Episode 8

457 36 4
                                    

#FLASHBACK ON

"Ehehehe Michiyoo..kemarilah, aku menemukan bunga yang cocok untukmu..", Kenta memetik bunga disampingnya dengan perlahan lalu berlari menghampiri Michiyo yang sedang bermain ayunan.

"Ada apa, Kenta?", Michiyo berhenti dan matanya mendadak bersinar-sinar senang saat Kenta membawakan bunga yang indah untuknya. Seakan berkata 'WOW'.

"Ini sebagai janji kita saat sudah besar nanti kau akan menikah dengankuu..", Kenta menyelipkan bunga tersebut ditelinga Michiyo,"Kau cantik!"

#FLASHBACK OFF

"Maaf, aku tidak bisa menepati janji itu sekarang.", Kenta berusaha melepaskan tangan Michiyo dengan lembut namun sepertinya Michiyo menolak dan malah mempererat genggamannya pada Kenta,"A-aku tidak keberatan jika harus menjadi istri yang kedua..tolong pikirkan baik-baik, sebelum kau menyesal..", Michiyo mengecup bibir Kenta dengan penuh perasaan lalu meninggalkan taman.

Sementara Kenta hanya diam tak menjawab pernyataan Michiyo, ia bimbang sekarang. Haruskah Kenta memilih Michiyo yang statusnya sebagai teman masa kecilnya juga cinta pertamanya atau Yuuko yang sebentar lagi akan jadi istrinya, walaupun kedekatan mereka dimulai sedikit paksaan namun itu tidak memungkiri bahwa Kenta juga mencintai Yuuko. Prinsipnya adalah ia hanya ingin mempunyai satu istri yang akan ia cintai seumur hidup bahkan sampai mati.

Disisi lain, Yuuko ternyata mendengar semua percakapan mereka berdua. Ia tidak bisa tidur karena saking penasarannya dengan percakapan mereka berdua, tapi kalau begini jadinya Yuuko lebih menyesal lagi telah mendengarkannya. Dugaannya benar, Michiyo akan berusaha merebut Kenta darinya. Ternyata begini rasanya, sakit sekali sampai sulit bernafas jika memikirkan kejadian yang tadi. Apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah ini semua yang menjadi penyebab kemarahan Michiyo? Yah, mungkin memang dirinya lah yang bersalah disini, merebut calon tunangan orang lain.

Tes!

"Hm? Kok aku menangis?", Yuuko dengan cepat menghapus air matanya tapi apa daya, air matanya terus saja mengalir dan tidak bisa berhenti,"Ugh..ada apa denganku? Hiks..", Yuuko langsung pergi dari tempat tersebut. Ia memutuskan untuk menenangkan dirinya dan berusaha melupakan apa yang terjadi barusan.

Yuuko tidak sadar jika dirinya berjalan tanpa arah dan keluar kerajaan, pikirannya sedang kalut dan hatinya tidak bisa tenang.

SRET!

Tiba-tiba seseorang menarik tangan Yuuko,"Mau kemana?"

Oh! Itu Kenta.

"Lepaskan aku..", Yuuko hanya menggumam pelan. Kepalanya menunduk untuk menghindari kontak mata dengan Kenta.

"Lepaskan? Jangan pernah bermimpi, Yuuko! Pulang!", Genggaman Kenta pada tangan Yuuko semakin erat karena Yuuko menolak untuk pulang. Kenapa calon istrinya ini keras kepala sekali, heh? Apa dia tidak tau jika emosi Kenta sudah diubun-ubun sekarang? Beruntunglah ini ditempat umum, Kenta akan lebih menjaga perilakunya. Wow, pengecut sekali dirimu!

"Kau egois.."

"Katakan dengan keras Yuuko! Siapapun tidak akan bisa mendengar jika suaramu sekecil itu.", Kenta memegang dagu Yuuko dengan paksa dan terkejut saat melihat mata istrinya yang menangis. Tiba-tiba Kenta merasa bersalah sudah membentak Yuuko,"Sshh! Jangan menangis! Aku minta maaf.", Kenta tidak tau apa yang menyebabkan Yuuko menangis seperti ini, tapi ini mungkin kaitannya dengan bentakannya tadi.

"A-aku tidak menangis..", Yuuko menepis tangan Kenta lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Ck. Kemari!", Kenta menarik tangan Yuuko dan membawanya kesalah satu rumah warga setelah Kenta meminta izin dengan tidak sopannya, tentu saja siwarga mengizinkannya saat menatap muka mengerikan Kenta. Benar-benar orang yang egois.

MANNEQUIN BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang