"A-apa? Di-dia semarah itu sehingga dia hampir saja membunuhmu?" Jean
"Ya, seperti itu. Itulah mengapa aku tahu sisi gelap ibu (y/n) dan cepat-cepat memanggil polisi."
"A-aku tidak tahu harus berkomentar apa." Jean
"Kenapa kau tidak menelfon polisi? Kau kan sudah tahu apa yang ingin dia lakukan!"
"Aku tahu, tapi nanti dia akan membunuhku." Jean
Tidak lama kemudian, para polisi itupun datang
Tidak banyak sih, tapi cukup untuk membuat nenek tua itu menyerah dan menyerahkan diri kepolisi
Dan para polisi itu datang pada waktu yang tepat, dimana terdengar suara pistol yang berbunyi dari dalam
"Kalian dengarkan semuanya? Ayo kita masuk. Apa kalian memiliki satu pistol dan satu pisau?"
"Ya, apa anda juga ingin ikut menyerang?" Polisi
"Jangan ragukan keahlianku."
Tanpa aba-aba aku langsung mendobrak pintu sekeras-kerasnya
Para polisi itu masuk dengan segera dan menargetkan pistolnya pada nenek tua itu
Mataku terbelak kaget saat melihat wanita yang kusayangi sedang berlumuran darah sekarang mengingatkanku pada kejadian masa kecil
"SUDAH HENTIKAN! KAU TIDAK KASIHAN MELIHAT DARAH YANG MASIH MENGALIR DISEKUJUR TUBUH (Y/N)? HAH? DASAR NYONYA TUA!"
Author POV
Situasi saat ini sangat menegangkan
Jangan ragukan ibu (y/n). Meski dia itu perempuan, tetapi tenaganya melebihi lelaki biasa
Ada kemungkinan bahwa polisi itu bisa dia taklukkan dengan mudah
" (y/n)?" Levi
Mata Levi terbelak kaget melihat cinta pertamanya sedang berdarah sedangkan cinta pertamanya sedang berusaha meraih tubuh Eren yang sedang terbaring lemas dilantai akibat ibunya yang baru saja menembak Eren tepat pada lengannya
"E-eren!" (Y/n)
(Y/n) panik! Tidak tahu harus berbuat apa
Jean sedang memanggil dokter penanggung jawab (y/n)
Ibu (y/n) belum bergerak sedangkan Levi tidak tahu harus berbuat apa untuk sekarang
"Nyonya, lepaskan senjatamu bila kau tidak ingin kami menembakmu." Polisi
"Oh? Benarkah?" Ibu
Mata polisi itu fokus terus dengan arah pistol ibu (y/n) yang sedang ia gerakkan kekanan dan kekiri
Dan anehnya, mata polisi itu dipermainkan dengan arahan pistol tersebut!
"Sudah cukup main-mainnya!" Ibu
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!
Dor!
5 peluru kecil menancap tepat dimasing-masing kepala para polisi itu
Levi terdiam, tetapi dia masih tahu harus berbuat apa ketika berada disituasi ini
"Astaga! Tanganku gatal sekali!" Ibu
"Kau---akan kutaklukkan sekarang juga." Levi
Levi berjalan mendekat namun perlahan
Dia masih mengancungkan pistol tersebut kearah targernya, atau lebih tepatnya dibagian perut
Levi tidak mau membunuhnya, yang dia mau dari wanita yang dia anggap 'nenek tua' itu, Levi hanya ingin memasukinya dirumah sakit jiwa saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary [Levi X Readers]
FanfictionAwalnya aku patah hati, melihat orang yang kusukai bersama wanita lain. Aku langsung berlari entah kemana dan berhenti disebuah taman yang terdapat bintang jatuh disana. Dengan segera, aku mengambil diaryku dari tasku dan mencatat moment-moment pata...