Penasaran

1.5K 202 13
                                    

"Aku membuang cincinnya untukmu! Kau tahu itu?" Levi

Hah?

Apa aku sedang bermimpi?

Tapi... mengapa aku sedikit senang sehingga ingin memeluknya?

Tidak! Pasti dia salah! Bukan dia yang kutunggu!

"Apa yang kau pikirkan? Apa kau mengingatku?" Levi

"Hah? Tidak! Memangnya siapa kau? Kau ini aneh sekali!"

"Terserah padamu bila kau ingin mengataiku apa, tapi aku datang kesini untuk memenuhi janji." Levi

"Levi... sebaiknya kau pergi sekarang. Aku ingin tidur. Aku akan mendengar penjelasanmu besok pagi saja."

"Kau mengusirku?" Levi

"Tidak begitu. Tapi aku membutuhkan istirahat sekarang."

"Baiklah kalau itu maumu. Tapi aku akan kesini lagi besok." Levi

"Ya..."

Aku langsung berbalik berlawanan dari Levi

Sebenarnya, aku tidak bermaksud mengusirnya ataupun menyuruhnya pergi

Aku merasa pusing untuk saat ini

Mungkin aku tidak dibolehkan untuk berfikir terlalu banyak dan memaksakan diri

"Dek? Udah selesai ngomongnya?" Jean

Kulihat kak Jean memasuki kamar ku sambil membawa kantong plastik ditangannya

"Iya."

"Dia ngomong apa dek? Wajah kamu tambah lesu." Jean

Bila dipikir lagi, memang saat ini wajahku terlihat lesu karena memikirkan sesuatu dan juga terdapat pening dikepalaku

"Dek, kamu tidak apa-apa kan?" Jean

"Tidak. Aku baik-baik saja."

"Kau yakin? Apa perlu kupanggilkan Hanji?" Jean

"Tidak usah. Aku baik-baik saja. Percayalah."

"Oh begitu... aku ingin menjemput Levi dulu. Kau bisakan kutinggal sendiri disini?" Jean

"Ya. Aku akan menunggumu."

Sebelum pergi, kak Jean tersenyum padaku dan mengelus pelan rambutku

Entah kenapa aku ingin menulis diaryku bahkan kondisiku tidak memungkinkan

"Kak, bisakah kau membantuku duduk dan mengambilkan diaryku? Aku sangat ingin menulis."

"Kau yakin? Biar aku saja yang menulis. Kau tinggal mengatakannya saja padaku." Jean

"Tidak perlu. Lagian kau harus menjemput Levi. Meski terhalang dengan beberapa selang. Tapi aku masih bisa menulis dengan tangan kiri."

"Kau yakin?" Jean

"Tentu saja."

Meski kak Jean tidak mau, tapi pada akhirnya pasti dia akan melakukannya. Saat ini, dia akan melakukan apapun yang kumau

"Terima kasih kak."

"Sama-sama. Aku pergi dulu." Jean

Akupun mengambil pulpen yang selalu kusalipkan pada diaryku dan menempelkan ujung penanya dilembar kertas tersebut

Mataku... aku yakin mataku berkaca-kaca

Entah kenapa

Tapi... aku ingin menangis kali ini

Diary [Levi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang