Junichiro mengingatkan Michiyo untuk diam selama makan, Michiyopun diam sampai akhirnya Junichiro meninggalkan ruang makan karena ia harus berlatih memanah dibelakang halaman kerajaan. Setelah semuanya aman, dan Michiyo memastikan bahwa Junichiro benar-benar berlatih. Michiyopun memulai aksinya dengan menyindir Yuuko ini itu dengan tatapan meremehkan.

"Bagaimana bisa Kenta memilihmu. Kau saja tidak bisa apa-apa."

"Ups! Kudengar kau hilang ingatan, Kenapa tidak sekalian mati saja?"

"Dasar wanita tidak tau diuntung! Kalau bukan karena hutang dari kerajaanmu, Kenta pasti akan menikahiku!"

SPLASH! Michiyo menyiram sirup kearah baju dan beberapa mengenai muka Yuuko. Michiyo tersenyum meremehkan dan pergi meninggalkan Yuuko yang hanya diam saja sambil membisikkan sesuatu,"Awas jika kau mengadukannya kepada Kenta, kau akan tau akibatnya!"

Oh God!

Rasanya Yuuko ingin menangis saja sekarang. Ia tidak menyangka bahwa Michiyo akan berkata sekejam itu padanya. Apa benar kerajaannya terlilit hutang pada kerajaan Kenta? Kalau saja Yuuko bisa mengatakan yang sebenarnya bahwa ia dari masa depan, apa Michiyo akan semakin menghinanya? Dan kenapa juga Kenta harus jadi calon suami Yuuko? Apa Kenta merasa terpaksa agar hutang kerajaan Yuuko lunas?

'Pantas saja ia sangat cuek padaku. Ternyata pernikahan ini hanya terpaksa.', Yuuko segera meninggalkan ruang makan dan balik kekamarnya. Ia ingin berganti baju dan segera menemui Ryouji.

.

.

.

TBC.

MANNEQUIN BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang