Part 2

2.8K 85 17
                                    

Pagi itu, entah tanggal berapa, hari Senin, hari pertama kali Ama sekolah di MA Al-Falah. Sebuah sekolah yang berbasis Islam dan terkenal dengan siswa-siswi yang alim. Masuk di Al-Falah bukanlah hal yang mudah, para siswa harus mengikuti beberapa tes terlebih dahulu.

Dengan herannya, entah mengapa Ama bisa diterima sekolah disitu. Padahal, dalam hati, ia sama sekali tidak berminat sekolah disitu. Tentu saja, ini karena paksaan dari kedua orangtuanya.

Jujur, waktu masih SMP, Ama sangat dikenal se-antero sekolah. Bukan karena kepintaran atau kecantikan yang ia miliki, tetapi, karena sifat yang kurang baik yang ada dalam dirinya. Dulu, ia suka mengganggu siswa-siswi di SMP-nya dulu. Mulai dari merampas makanan para murid, bolos pelajaran maupun sekolah, sering terlambat, tidak pernah mengerjakan tugas, dan lain sebagainya.

Maka tidak heran jika Ama tidak berminat sama sekali di sekolahkan di sini. I sebenarnya ingin menolak, tapi, jika ia menolak ia akan didaftarkan oleh ayahnya di pondok pesantren. Membayangkan kehidupan di pesantren membuat Ama takut karena ia tidak akan bisa berbuat sesuka hatinya. Maka dari itu, ia lebih memilih di MA ini ketimbang di pondok pesantren.

-----

Pemandangan yang ia lihat pertama kali saat masuk MA ini adalah asing. Bagaimana tidak? Sekolahnya dulu terkenal dengan orang-orang yang nakal, sangat berbeda sekali dengan sekolahnya saat ini. Sekolah yang sangat alim dengan peraturan yang ketat. Disini juga diwajibkan memakai hijab bagi seorang siswa perempuan. Bahkan, ia dulu jarang sekali memakai hijab.

Ia sering sekali main ke rumah teman tidak memakai hijab. Bahkan, ia pernah kesekolah tidak memakai jilbab waktu SMP dulu. Apakah kalian tahu bagaimana reaksi kedua orangtuanya? Mereka sangat marah. Bahkan, ia dilarang pergi kemana pun kecuali ditemani bundaku.

Ia bahkan pernah memakai pakaian yang pendek. Kalau di rumah, ayah dan bundanya tidak mempermasalahkan hal itu. Tetapi, ia memakainya di luar rumah. Saat kedua orangtuanya mengetahui perbuatannya, mereka memarahinya habis-habisan. Ia dulu pernah berpikir kalau kedua orangtuanya itu jahat. Ternyata, mereka sangat baik. Mereka memarahinya karena ia salah. Dan kini, ia mulai menyadarinya.

Ama melihat daftar nama dan kelas.

Tsania Amalia. Kelas X-07.

Ia pun segera mencari kelas itu. Dan ia menemukan kelas itu di lantai dua. Ia mulai masuk di kelas itu dan memilih tempat duduk di bagian tengah. Ia tidak ingin di depan, karena ia sering tidur di kelas. Ia juga tidak ingin duduk dibelakang, kalau di belakang biasanya jadi sasaran guru untuk menyuruh siswa maju ke depan.

Ia meletakkan tasku di kursi. Kelas sudah mulai ramai. Ia hanya celingukan, tidak ada satu orangpun yang ia kenal di dalam kelas ini.

Seketika ada seorang perempuan yang duduk di sampingnya. Ia melirik perempuan itu. 

"Emm..aku boleh duduk di sini?" Tanya perempuan itu. Ia hanya tersenyum menanggapinya.

Perempuan itu mulai duduk di samping Ama. Sepertinya, dia perempuan yang baik.

"Namamu siapa?" Tanya perempuan itu lagi.

Ia memutar posisi duduknya yang semula menghadap papan tulis sekarang berubah menghadap perempuan yang ada di sampingnya itu, "Nama gue..eh..namaku Tsania Amalia. Panggil aja Tsania. Eh jangan, panggil Ama aja biar gampang."

Ia hanya mengangguk. Ama pun bertanya balik pada perempuan tersebut, "Nama lo..eh maksudnya, nama kamu siapa?"

"Namaku Fadhilla Qhoirunnisa, panggil aja Dilla."

Ama hanya tersenyum dan mangangguk menanggapi tersebut.

Dilla ini cantik. Manis. Dilihat dari mukanya kelihatan dia masih polos. Beruntung, ia kenal dengan Dilla. Selain cantik, ia juga sangat ramah. Buktinya baru masuk hari pertama saja ia sudah mulai akrab dengannya.

Tidak lama, guru pun datang. Guru tersebut berkenalan kepada murid-murid. Juga murid-murid berkenalan tentang diri mereka masing-masing termasuk Ama.

Mulai dari sini Ama mengetahui suatu hal, bahwa teman satu kelasnya ini sebenarnya asyik, tetapi mereka asyik dengan cara yang benar. Bukan asyik dengan cara yang salah seperti waktu SMP.

"Aku akan memulai semuanya dari awal. Akan akan berhenti menjadi perempuan yang nakal. Terserah, jika kawan lamaku tidak suka terhadap aku yang sekarang, aku tidak peduli. Toh, aku cuma butuh teman yang bisa membuatku menjadi lebih baik."
-Tsania Amalia

-----

Next?

Tunggu ya.

Jangan lupa vommentnya!

Terimakasih❤️

PENANTIAN [Sedang Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang