(Y/N) POV
"Ehm? Aku dimana?"
Mataku tiba-tiba saja terbuka dan kudapati diriku terbaring diatas kasur beserat beberapa tabung gas disamping kanan dan kiriku
Mataku terlirik kearah sebelah kiri, dimana terdapat sebuah jendela besar yang memperlihatkan sebuah langit malam yang mendung karena sekarang telah hujan
Mataku melirik kearah kanan, kudapati sebuah buah yang terdapat diatas laci
Mataku melirik kearah langit-langit plafon, disitu hanya ada sebuah lampu yang menerangi ruangan ini
Kalau dipikir-pikir lagi, tidak ada orang yang menemaniku
Kak Jena dimana sih?
Dan juga... kenapa aku berada disini? Bukannya aku berada.... dimana yah?
Kenapa aku bisa lupa?
Ada apa denganku?
Sepertinya aku pernah meraskan hal ini juga
Ah! Lupakankah! Yang jelas aku sebelumnya tidak berapa disini melainkan tempat lain
Ceklek...
Disebelah kanan, kudapati seorang wanita berkacamata dan rambutnya ia berwarna cokelat dan juga diikat
Dia mendekat padaku dan duduk disebuah kursi dimana telah disiapkan untuk para penjenguk pasien
"Zayra, apa kau tahu aku?" Hanji
Suara ini adalah dokter Hanji, aku tahu itu
"Apa maksudmu? Tentu saja aku mengetahuimu! Kau kan dokter Hanji."
"Syukurlah..." Hanji
"Memangnya kenapa? Oh iya, dan dimana kak Jean?"
"Jean sedang ada urusan sebentar dan akan kembali secepat mungkin, katanya." Hanji
"Apa yang ingin kau bilang padaku?"
"Langsung pada intinya." Hanji
"Ya, aku tidak suka bila kau berlama-lama."
"Sekarang, aku adalah dokter yang bertanggung jawab padamu." Hanji
"Hanya itu? Aku rasa tidak."
"Bukan hanya itu yang ingin aku katakan." Hanji
"Terus apa lagi?"
"Hidupmu... tambah pendek." Hanji
"Ya? Berapa lama lagi sisa waktuku?"
"Sisa 3 bulan." Hanji
"3 bulan? Kau yakin? Kau berkata umurku sisa 1 tahun lagi."
"Aku rasa tidak. Karena kau sudah semakin parah (y/n). Kau akan dicutikan libur sampai benar-benar sehat." Hanji
"Bagaimana bila aku tidak sehat dan berujung... kematian?"
"Aku belum bisa memastikan itu. Tapi.. kau mempunya harapan pada 5%. Semoga saja ada keajaiban yang akan mendatangimu." Hanji
"Oh."
"Kau tidak sedih?" Hanji
"Sedih? Kalau seperti itu tentu saja iya. Tapi mau diapakan lagi? Toh takdir sudah menentukan nasibku."
"Oh iya. Aku lupa mengatakannya padamu. Ibumu aka sedikit lebih lama untuk pulang kesini." Hanji
"Tidak apa-apa Hanji. Aku baik-baik saja."
Kulihat mata Hanji berkaca-kaca sedari tadi, dimulai dari membuka pintu sampai detik ini
Tapi aku rasa dia masih ingin terlihat tegar didepanku walaupun aku tahu bahwa dia juga prihatin denganku
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary [Levi X Readers]
FanfictionAwalnya aku patah hati, melihat orang yang kusukai bersama wanita lain. Aku langsung berlari entah kemana dan berhenti disebuah taman yang terdapat bintang jatuh disana. Dengan segera, aku mengambil diaryku dari tasku dan mencatat moment-moment pata...