Episode 14

374 24 1
                                    

Kenta dengan sigap langsung menghampiri sang istri,"Sayang!", Ia melepaskan topeng Yuuko dan memeriksa seluruh badan Yuuko, takut-takut jika pedang yang dibawa penyusup itu melukai istrinya.

"A-aku tidak apa. Hanya—sedikit terkejut.", Yuuko meremas jas mahal Kenta dengan kuat. Pikirannya masih shock. Ia juga sangat takut sebenarnya, bayangkan saja jika pedang yang dipegang penyusup itu benar-benar pedang yang asli. Untungnya, Yuuko memakai baju pelingdung khusus.

"Tsk! Kita kekamar.", Kenta mengangkat Yuuko ala bridal style dan langsung menuju kekamar. Untuk saat ini, bahaya bagi istrinya jika diluar terlalu lama. Lagi-lagi Kenta tidak bisa melindungi istrinya dengan baik. Ia jadi merasa bersalah dengan sang istri,"Kau baik?", Sesampainya dikamar, dengan telaten Kenta melepaskan baju pelindung itu dan akan memeriksanya sekali lagi.

Yuuko hanya menggeleng pelan.

Kenta yang melihat itu bisa maklum. Mungkin karena sang istri masih shock. Iapun dengan cepat langsung menarik Yuuko kedalam pelukannya. Pelukan hangat yang tidak ia rasakan selama 5 hari ini. Yuuko sangat rindu kepada suaminya. Perlahan pikirannya mulai tenang,"J-jangan tinggalkan aku lagi..", Gumam Yuuko pelan dan Kenta mendengarnya walau samar-samar.

Sadarlah Kenta! Belahan jiwamu hanya ingin kau berada disampingnya! Kenapa disaat ini kau malah meninggalkannya?

"Sayang, istirahatlah. Aku akan mengurus masalah ini sebentar.", Cup! Kenta mengecup pucuk kepala Yuuko.

"Kau berjanji untuk tidak akan lama?"

"Aku berjanji.", Kenta mengusap kepala Yuuko, dan dibalas senyuman lembut dari sang istri.

.

.

.

Sementara ditempat lain, Orang bertopeng itu masih terus berlari dari kejaran pengawal kerajaan. Ia menuju kehutan agar para pengawal kesulitan untuk mencarinya.

"Berhenti!"

"Beraninya kau menyakiti Tuan Putri Yuuko!", salah satu pengawal itu terus berteriak dan meminta orang bertopeng itu untuk berhenti. Tapi tetap tidak dihiraukan dan terus berlari.

"Panah dia!"

Semua pengawal yang mengejar orang bertopeng itu mengeluarkan anak panahnya. Satu persatu dari mereka mulai memanah sitarget.

SRETT~

Sepertinya salah satu anak panah itu berhasil mengenai lengan kanan Orang bertopeng itu. Ia sedikit meringis tapi tetap berlari sambil memegangi lengannya yang berdarah,'Gawat! Sepertinya aku salah perhitungan.', Batin Orang itu.

"Berhentii! Sebaiknya kita balik saja. Hari sudah semakin malam. Akan susah jika mencarinya.", Pengawal itu menyuruh rekan-rekannya untuk berhenti dan kembali kekerajaan. Lagipula, ia melihat jika ada anak panah yang mengenai lengan orang bertopeng itu. Pengawal itu yakin, jika pelakunya pasti tidak jauh dari daerah kerajaan. Ia berpikir jika mustahil kalau ada penyusup dari negeri sebrang atau yang lainnya. Pasti pelakunya berasal dari dalam kerajaan. Karena orang bertopeng itu sudah mempelajari gerakan saat pertunjukan dengan cermat.

Setibanya dikerajaan, pengawal itu memberikan laporan kepada Pangeran Kenta,"Maaf Pangeran, pelakunya tidak berhasil kami tangkap. Tapi salah satu dari anak panah kami berhasil mengenai lengan kanannya.", Pengawal itu membungkukkan badannya dengan sopan.

"Aku tidak akan membiarkannya hidup begitu saja!", Kenta mengepalkan tangannya dengan kuat. Sekali lagi ia merasa bahwa dirinya tidak bisa melindungi istrinya dengan benar.

"Pangeran Kenta, saya bukan bermaksud menuduh. Tapi saya kira pelakunya pasti berasal dari dalam kerajaan."

"...Kau benar.", Tidak mungkin ada pelaku selihai itu saat pertunjukkan jika dia tidak mepelajari gerakan awalnya,"Bawa semua dayang yang ikut dalam pertunjukkan kemari! Cepat!", Kenta berdiri dan meninggalkan tempat tersebut diiringi pengawal itu yang memanggil semua dayang yang berpartisipasi dalam pertunjukkan itu. Ia juga tak lupa untuk memanggil sahabatnya, Ryouji.

MANNEQUIN BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang