Episode 17

270 18 7
                                    

BRAK!

"MICHIYO!", Kenta berlari mencari Michiyo kesepenjuru istana.

"Ada apa denganmu, Kenta?", Ryouji dan Yuuko datang menghampiri Kenta. Bagaimana tidak? Suara Kenta yang menggema sampai terdengar dari kamar Yuuko saking kerasnya.

"Dimana Kazu?", Yuuko memegang ujung jas mahal Kenta.

"Dia-sekarat. Aku tidak membunuhnya, aku sudah berjanji padamu.", Pandangan Kenta berubah menjadi sendu jika didepan Yuuko.

"Kau sudah berusaha dengan keras, sayang.", Yuuko membelai pipi Kenta sang suami dengan lembut. Walaupun ia tidak bisa menghentikan Kenta sepenuhnya, setidaknya sang suami tidak membunuh saudaranya sendiri,"Akan kusuruh tabib kerajaan untuk mengobati lukanya.", Yuuko mengecup bibir Kenta sekilas lalu pergi untuk mencari tabib kerajaan.

"Apa yang sebenarnya terjadi?", Suasana berubah menjadi serius kembali.

"Hhh-Kau pasti tidak akan terkejut jika dalang dari semua ini adalah Michiyo.", Kenta mengepalkan tangannya kuat. Ia memang tidak terkejut dengan hasil akhirnya. Tapi Michiyo cukup berbahaya bila dilawan sendirian. Itu sudah terbukti saat Yuuko istrinya sering menjadi korban kemarahan Michiyo. Dan ia yakin, Michiyo sudah tidak mengenal takut kepadanya.

"Akan kusuruh seluruh pengawal kerajaan untuk berjaga diluar istana."

Sial!

Kenapa disaat seperti ini Michiyo justru menghilang? Pantas saja Kenta tidak melihat batang hidungnya semenjak perayaan itu dimulai. Rupanya Michiyo sudah mengantisipasi rencananya dari awal.

"Kenta/Aniki."

Disaat yang bersamaan Naozomi sang kakak tertua dan Junichiro datang menghampiri Kenta. Rupanya berita menyebar dengan cepat.

"Aku baru saja pulang dari pelatihan, dan tiba-tiba mendengar berita mengejutkan dari Michiyo....", Ucap Naozomi sang kakak tertua.

"...Salah satu pengawal berkata jika dia membawa pasukannya untuk menyerang kerajaan kita.", Sambungnya.

"Aniki, kau hanya punya waktu 20 menit untuk melarikan diri kehutan. Bawalah istrimu. Biar aku dan Naozomi aniki yang akan mengurusnya.", Junichiro segera memanggil beberapa pengawal untuk menyiapkan kuda secepatnya.

"SIAL!", Kenta segera berlari mencari sang istri,"Sayang!"

"Ada apa? Apakah sesuatu sedang terjadi?", Mendengar panggilan dari suaminya, Yuuko segera menghampiri Kenta.

"Kita pergi dari sini.", Kenta menarik tangan Yuuko sedikit kasar. Ia segera membawa sang istri kehalaman belakang. Disana sudah terlihat beberapa pengawal yang akan melindungi mereka selama perjalanan.

"T-tunggu dulu..A-apa yang terjadi..?", Yuuko yang masih dalam keadaan bingung bertanya kepada salah satu dayang yang memakaikannya jubah hitam yang besar sehingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Tuan Putri Michiyo sedang menuju kekerajaan ini untuk melakukan penyerangan. Hanya Pangeran Kenta dan Tuan Putri Yuuko yang akan pergi terlebih dahulu..", sang dayang mengikat jubah hitam itu agar tidak terlepas.

"B-bagaimana dengan yang lain...Kenta..."

"Kau sudah mengerti sekarang?"

SRETT~

Dengan satu hentakan Kenta mengangkat badan Yuuko untuk menaiki kuda tersebut, disusul oleh Kenta dibelakangnya.

"Kita pergi!"

.

.

.

BRAK!

MANNEQUIN BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang