(Y/N) POV
"Apa, aku masih bisa berbahagia bersama lelaki lain?"
"Dalam satu tahun? Sepertinya tidak bisa."
Akupun melanjutkan makan malam ku seperti biasa
Ceklek
"Loh? Dari mana kak? Makan kak."
"Iya dek. Ini kakak baru saja belikan masker dan beberapa tisu. Kan kakak sudah bilang cepat atau lambat, pasti adek mimisan." Jean
"Iya yah. Hehe... yaudah makan kak."
Kak Jean langsung duduk disampingku sambil menatap kosong makanan kubuat
Aku juga merasa tidak enak melihat kak Jean sikapnya seperti ini. Aku yakin dia sangat syok berat setelah mendengar penjelasan dokter Hanji
"Kak... makan kak. Nanti sakit loh."
"Eh, iya. Kakak makan yah." Jean
Akhirnya, kak Jean mengambil satu suapan sendok lalu menaruhnya dimulutnya
Tapi, dia mengunyah makanannya sangat pelan
Seharusnya, yang sikapnya seperti ini itu aku
Kenapa malah kak Jean?
"Dek, kamu mau bahagia tidak selama kamu masih hidup?" Jean
"Eh? Boleh kak."
"Kalau kamu mau..." Jean
Tiba-tiba raut wajah kak Jean memerah
Kenapa aku merasakan aura-aura mesum yah?
"Mau menikah kontrak tidak sama kakak?" Jean
"Eh?"
Awalnya memang biasa, tapi jika dipikir terlalu dalam
"EH!!!!!!!!!"
"Cuman tawaran saja dek." Jean
"TIDAK! MESUM IH!"
Aku terus-terusan memukul kasar lengan kak Jean tanpa henti
"Ah! Aduh! Sakit dek!" Jean
"Rasain! Masih mau?!"
"Iya deh, enggak lagi dek. Kakak ampun." Jean
Aku langsung membuang nafasku kasar dan kembali duduk dikursiku sembari memakan makananku yang masih tersedia dipiringku
"Huft... bagaimana dengan ibuku? Apa yang dia bilang?"
"Dia akan secepatnya datang kesini. Tapi belum bisa dipastikan kapan." Jean
"Oh... begitu yah?"
"Maaf dek. Kakak juga sudah bicara sama ibu kakak kok. Ibu kamu dan ibu aku sudah ngijinin kita untuk tinggal bersama." Jean
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary [Levi X Readers]
FanfictionAwalnya aku patah hati, melihat orang yang kusukai bersama wanita lain. Aku langsung berlari entah kemana dan berhenti disebuah taman yang terdapat bintang jatuh disana. Dengan segera, aku mengambil diaryku dari tasku dan mencatat moment-moment pata...